Selain Tahajud, Ini Shalat Sunnah Yang Dianjurkan Rasulullah SAW.
Shalat sunnah merupakan shalat yang boleh dikerjakan boleh juga tidak. Dikerjakan mendapat pahala dan tidak mengerjakannya tidak mendapat dosa
Tata Cara Shalat Dhuha
Shalat Dhuha dilakukan dalam satuan 2 kali raka’at untuk satu kali salam. Jumlah raka’atnya ada 8, namun adapula yang mengatakan boleh 12 raka’at, atau tidak ada batasan.
Niat
“Ushallii sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar.” yang artinya: “Saya niat shalat sunnat Dhuha dua raka’at karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”
Membaca doa Iftitah
Membaca surat Al-Fatihah
Membaca surat dalam Al-Qur’an. (Dianjurkan raka’at pertama membaca surat Asy-Syam, dan raka’at membaca surat Al-Lail)
Selanjutnya dilakukan dengan gerakan shalat seperti biasa
Doa Sesudah Shalat Dhuha
“Allahumma innaddhuhaa-a dhuhaa-uka wal bahaa-a bahaa-uka waljamaala jamaaluka wal quwwata quwwaatuka wal qudrata qudratuka wal’ishmata ‘ishmatuka. Allahumma inkaana rizqii fissamaa-i faandzilhu wa inkaana fil ardhi faakhrijhu wa inkaana mu’assaraanfayassirhu wa inkaana haraamawwaquwwatika waqudratika aatinii maa aataita ‘ibaadakasshaalihiin.”Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran Dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh.”
4. Shalat Rawatib
Shalat Rawatib merupakan shalat sunnat yang biasa dikerjakan sebelum atau sesudah shalat wajib. Seluruhnya berjumlah 22 raka’at, dengan rincian sebagai berikut:
Shalat Subuh: 2 raka’at sebelum (qabliyah) dan tidak ada shalat sesudahnya (ba’diyah).
Shalat Dzuhur: 2 raka’at qabliyah, 2 atau 4 raka’at ba’diyah.
Shalat Ashar: 2 raka’at qabliyah, tidak ada ba’diyah.
Shalat Maghrib: tidak ada qabliyah, 2 raka’at ba’diyah.
Shalat ‘Isya: 2 raka’at qabliyah, 2 raka’at ba’diyah.
Tata Cara Shalat Rawatib
Cara mengerjakan shalat Rawatib sama saja dengan shalat biasanya, hanya saja berbeda pada niatnya. Pelaksanaannya tidak bersamaan dengan Adzan maupun Iqamah, dan dikerjakan sendiri.
Niat Shalat Rawatib 2 raka’at sebelum Shalat Dzuhur:
“Ushalli sunnatazh zhuhri rak’ataini qabliyatan lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku niat shalat sunnat sebelum dzuhur 2 raka’at karena Allah Ta’ala.”
Niat Shalat Rawatib 2 raka’at sesudah Shalat Dzuhur:
“Ushalli sunnatazh zhuhri rak’ataini ba’diyatan lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku niat shalat sunnat sesudah dzuhur 2 raka’at karena Allah Ta’ala.”
Niat Shalat Rawatib 2 raka’at sebelum Shalat Shubuh:
“Ushalli sunnatazh shubhi rak’ataini qabliyatan lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku niat shalat sunnat sebelum subuh 2 raka’at karena Allah Ta’ala.”
Niat Shalat Rawatib 2 raka’at sebelum Shalat Ashar:
“Ushalli sunnatazh ‘ashri rak’ataini qabliyatan lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku niat shalat sunnat sebelum ashar 2 raka’at karena Allah Ta’ala.”
Niat Shalat Rawatib 2 raka’at sesudah Shalat Maghrib
“Ushalli sunnatazh maghribi rak’ataini ba’diyatan lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku niat shalat sunnat sesudah maghrib 2 raka’at karena Allah Ta’ala.”
Niat Shalat Rawatib 2 raka’at sebelum Shalat ‘Isya:
“Ushalli sunnatazh ‘isyaa-i rak’ataini qabliyatan lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku niat shalat sunnat sebelum ‘isya 2 raka’at karena Allah Ta’ala.”