Makin Parah Kerusakan Jalan Menuju Lamalera
ruas jalannya diperbaiki tapi sempat menimbulkan masalah karena kontraktor tak memperhatikan mutu pekerjaan.
Penulis: Frans Krowin | Editor: Rosalina Woso

POS KUPANG.COM/FRANS KROWIN
LONGSOR -- Tanah longsor di Belang, Desa Watokobu, di bilangan jalan Lewoleba-Lamalera.
Makin Parah Kerusakan Jalan Menuju Lamalera
POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA -- Ruas jalan yang menghubungkan Lewoleba dengan Lamalera, destinasi pariwisata dunia di Kabupaten Lembata, kini sangat memrihatinkan.
Kerusakan ruas jalan semakin parah mulai dari Waikomo, Kelurahan Lewoleba Barat, hingga memasuki Boto, Kecamatan Nagawutun. Bahkan selepas Boto pun ruas jalan itu kian memrihatinkan hingga memasuki Lamalera.
Informasi yang dihimpun POS-KUPANG.COM, Kamis (11/4/2019), menyebutkan, kerusakan jalan itu terjadi sejak lama, semasa Lembata dipimpin oleh Bupati Andreas Duli Manuk yang didampingi Andreas Nula Liliweri sebagai Wakil Bupati Lembata.
Ketika tampuk pemerintahan Lembata berada di tangan Bupati Eliaser Yentji Sunur dan Wakilnya, Viktor Mado Watun, kerusakan jalan itu tak dijamah, kecuali di Belang, Desa Watokobu.
Pada titik itu, ruas jalannya diperbaiki tapi sempat menimbulkan masalah karena kontraktor tak memperhatikan mutu pekerjaan.
• Kapolda NTT Jamin Keamanan Warga Saat Pemilu
• Menjelang Pemilu Nasional 2019, Kapolda NTT Beri Catatan Untuk Media Massa
• KPU Minta Publik Manfaatkan Debat Kelima untuk Tentukan Pilihan
Saat ini, ruas jalan pada titik itu pun sudah rusak berat. Selain berlubang-lubang, air juga terus mengalir melalui badan jalan. Alhasil jalan yang sudah rusak itu, kini semakin parah.
"Jalan ke Lamalera itu sekarang sudah rusak parah. Kerusakannya mulai dari Lewoleba sampai di Lamalera," ujar Romi Lasar kepada POS-KUPANG.COM, di Lewoleba, Kamis (11/4/2019). Saat itu, Romi baru pulang dari Lamalera bersama temannya, untuk urusan keluarga.
Dia menuturkan, kondisi jalan sekitar 40 km itu saat ini sangat parah. Lubang menganga lebar dan penuh dengan genangan air. Air tak bisa mengalir karena lubangnya cukup dalam. Sementara diameter lubang itu juga cukup besar karena selebar badan jalan.
Selain kerusakan yang sangat parah, lanjut Romi, pada beberapa titik terdapat tanah longsor yang memakan sebagian badan jalan. Belum lagi aliran banjir saat hujan, mengalir melalui badan jalan.
Kondisi ini, katanya, menambah buruk satu-satunya ruas jalan menuju destinasi dunia tersebut. "Jalan ini kan menuju Lamalera yang merupakan daerah tujuan wisatawan dunia. Kalau pemerintah tidak membangunnya secara baik, apa kesan wisatawan terhadap Lembata," ujarnya kritis.
Hal senada diungkapkan Frans Langoday, driver mobil rental yang selalu menghantar wisatawan menuju Lamalera. Dalam satu bulan, kata Frans, ia bisa menghantar wisatawan lebih dari delapan kali ke Lamalera.
• Ketua Bawaslu Kupang Cemaskan Listrik dan BBM dukung Pelaksanaan Pemilu
• Penanganan Kasus Pidana Dihentikan Sementara Waktu, Untuk Dukung Pilpres dan Pileg 17 April 2019
Setiap kali melewati ruas jalan itu, kata Frans, para wisatawan pasti mengeluhkan buruknya ruas jalan tersebut. "Setiap kali saya antar wisatawan ke Lamalera, mereka pasti mengeluh soal kondisi jalan itu," ujarnya.
Menjawab keluhan itu, katanya, ia berusaha menenangkan wisatawan dengan meminta mereka untuk tidur sampai di tempat tujuan. "Kalau tidak, maka saya selalu katakan nikmati saja keadaan itu," ungkap Frans.
Atas keadaan itu, katanya, hampir semua masyarakat di desa-desa sepanjang jalan itu, mengeluh. Mereka meminta agar pemerintah jangan menutup mata atas kerusakan itu. Pemerintah harus memperbaikinya, karena ruas jalan itu menuju Lamalera yang merupakan destinasi wisata dunia. (Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Frans Krowin)