500 Alumni STFK Ledalero Berkarya di Lima Benua
Hebat, dalam usia 50 tahun STFK Ledalero cetak 500 alumni berkarya di lima benua.
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Adiana Ahmad
500 Alumni STFK Ledalero Berkarya di Lima Benua
Laporan wartawan POS-KUPANG.COM, Eginius Mo’a
POS-KUPANG.COM | MAUMERE- Kuliah umum Menteri ESDM RI, Ignasius Jonan, Sabtu (23/3/22019) siang di STFK Ledalero, Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyongsong perayaan puncak 50 Tahun STFK pada 8 September 2019.
Ketua STFK Ledalerio, Pater Dr. Otto Gusti Madung, SVD, mengatakan usia 50 tahun merujuk pengakuan pemerintah RI terhadap STFK.
Selama kurun waktu itu, STFK telah menghaslikan 5.800 alumni, 19 orang uskup diantarnya dua orang Uskup Maumere, 1.822 imam, 3.788 atau 68,5 persen awam dan 500 misionaris berkarya di manca negara dan lima benua.
“Sesungguhnya usia STFK Ledalero lebih dari 50 tahun. Kegiatan belajar-mengajar filsafat dan theologi sudah berlangsung di Mataloko tahun 932,” kata Pater Otto Gusti mengawali kuliah umum bertema Energi Berkeadilan untuk Rakyat, di Aula St.Thomas Aquinas Ledalero.
• Menteri ESDM RI Beri Kuliah Umum di STFK Ledalero
• STFK Ledalero Miliki Pusat Layanan Bahasa
Pater Otto menjelaskan, STFK memiliki 1.109 orang mahasiswa meliputi 961 mahasiswa S-1 program studi filsafat dan 148 program magister theologi. Sebagian besar mahasiswa adalah calon imam berasal dari 16 biara atau konvik.
Selain calon imam dan suster, kata Pater Otto, terdapat 120 mahasiwa dan mahasiswi awam. Kebanyakan dosen warga negara Indonesia,kecuali seorang asal Jerman, Inggris dan calon dosen asal Polandia yang masih belajar Bahasa Indonesia.
Menurut Pater Otto, STFK ingin berpartisipasi lebih besar bagi pembangunan sumber daya manusiai di NTT akan mengembangkan program studi baru. Tetapi tantangan pendirian gedung kuliah dan fasilitas lainnya.
Menteri ESDM mengawali kuliah umum dengan memutar vidio berdurasi enam menit tentang kinerja empat tahun sektor ESDM. Sebagian kinerja itu,kata Ignas Jonan merealisasikan perencanaan yang dibuat pada masa sebelumnya, sebab infrastruktur energi tidak bisa dikerjakan dalam waktu singkat. Meski banyak direalisasikan dalam kurung waktu empat tahun ini.(*)