Opini Pos Kupang
Stunting dalam Kronologi Society 1.0-5.0
Pada masyarakat ini, penghargaan terhadap kehidupan belum tampak; pemahaman dan perilaku hidup sehat berada pada titik nadir.
Pengembangan tersebut didedikasi untuk menangani masalah kesehatan yang besar, yang dalam berapa abad, dinilai tidak mungkin bisa disembuhkan atau diobati. Titik berat pemanfaatan ilmu yang dimiliki masyarakat adalah bagaimana melakukan berbagai tindakan kuratif terhadap berbagai bentuk patologi dalam kehidupan.
Dunia pendidikan keperawatan dan kedokteran menjadi investasi yang mahal, selain karena merujuk pada spirit `knowledge is power'; juga karena sangat dibutuhkan oleh masyarakat era ini.
Untuk negara-negara maju, masalah stunting sudah diselesaikan dengan cepat berkat kemampuan analisis keilmuan (melibatkan pakar/akademisi), goodwill dan political will dari masyarakat dan pemerintahannya.
Sc4.0: Masyarakat ini telah berafiliasi dengan teknologi (industri) digital dalam berbagai bidang kehidupan, juga bidang kesehatan. Internet of Things (IoT), Artifisial Intelligence (AI), Augmented Reality (AR), Big Data, dll., sudah dimanfaatkan secara masif dan efektif dalam dunia keperawatan dan kedokteran. Bahkan, fasilitas digital ini membantu menemukan pola baru dalam rekayasa genetis.
Informasi-informasi dasar mengenai kondisi tubuh bisa didapat dengan mengintip google. Ada banyak `kasus' disrupsi dalam dunia kesehatan dampak digitalisasi. Contoh, orang tidak lagi bertemu face to face ketika konsultasi kesehatan.
Cukup dengan mengakses (misalnya) www.dokter.com., segala hal dapat ditanyakan dan langsung bisa mendapat jawaban. Atau untuk memeriksaritme denyut nadi, orang bisa menggunakan aplikasi yang relevan untuknya di smartphone.
Media sosial (facebook, twitter, instagram, dll) kemudian bisa digunakan untuk mendiseminasi program-program kesehatan.
Bahkan influencers yang konsern dengan kesehatan masyarakat memberdayakan medsos ini secara murah untuk tujuan promosi kesehatan dan prevensi berbagai ancaman penyakit menular dan tidak menular.
Mirisnya, ada banyak kejadian "stunting memori" dari manusia era ini akibat akutnya kecanduan internet (Tempo, 25/02/2018). Kecanduan ini menyebabkan kerja sel melambat berimbas pada minimnya konsentrasi dan tergerusnya kualitas memori.
Belum ada obat yang bisa menawarkannya, sebab langsung melibas memori. Obat hanya menurunkan dopamin dan depresi.
WHO mengklasifikasikan kecanduan internet sebagai penyakit internasional ke-11. Belum lagi munculnya berbagai penyimpangan psiko-sosial akibat rendahnya sikap kritis dalam bermedia daring.
Cukup banyak perceraian suami isteri, akibat tidak cerdas dalam bermedsos, yang bisa berujung pada gangguan jiwa. Bila gangguan itu berlangsung pada masa kehamilan, maka sang ibu bisa saja melahirkan bayi dalam kondisi stunting, dari segi fisik maupun mental.
Sc5.0: Meski masih dalam format gagasan, masyarakat era ini merupakan kritik dan evaluasi terhadap faktualitas munculnya berbagai macam degradasi kemanusiaan, baik pada sisi ekonomi, pendidikan, kesehatan, maupun moralitas.
Masyarakat model ini memiliki tipikalitas cerdas, kritis serta berliterasi tinggi dalam menghayati dimensi-dimensi kehidupan. Menurut mereka, martabat manusia harus menjadi pertimbangan nomor satu dan terutama (humanity is the first and ultimate consideration).
Penghargaan bijak terhadap manusia sebagai maker dan user dibangun atas dasar prinsip: Manusia tidak boleh menjadi korban dari perkembangan yang dibuatnya, termasuk teknologi! Manusia dan alam lingkungan mesti dihargai secara seimbang dan setara.