Hadiri Diskusi Pancasila, Philipus Tule Beberkan Dua Jenis Radikalisme

Rektor Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, P. Dr. Philipus Tule, SVD, menjelaskan dua jenis radikalisme

Penulis: Lamawuran | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Ambuga Lamawuran
Suasana Diskusi Publik 'Wawasan Pancasila: Menegaskan Pancasila sebagai Titik Temu Bersama', di Auditorium Lantai 2 Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Kamis (21/3/2019). 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Rektor Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, P. Dr. Philipus Tule, SVD, menjelaskan dua jenis radikalisme sewaktu menghadiri Diskusi Publik 'Wawasan Pancasila: Menegaskan Pancasila sebagai Titik Temu Bersama'.

Acara itu digelar di Auditorium Lantai 2 Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Kamis (21/3/2019).

Dia katakan, ada dua jenis radikalisme yang sangat membahayakan persatuan bangsa.

Pedagang Pasar Borong Protes Pemkab Manggarai Timur. Ini Alasannya !

"Pertama ialah radikalisme agama. Semua agama di Indonesia memiliki potensi akan menjadi radikalisme," katanya.

Yang dimaksud dengan radikalisme, imbuhnya, ialah sewaktu tiap agama merasa bahwa agamanya yang lebih benar. "Agama Katolik pun pernah mengalami masa-masa itu," katanya.
"Pada masa-masa awal, gereja berkeyakinan bahwa tidak ada keselamatan di luar gereja. Namun sekarang pandangan itu tidak ada lagi," ungkapnya.

Pemilih Partai Demokrat Paling Tidak Loyal di Pemilu 2019, Berdasarkan Hasil Survei Litbang Kompas

Selain itu, sambungnya, ada pula radikalisme budaya. "Berbahaya jika ada orang-orang yang merasa bahwa budayanya lebih baik," ungkapnya.

Karena itu, tegasnya, Pancasila menjadi penting. "Pancasila menjadi titik temu dari semua perbedaan. Pancasila adalah satu instrumen yang luar biasa, yang mempersatukan 250 juta orang Indonesia," ungkapnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ambuga Lamawuran)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved