Prof Felix Anjurkan Gaji DPR Dipangkas untuk Guru Komite

Guru besar Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Prof Felix Tans anjurkan gaji anggota DPR dipangkas untuk guru komite

Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Prof Felix Anjurkan Gaji DPR Dipangkas untuk Guru Komite
PK/IRA
Feliks Tans

Guru besar Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Prof Felix Tans anjurkan gaji anggota DPR dipangkas untuk guru komite

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Guru besar Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Prof. Drs. Feliks Tans, M.Ed., Ph.D, menganjurkan pemangkasan gaji anggota DPR untuk membiayai honor bagi guru komite yang sangat kecil.

Hal tersebut disampaikannya saat dimintai POS-KUPANG.COM terkait gaji sejumlah guru komite yang berkisar Rp 250 sampai Rp 300 ribu dan diterima tiga bulan sekali.

UMKM Teratai Bhayangkari Cabang Sat Brimobda NTT Pamerkan Kain Tenun dan Kuliner Kelor

"Saya tahu gaji para anggota DPRD kita tinggi. Ada kabupaten yang gaji bersih anggota DPRD-nya sampai tiga puluhan juta. Mengapa, misalnya, gaji sebesar itu tidak diperkecil hingga belasan juta supaya para guru, misalnya, memperoleh honor yang layak? Atau DPR(D) prorakyat yang miskin dan menderita hanya omong kosong sebelum pemilu?," Katanya saat dihubungi per telepon pada Senin (1/4/2019) malam.

Dikatakannya, pemerintah daerah, baik pada level provinsi maupun kota/kabupaten, harus ikut bertanggung jawab.

NTT akan Luncurkan Miras Sopiah, Anwar Hajral: Apa Manfaatnya untuk Generasi Muda?

Pemerintah harus tegas membantu sekolah untuk mengupah gurunya secara layak dengan melaksanakan program proguru dan prosekolah.

"Pemda jangan cuci tangan! Jangan berpikir bahwa itu masalah sekolah semata-mata. Harus kreatif untuk mencari solusinya sehingga gaji guru layak dan, karena itu, para guru itu bisa mengajar secara sungguh-sungguh," tegas alumnus Universitas La Trobe Australia ini.

Di lain sisi, persoalan tersebut harus dilihat dari sisi positif. Dalam artian bahwa upah sebesar itu, sejatinya, untuk gaji paruh waktu.

"Artinya, selain mengajar, mereka punya waktu untuk bertani, beternak, dan/atau melakukan pekerjaan lainnya yang memungkinkan mereka hidup layak karena ada pendapatan tambahan atau utama," ujarnya.

Dengan demikian, lanjut Prof Felix, para guru ini layak diberi predikat pahlawan tanpa tanda jasa. Walaupun demikian, perlu dicek apakah mereka itu melakukan tugas dengan baik atau tidak.

"Jangan sampai, misalnya, mereka lebih banyak menghabiskan waktunya di luar sekolah dan, karena itu, mengajar secara tidak sungguh-sungguh. Kalau itu yang terjadi, pecat mereka. Anak-anak kita tidak boleh jadi korban guru yang tidak profesional seperti itu," paparnya.

Selain itu, menurut Prof Felix, pihak sekolah diharapkan kreatif seperti membuka unit usaha yang produktif.

"Dalam berbagai kesempatan, saya sampaikan, misalnya, sekolah bisa membuka usaha produktif seperti buka restoran, toko mini di sekolah, usaha peternakan, dan usaha pertanian untuk membuatnya bisa mandiri. Selain itu, usaha seperti itu bisa menjadi tempat praktik anak-anak dalam hal usaha produktif sehingga ketika tamat mereka tidak menganggur," jelasnya.

Artinya, ujar Prof Felix, belajar di sekolah harus diubah. Anak-anak jangan hanya belajar bahasa, matematika, dan lain sebagainya tanpa belajar hal- hal yang membuatnya mandiri setelah tamat.

"Saat ini, saya lihat, anak-anak belajar banyak hal di sekolah, tetapi relevansinya dengan masa depannya hampir tidak ada. Akibatnya mereka malas belajar dan ketika tamat, mereka menganggur," ungkapnya

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved