VIDEO Detik-detik Wiranto dan Kivlan Zein Bertemu Muka dan Terlibat Perdebatan, Tegang!
VIDEO Detik-detik Wiranto dan Kivlan Zein Bertemu Muka dan Terlibat Perdebatan, Tegang!
VIDEO Detik-detik Wiranto dan Kivlan Zein Bertemu Muka dan Terlibat Perdebatan, Tegang!
POS-KUPANG.COM - Dua purnawirawan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), Wiranto dan Kivlan Zein, kerap berbeda sikap. Terlebih saat keduanya masih aktif bertugas diABRI.
Perbedaan sikap ini sering mencuat ke publik dan menjadi perbincangan banyak orang.
Akun instagram @suryoprabowo2011 mengunggah video tatap muka Wiranto dan Kivlan Zein hingga terjadi perdebatan.
Perdebatan kedua tokoh militer ini pun menjadi perhatian orang di sekitar mereka.
Seklias terdengar pembahasan keduanya berkaitan dengan tugas saat aktif di militer.
Tonton videonya;
• Intip Yuk! Ramalan Zodiak Hari Senin 8 April 2019, Aquarius Jangan Remehkan Masalah Kecil!
• Soal Kerusuhan 98, Kivlan Zen Siapkan Data dan Tantang Balik Wiranto Debat di TV
• Dalang Kerusuhan 98, Wiranto Tantang Prabowo dan Kivlan Zen Sumpah Pocong
Tak dijelaskan dengan rinci apa yang dibahas keduanya.
Video yang diunggah akun @suryoprabowo2011, Minggu (7/4/2019) sekitar pukul 11.00 WIB, sudah disaksikan lebih dari 487 ribu kali dan mendapat ratusan komentar dari warganet.
Berikut keterangan pada video itu;
Kebenaran itu tidak kenal pangkat dan jabatan, senior atau junior.
Kalau yakin benar, harus disampaikan baik dengan cara ngotot maupun tertawa...

Berita sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto membantah pernyataan Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen yang menyebutnya sebagai dalang kerusuhan tahun 1998.
Sebaliknya, Wiranto malah menyatakan bahwa mantan Kepala Staf Kostrad, Kivlan Zein, kerap meminta uang kepadanya dan purnawirawan TNI lain.
Wiranto menyebut bahwa Kivlan Zein kerap meminta bantuan finansial kepadanya dan purnawirawan jenderal lain di lingkar pemerintah, seperti Luhut Pandjaitan dan Hendropriyono.
"Saya buka sekarang bahwa yang bersangkutan meminta uang kepada saya, dan saya pernah berikan beberapa kali pada yang bersangkutan," kata Wiranto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (26/2/2019).
Menurut Wiranto, dirinya sekarang tidak bisa lagi diam-diam saja ketika ada tuduhan.
Bahkan, ia menantang Kivlan Zein, juga calon presiden, Prabowo Subianto, untuk melakukan sumpah pocong.
Ia ingin agar masyarakat menjadi jelas masalah mengenai dalang kerusuhan 1998.
"Saya berani, katakanlah berani untuk sumpah pocong saja. Tahun 1998 itu yang menjadi bagian dari kerusuhan itu, saya, Prabowo, Kivlan Zein, sumpah pocong kita," kata Wiranto.
"Siapa yang sebenarnya dalang kerusuhan itu. Supaya terdengar di masyarakat, biar jelas masalahnya. Jangan asal menuduh saja," tambah mantan Menteri Pertahanan Keamanan/Panglima ABRI ini.
Pernyataan Wiranto ini menanggapi Kivlan Zein dalam acara "Tokoh Bicara 98" di Add Premiere Ballroom, Jalan TB Simatupang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin, (25/2/2019) kemarin.
Wiranto menilai tuduhan yang dilontarkan Kivlan Zien tersebut tak sesuai fakta.
"Kasihan saudara Kivlan Zein yang selalu menyampaikan pernyataan ngawur. Tidak ada fakta soal itu. Dan tidak lagi melihat kenyataan yang beredar di masyarakat," kata Wiranto.
Padahal, menurut Wiranto, sudah ada dokumen hasil kerja tim gabungan pencari fakta (TGPF) soal kerusuhan 1998.
Menurut dia, dalam dokumen TGPF yang diketuai oleh Marsuki Darusman dan sekretaris Rusita Nur itu bisa dilihat dengan jelas institusi atau tokoh yang diduga menjadi dalang kerusuhan.
"Itu produknya ada. Dari sana sudah jelas 1998 sumber kerusuhan mengarah ke institusi mana, figur mana, ada di sana," kata Wiranto.
Wiranto menyebut, justru ia sebagai Menhankam/Panglima ABRIsaat itu melakukan berbagai upaya untuk mencegah kerusuhan.
Ia mengaku melakukan berbagai langkah persuasif, edukatif kompromis dan dialogis dengan para aktivis reformasi agar jangan sampai muncul kekacauan.
Namun, saat kerusuhan sudah mulai pecah pada 13 Mei, Wiranto langsung mengirim pasukan dari Jawa Timur. Tanggal 15 kerusuhan sudah mereda.
"Bukan saya dalang kerusuhan. Saya mencegah kerusuhan terjadi. Tiga hari saya mampu amankan negeri ini," kata dia.
Tuduhan sebagai dalang kerusuhan 1998, kata Wiranto, bukan hal yang baru.
Mantan Panglima ABRI itu menyebutkan tudingan muncul beberapa kali, yaitu saat ia masuk Pilpres 2004 dan pemilihan wakil presiden 2009.
"Itu semuanya selalu diwarnai tuduhan kepada saya. Sekarang saya buka-bukaan saja," katanya.
Mantan Kepala Staf Kostrad Kivlan Zein menuduh Menko Polhukam Wiranto sebagai dalang kerusuhan 1998.
Tudingan itu disampaikan Kivlan dalam acara "Tokoh Bicara 98" di Add Premiere Ballroom, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin (25/2/2019).
Jenderal bintang dua itu mengaku telah mengetahui kelicikan Wiranto sejak dirinya meninggalkan Jakarta saat kerusuhan terjadi.
"Ya sebagai Panglima ABRI waktu itu, Pak Wiranto atas kejadian itu kenapa dia meninggalakan Jakarta dalam keadaan kacau? Dan kenapa kita yang untuk amankan Jakarta tidak boleh kerahkan pasukan? Itu! Jadi kita curiga loh keadaan kacau masa nggak boleh mengerahkan pasukan," katanya.
Kemudian, lanjut Kivlan, Wiranto minta Soeharto supaya mundur dengan cara membiarkan mahasiswa menduduki gedung MPR/DPR pada 21 Mei 1998.
Selain itu, Kivlan juga mengatakan kalau Wiranto tidak memfasilitasi penambahan personil pengamanan untuk masuk ke Jakarta.
"Wiranto tanggal 14 pergi, saya terima telepon tidak boleh Hercules dipakai (untung mengangkut personil tambahan). Akhirnya kami carter pesawat Mandala dan Garuda. Saya sendiri cek ke Jawa ke Makassar bawa langsung ke Jakarta. Semuanya 15 ribu di Jakarta," sebutnya.
Lebih lanjut, Wiranto dikatakan Kivlan bertemu dengan Soeharto pada 15 Mei 1998, seusai Soeharto kunjungan ke Mesir.
"Karena keadaan kacau. Padahal saya dengar dari intel saya ada dua Kolonel datang ke UI, UNJ, Trisakti untuk kerahkan massa mahasiswa kepung MPR. Didukung anak-anak PKI. Bukan hanya mahasiswa massa lain masuk membludak karena dibuka pintu. Keadaan makin kacau karena minta Soeharto mundur," Kivlan menambahkan.
Dia berkesimpulan Wiranto adalah dalang di balik kerusuhan 1998 dan jatuhnya Soeharto.
"Ya jadi dia waktu dapat inpres amankan Jakarta, Inpres itu dia tolak menjadikan dia semacam supersemar kenapa nggak dia kerjakan berarti dia ada unsur koordinasi adalah dia melawan perintah Pak Presiden (Soeharto)," dia menambahkan.
(Kompas/Tribun-medan.com)
Artikel ini dikutip dari Tribun-Medan.com, grup POS-KUPANG.COM