Dua Wanita Jatuh dari Langit, Warga Makassar Geger
Warga perumahan Graha Modern Jaya, Kecamatan Tamalate, Makassar, Sulawesi Selatan
POS KUPANG.COM, MAKASSAR -- Warga perumahan Graha Modern Jaya, Kecamatan Tamalate, Makassar, Sulawesi Selatan, digegerkan dengan jatuhnya dua perempuan dari arah langit di atas sebuah mobil yang sedang terparkir.
Dua wanita yang ditemukan dalam kondisi pingsan jatuh dari lantai 3 sebuah indekos elit,
Salah satu wanita yang memakai kaos hitam bahkan mengeluarkan darah.
Warga yang menemukan langsung membawanya ke mobil dan mengantarnya ke rumah sakit.
Kapolsek Tamalate Kompol Arifuddin mengatakan, kejadian itu terjadi Kamis (21/3/2019) pukul 06.30 WITA, Kamis (21/3/2019).
• Bagaimana Keberuntunganmu Besok? Cek Ramalan Zodiak Hari Jumat 22 Maret 2019
• Orangtua Murid Adukan Kepala SD GMIT Sulamu ke Dikbud Kupang
• Tinggal Tiga Bandara di NTT Yang Belum Bisa Dijangkau Maskapai Lion Air
Arifuddin mengatakan dua wanita itu berinisial WY (20) dan SR (16). Namun ia masih belum mengetahui motif jatuhnya dua wanita itu.
"Untuk sementara kami masih mengumpulkan data. Kita belum bisa mengetahui motifnya karena korban masih belum siuman," kata Arifuddin, saat dikonfirmasi Kamis (21/3/2019).
Saat ini, dua korban sedang dirawat di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, Sulawesi Selatan.
Mereka hingga saat ini masih belum sadarkan diri. Baca juga: Ini Daftar Penumpang Heli yang Jatuh di Tasikmalaya, Semua Selamat Pihak keluarga yang telah hadir di rumah sakit mengatakan, kedua wanita itu masih teman dekat dan berkuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Makassar.
Namun, pihak keluarga mengaku belum mengetahui penyebab jatuhnya dua wanita ini.
"Kami belum tahu penyebabnya. Dua orang ini sudah seperti keluarga karena sering datang ke rumah," kata salah satu keluarga korban yang enggan disebutkan namanya.
Jatuh ke Kedalaman 75 Meter
Inilah kisah Alfonsius Manirajang, pria paruh baya yang selamat setelah jatuh di kedalaman 75 meter di KM 17 Kabupaten Ende, Flores, Provinsi NTT, Rabu (20/2/2019)
Membayangkan saja, mustahil korban bisa selamat dari jurang dengan kedalaman tersebut. Tapi itulah muzizat. Terkadang di luar jangkauan akal manusia.
Alfonsius tidak sendiri. Di dalam mobil naas yang membawanya ke dasar jurang itu ada enam penumpang lainnya. Bahkan ada bayi berusia tiga bulan dan anak berusia lima tahun. Dan, ajaib, mereka semua selamat.
Alfons yang ditemui di Asrama Mapolsek Ende, Kamis (21/2/2019) tanpak biasa-biasa saja. Begitupun saat ia mengishkan kembali peristiwa naas yang nyaris merenggut nyawanya tersebut. Tak ada trauma. Yang ada hanya rasa syukur.
Alfons masih tidak percaya ia dan enam korban lainnya bisa selamat dari jurang dengan kedalaman 75 meter.
Kepada Pos Kupang.Com, Alfonsius yang juga anggota polisi yang bertugas di Polsek Ende menuturkan, dia bersama anggota polisi lainnya bertugas mengawal uang kiriman dari Bank Mandiri menuju ke Maumere pada, Rabu (20/2/2019). Sekira pukul 08.00 Wita mereka berangkat dari Ende menuju Maumere, Kabupaten Sikka.
Tiba di Maumere uang itu langsung dibawa ke Bandara Frans Seda Maumere oleh petugas dari Bank Mandiri.
Setelah proses pengiriman uang selesai menggunakan pesawat, mereka pulang ke Ende bersama dengan beberapa kerabatnya.
“Kebetulan mobilnya dalam keadaan kosong jadi ketika ada kerabat yang ikut menumpang kami persilahkan ikut. Jadi total ada 7 orang didalam mobil termasuk sopir,” kata Alfonsius.
Singkat cerita, mereka pun kembali ke Ende. Dengan kecepatan sedang mereka menyusuri jalan Maumere - Ende.
Tak ada firasat jika akan terjadi hal mengerikan itu dalam perjalanan pulang. Bahkan di Nduaria, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende mereka sempat beristirahat sejenak sambil makan jagung dan telor ayam rebus.
Namun ketika sampai di KM 17 arah Kota Ende, tiba-tiba mobil yang mereka tumpangi keluar jalur dan terprosok kedalam jurang yang diperkirakan mencapai 75 meter.
“Saya tidak tahu persis kronologisnya karena kejadian berlangsung cepat. Mobil tiba-tiba sudah berada di jurang,” kisah Alfonsius.
Menyadari mobil telah berada di jurang, Alfonsius dan penumpang lainnya berteriak berusaha minta tolong. Syukur, teriakan mereka direspon warga dan pengguna jalan yang kebetulan lewat di jalur itu.
Dengan peralatan dan penerangan seadanya seperti senter dan sinar lampu HP warga menuruni jurang dan berusaha mengevakuasi para korban.
Alfons dan korban lainnya, akhirnya berhasil dievakuasi oleh warga dari jurang dan dilarikan ke rumah sakit.
Para korban, kecuali Alfonsius dilarikan ke rumah sakit guna mendapatkan perawatan medis meskipun luka yang mereka derita tidak serius.
Alfon menyebut apa yang dialaminya merupakan sebuah keajaiban.
“Ini jatuh dari di KM 17 arah Kota Ende siapa yang tidak kenal dengan KM 17 yang dipenuhi dengan jurang namun karena kebesaran Tuhan saja yang membuat kami semua selamat,” Alfonsius kembali mengucap syukur.
Tidak hanya alfonsius yang tidak percaya bisa selamat dari maut dalam kejadian itu. Tapi warga yang menolong para korban juga masih tak percaya para korban bisa selamat.
Menurut warga setempat sepanjang sejarah, tidak ada korban yang selamat ketika jatuh ke jurang di KM 17 itu. Tempat itu seperti pintu menuju kematian jika tidak hati-hati.
“Warga menyebut ini adalah keajaiban Tuhan karena hanya dengan keajaiban saja mereka semua bisa selamat,” kata Alfonsius.
Keajaiban lain yang mereka rasakan juga ujar Alfonsius, di antara para penumpang itu terdapat anak berusia lima tahun dan bayi berusia tiga bulan.
Kedua korban juga tidak menderita luka atau lecet. Sedangkan penumpang dewasa hanya mengalami luka lecet.
“Ini benar-benar ajaib hanya karena atas perlindingan Tuhan kami semua bisa selamat,” tutup Alfonsius. (*)