Renungan Harian Kristen Protestan
Renungan Kristen Sabtu 6 April 2019 'Jangan Sampai Idolamu Sama dengan Kristus atau MelebihiNya'
Renungan Harian Kristen Sabtu 6 April 2019 'Jangan Sampai Idolamu Sama dengan Kristus atau MelebihiNya'
Paling kurang ada dua pesan utama dari teks ini.
Pertama, pada satu sisi kita harus mengutamakan Kristus dalam hidup kita.
Bukan sebaliknya kita mengutamakan diri sendiri dan menomorduakan Kristus.
Kita ini hanyalah hamba-hamba dan pelayanNya yang dipanggil untuk terus menerus memancarkan kemuliaan Kristus bagi seluru dunia.
Oleh karena itu kita semua terpanggil dalam bidang tugas kita masing untuk menjadi pelayan Kristus.
Namun pada sisi lain kita terjebak dengan pengkultusan diri pribadi atau orang lain.
Bahaya dalam pengklutusan diri pribadi atau orang lain adalah kita sudah mengabaikan Kristus sebagai yang utama, dan juga kita telah kehilangan akal sehat dan sifat kritis kita.
Bahaya dalam pengkultusan tokoh politik misalnya adalah bahwa kita menelan mentah-mentah semua sepakterjang dan semua yang dikatakannya, semua tindak tanduknya, semua pernyataan dan janji-janjinya pada hal yang hanya pencitraan dan kebohongan semata.
Malah kita akan membelanya secara mati-matian.
Ibarat orang yang sudah jatuh cinta pada kekasihnya, dimana Tahi kucing pun dirasakan sebagi rasa coklat.
Bahaya dalam pengklutusan para artis dan bintang film adalah kita mengikuti semua model, sifat, cara berpakaian tanpa pertimbangan yang kritis.
Kedua, kita terpanggil untuk mengubah hidup kita dan segala bentuk perilaku kita yang lama yang berkaitan dengan dosa dan kejahatan.
Cara hidup lama yang senantiasa bertentangan dengan kehendak Allah merupakan bukti yang paling jelas bahwa kita belum mengutamakan Kristus, dan secara egois mengutamakan diri sendiri.
Kristus menurut penulis Surat Ibrani memberi contoh cara hidup baru yang berlandaskan pada kasih dan pengorbanan.
Kristus tidak mementingkan dirinya, tetapi lewat pengorbananNya dan pelayananNya ia menyelamatkan banyak orang.
Lewat talenta dan bakat yang kita miliki hendaknya kita juga dapat membawa orang kepada Kristus dan mengenal Allah secara sungguh-sungguh. Semoga demikian adanya. (*)
[1] Lihat Philip E. Hughes, Commentary on the Epistle to the Hebrews, Wm. B. Eerdmans, USA 1977; William Barclay, Pemahaman Alkitab setiap hari, Ibrani, BPK, Jakarta 1983; Barnabas Lindars, The Theoloy of the Letter to the Hebrews, Cambridge University Press, New York 1991; Donald Guthrie, Tyndae NT Commentaries, Hebrews, Wm. B. Eerdmans, Michigan 1983.