Selain Tahajud, Ini Shalat Sunnah Yang Dianjurkan Rasulullah SAW.
Shalat sunnah merupakan shalat yang boleh dikerjakan boleh juga tidak. Dikerjakan mendapat pahala dan tidak mengerjakannya tidak mendapat dosa
Doa Setelah Shalat Istikharah
“Allaahumma inni astakhiiruka bi’ilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as aluka min fadhlikal ‘adzhiimi. Fainnaka taqdiru walaa aqdiru walaa a’lamu wa anta ‘al-laamulghuyuubi. Allaahumma inkunta ta’lamu anna haadzal amra khairun lii fii diinii wama’aasyii faqdurhu lii wa yassirhu lii tsumma baariklii fiihi wa inkunta ta’lamu anna haadzal amra syarrun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii wa ‘aajilihi fashrifhu ‘annii washrifnii ‘anhu waqdurlil khaira haitsu kaana tsumma radh-dhinii bihi.”
Artinya:
“Wahai Allah, bahwasanya aku mohon pilihan olehMu dengan ilmu-Mu, dan mohon kepastian-Mu dengan kekuasaan-Mu, serta mohon kepada-Mu dari anugerah-Mu Yang Maha Agung, karena Engkaulah Dzat yang berkuasa, sedang aku tiada kuasa, dan Engkaulah Dzat Yang Maha Mengetahui, sedang aku tiada mengetahui, dan Engkaulah Dzat yang mengetahui yang ghoib. Wahai Allah, jika adanya, Engkau ketahui bahwa urusan ini …….. (sebutkan urusan yang dimaksud) adalah baik bagiku, untuk duniaku, akhiratku, penghidupanku, dan akibat urusanku untuk masa sekarang maupun besoknya, maka kuasakanlah bagiku dan permudahkanlah untukku, kemudian berkahilah dalam urusan itu bagiku. Namun jikalau adanya, Engkau ketahui bahwa urusan itu ……… (sebutkan urusan yang dimaksud) menjadi buruk bagiku, untuk duniaku, akhiratku, penghidupanku, dan akibatnya persoalanku pada masa sekarang maupun besoknya, maka hindarkanlah aku dari padanya, lalu tetapkanlah bagiku kepada kebaikan, bagaimanapun adanya kemudian ridhoilah aku dengan kebaikan itu.”
7. Shalat Hajat
Jika kita memiliki maksud, tujuan, keperluan, dan sangat berharap bahwa apa yang kita inginkan dapat dikabulkan oleh Allah SWT maka kita bisa mengerjakan shalat sunnat untuk meminta hajat kepada Allah, yakni Shalat Hajat. Shalat ini tidak hanya terbatas pada keinginan kita semata tetapi juga bisa untuk hubungan antar sesama manusia.
Dengan kata lain, cara termudah dan tercepat untuk mengadu kepada Allah SWT adalah melalui shalat Hajat. Boleh dikerjakan kapan saja, asalkan bukan pada waktu yang dilarang, misalnya setelah shalat subuh. Paling utama dikerjakan pada malam hari, pada sepertiga malam terakhir.
Tata Cara Shalat Hajat
Shalat Hajad dikerjakan paling sedikit 2 raka’at dan paling banyak 12 raka’at dengan ketentuan satu kali salam setiap 2 raka’at.
Niat
“Ushallii sunnatal haajati rak’aataini lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku berniat shalat hajat sunah hajat dua raka’at karena Allah Ta’ala.”
Membaca do’a Iftitah
Membaca surat Al-Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan membaca salah satu surah di dalam Al-Qur’an; raka’at pertama membaca surat Al-Ikhlas, raka’at kedua membaca Ayat Kursi (Surah Al-Baqarah ayat 255).
Dikerjakan dengan gerakan shalat seperti biasa sampai salam.
Selesai shalat, dianjurkan untuk membaca Istighfar sebanyak 100 kali, shalawat Nabi 100 kali, dilanjutkan dengan doa.
Doa Selesai Mengerjakan Shalat Hajat
“Laa ilaha illallohul haliimul kariimu subhaanallohi robbil ‘arsyil ‘azhiim. Alhamdu lillaahi robbil ‘aalamiin. As `aluka muujibaari rohmatika wa ‘azaaima maghfirotika wal ghoniimata ming kulli birri wassalaamata ming kulli itsmin Laa tada’ lii dzamban illa ghofartahu walaa hamman illaa farojtahu walaa haajatan hiya laka ridhon illa qodhoitahaa yaa arhamar roohimiin.”
Artinya:
“Tidak ada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Lembut dan Maha Penyantun. Maha Suci Allah, Tuhan pemelihara Arsy yang Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Kepada-Mu-lah aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat-Mu, dan sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh keuntungan pada tiap-tiap dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa daripada diriku, melainkan Engkau ampuni dan tidak ada sesuatu kepentingan, melainkan Engkau beri jalan keluar, dan tidak pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaan-Mu, melainkan Engkau kabulkan. Wahai Tuhan Yang Paling Pengasih dan Penyayang.”
Selesai berdoa, lalu kita memohon kepada Allah tentang apa yang kita inginkan (yang dihajatkan).
8. Shalat Taubat
Shalat sunnat ini dikerjakan dengan tujuan untuk meminta ampunan kehadirat Allah SWT atas dosa (atau merasa berbuat dosa) dan kemudian sadar bahwa apa yang telah ia kerjakan itu adalah salah sehingga harus memohon ampunan kepada Allah SWT dan berniat untuk tidak melakukan kesalahan itu lagi. Minimal dikerjakan 2 raka’at, dan maksimal dikerjakan 4-6 raka’at dengan ketentuan satu kali salam setiap 2 raka’at.
Tata Cara Shalat Taubat
Niat
“Ushalli Sunnatat Taubati Rak’ataini Lillaahi Ta’aalaa. Allaahu Akbar’ ”. yang artinya: “Aku niat Shalat Sunah Taubat dua Raka’at karena Alloh Ta’ala, Allah Maha Besar.”
Mengucap Takbir (takbiratul ihrom) bersamaan dengan niat dalam hati
Membaca do’a iftitah
Membaca surat Al-Fatihah, dilanjutkan dengan salah satu surat dalam Al-Qur’an
Ruku’
I’tidal
Sujud
Duduk antara 2 sujud
Sujud ke-2
Berdiri untuk raka’at kedua, kemudian lanjutkan seperti raka’at pertama sampai salam
Bacaan Setelah Shalat Taubat
Doa Shalat Taubat
Shalat Gerhana
Seperti namanya, shalat ini dilakukan saat terjadi gerhana, baik gerhana matahari maupun gerhana bulan dan diikerjakan sebanyak dua raka’at. Waktu mengerjakan adalah mulai dari terjadinya gerhana bulan/gerhana matahari, sampai bulan terbit kembali (nampak utuh) atau sampai matahari terlihat kembali.
Shalat gerhana bulan disebut shalat khusuf, sedangkan shalat gerhana matahari disebut shalat kusuf. Shalat sunnat gerhana dikerjakan dengan tujuan ibadah, terutama karena kejadian gerhana adalah jarang terjadi.
Tata Cara Shalat Gerhana
Ada dua pendapat mengenai cara mengerjakan shalat sunnat gerhana ini. Pendapat pertama, ada ulama yang mengatakan bahwa cara pengerjaannya sama seperti shalat sunnat biasanya yakni satu kali salam setiap lepas 2 raka’at.
Sedangkan pendapat kedua menyatakan bahwa pengerjaan berbeda, yakni; dikerjakan dengan 2 raka’at dengan setiap raka’at ada 2 kali ruku’ dan 2 kali sujud. Pendapat yang kedua inilah yang lebih banyak dipilih oleh ulama (mayoritas).
Niat
Niat shalat gerhana bulan
“Ushallii Sunnatal Khusuufil-Qomari Rak’ataini Lillahi Ta’alaa “ yang artinya: “Aku niat mengerjakan shalat sunnah Gerhana Bulan dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Niat shalat gerhana matahari
“Ushallii Sunnatal Kusuufis-Syamsi Rak’ataini Lillahi Ta’alaa.” yang artinya: “Aku niat mengerjakan shalat sunnah Gerhana Matahari dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Takbiratul ihram
Membaca do’a istiftah dan berta’awudz
Membaca surat Al-Fatihah dan dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah)
Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya
I’tidal
Setelah I’tidal, kembali ke posisi berdiri dan tidak dilanjutkan dengan sujud melainkan kembali pada posisi berdiri dengan kedua tangan bersidekap di atas pusar dan kembali membaca surat Al-Fatihah yang dilanjutkan dengan surat panjang (berdiri yang kedua dilakukan dengan lebih singkat)
Ruku’ kembali dan dilakukan lebih singkat
I’tidal
Dilanjutkan dengan sujud. Sujud pertama dilakukan lebih panjang (sepanjang saat kita melakukan ruku’ pertama) lalu duduk antara dua sujud, kemudian lakukan sujud kembali.
Berdiri setelah sujud untuk mengerjakan raka’at kedua (dilakukan seperti pada raka’at pertama namun gerakan dan bacaannya lebih singkat)
Tasyahud
Salam
Selesai shalat, imam akan menyampaikan khotbah (isinya tentang anjuran berdzikir, berdoa, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak)
10. Shalat Tasbih
Shalat Tasbih merupakan shalat sunnat yang sangat dianjurkan oleh Rasullullah SAW, jika mampu, dilakukan setiap hari, seminggu sekali, sebulan sekali, setahun sekali, bahkan sekali dalam seumur hidup. Disebut shalat tasbih karena dalam 4 raka’at mengandung bacaan 300 kali tasbih.
Tata Cara Shalat Tasbih
Shalat Tasbih dikerjakan 4 raka’at; jika dikerjakan pada siang hari maka cukup dengan satu kali salam, jika dikerjakan pada malam hari dengan dua kali salam (dua raka’at untuk satu salam).
Niat
“Ushallii sunnatat-tasbihi rak’ataini lillahi ta’aalaa. Allahu Akbar.” yang artinya: “Aku niat shalat sunat tasbih dua raka’at karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”
Niat ini diucapkan untuk Shalat Tasbih yang dua salam.
Membaca doa Iftitah
Membaa Al-Fatihan dilanjutkan dengan salah surat pendek dalam Al-Qur’an
Sebelum ruku’ membaca tasbih (15x) :
“Subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu walaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil-‘aliyyil-azhiim.”
Ruku’
Setelah ruku’ membaca tasbih (10x) :
“Subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu walaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil-‘aliyyil-azhiim.”
I’tidal
Setelah I’tidal kembali membaca tasbih (10x) :
“Subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu walaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil-‘aliyyil-azhiim.”
Sujud; setelah membaca bacaan sujud, kembali membaca tasbih (10x) :
“Subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu walaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil-‘aliyyil-azhiim.”
Duduk antara dua sujud dan setelah selesai bacaannya kembali membaca tasbih (10x) :
“Subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu walaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil-‘aliyyil-azhiim.”
Sujud kedua, selesai bacaan sujud kembali membaca tasbih (10x) :
“Subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu walaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil-‘aliyyil-azhiim.”
Sambil duduk tuma’ninah, kita membaca tasbih (10x) :
“Subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu walaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil-‘aliyyil-azhiim.”
Lakukan kembali pada raka’at selanjutnya, sampai salam.
Ringkasnya:
Selesai membaca surat pada raka’at pertama : tasbih 15x
Ruku’ : tasbih 10x
I’tidal : tasbih 10x
Sujud pertama : tasbih 10x
Duduk di antara sujud : tasbih 10x
Sujud kedua : tasbih 10x
Duduk setelah sujud kedua (tuma’ninah) : tasbih 10x
Doa Selesai Shalat Tasbih
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْئَلُكَ تَوْفِيْقَ أَهْلِ اْلهُدَى وَ أَعْمَـالَ أَهْلِ اْليَقِيْنِ وَ مُنَاصَحَةِ أَهْلِ التَّوْبَةِ وَ عَزْمَ أَهْلِ الصَّبْرِ وَ جِدَّ أَهْلِ اْلخَشْيَةِ وَ طَلَبَ أَهْلِ الرَّغْبَةِ وَ تَعَبَدَ أَهْلِ الْوَرَعِ وَ عِرْفَانَ أَهْلِ الْعِلْمِ حَتَّى أُخَافَكَ. اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْئَلُكَ مَخَافَةَ تُحْجِزُنِيْ عَنْ مَعَاصِيْكَ حَتَّى أَعْمَلَ بِطَاعَتِكَ عَمَلاً أَسْتَحِقُّ بِهِ رِضَاكَ وَ حَتَّى أُنَاصِحُكَ فِى التَّوْبَةِ وَ خَوْفًا مِنْكَ وَ حَتَّى أُخْلِصَ لَكَ النَّصِيْحَةَ حُبًّا لَكَ وَ حَتَّى أَتَوَكَّلَ عَلَيْكَ فِي اْلأُمُوْرِ كُلِّهَا وَ أُحْسِنَ الظَنِّ بِكَ سُبْحَانَ خَالِقِ النُّوْرِ. رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْلَنَا إِنَّكَ عَلَى كُّلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Artinya:
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu taufiq Orang-orang yang mendapat petunjuk, amalan Orang-orang yang mempunyai keyakinan kuat, ketulusan Orang-orang yang bertaubat, keteguhan hati Orang-orang yang sabar, kesungguhan Orang-orang yang takut kepada-Mu, permohonan Orang-orang yang mengharapkan-Mu, Ibadah ( ketaatan ) ahli wira’i dan kebijakan ahli ilmu, sehingga aku takut kepada-Mu. Ya Allah aku memohon kepada-Mu perasaan takut yang dapat menhalangiku berbuat maksiat, sehingga aku dapat melakukan suatu amalan untuk mentaati perintah-Mu, yang dengan amalan itu aku berhak mendapat ridho-Mu, hingga aku sanggup memurnikan taubatku karena takut kepadamu. Mengikhlaskan nasihat-Mu karena cintaku kepada-Mu. Dan aku bertawakkal kepada-Mu dalam segala urusan karena persangkaan baikku kepada-Mu Maha Suci Dzat yang menciptakan cahaya. Ya Tuhan kami sempurnakanlah cahaya untuk kami dan ampunilah kami sesungguhnya engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu dengan rahmat-Mu wahai yang Maha Penyayang. (*)