Penari Sanggar Gare Wali Mauponggo Tampil Memukau di Aula Paroki St. Mikhael Maukeli
Diantaranya Tarian Gani Rai dan Dero Kreasi yang diringin dengan musik dero budaya khas Nagekeo.
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
Penari Sanggar Gare Wali Mauponggo Tampil Memukau di Aula Paroki St. Mikhael Maukeli
POS-KUPANG.COM | MBAY -- Lima orang penari dari Sanggar Gare Wali tampil dalam kegiatan yang digelar oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi NTT di Aula Paroki St. Mikhael Maukeli Kecamatan Mauponggo Kabupaten Nagekeo, Sabtu (9/3/2019).
Mereka mengisi acara saat kegiatan sosialisasi, advokasi dan KIE Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) bersama mitra kerja 2019.
Dalam acara selingan, para penari yang merupakan siswi Sekolah Menengah Atas Negeri I (SMANSA) Mauponggo tampak membawakan dua jenis tarian.
• Bencana di Kota Kupang - Inilah Jumlah Rumah yang Rusak di Kelurahan Batuplat
• Lampu Hias di Jalan El Tari Kefamenanu Sudah Diperbaiki
• 1.472 Box Surat Suara Telah Tiba Di Ende
• Warga Desa Bere Liku-Malaka Yang Tewas Diterkam Sudah Lima Orang
Diantaranya Tarian Gani Rai dan Dero Kreasi yang diringin dengan musik dero budaya khas Nagekeo.
Mengenakan kostum berwarna kuning keemasan dipadukan dengan celana jeans panjang berwarna hitam diikat dengan selendang khas Nagekeo kelima penari itu terlihat lincah memainkan gerakan demi gerakan.
Lenggak-lenggok tubuh mereka terlihat kompak melakukan gerakan pada beberapa jenis ragam saat menari.
Tangan dan kaki mereka terlihat lihai memperagakan berbagai gerakan saat itu.
Usai menari, mereka mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari ratusan lebih penonton yang memadati aula tersebut.
Penonton tampak memberikan aplous meriah kepada penari itu.
Setelah menari, kepada POS-KUPANG.COM, para penari mengungkapkan isi hatinya masing-masing.
Mereka menyampaikan rasa bangga dan senang bisa diberikan kepercayaan kepada Sanggar Gare Wali untuk isi acara saat kegiatan tersebut.
• Ramalan Kesehatan Zodiak Senin 11 Maret 2019, Aries Berolahraga, Scorpio Butuh Istirahat
• Lurah Batuplat Lapor Kerusakan di BPBD Kota Kupang
• Hujan dan Badai Rubuhkan Pohon dan Rusak Rumah
Magdalena Wea Dese (17) mengaku bergabung di Sanggar Gare Wali pada tahun 2018.
Magdalena mengungkapkan bahwa semua proses yang terjadi adalah berkat dan perlu disyukuri. Karena bisa dipilih menjadi anggota Sanggar Gare Wali.
"Saya sudah lima kali tampil. Tentu bangga sekali. Bakat bisa dikembangkan," ujar siswi yang akrab disapa Len ini.
Penari lainnya, Apliana Denggu (16) mengaku bergabung dengan Sanggar Gare Wali karena memang hobi. Hobinya sejak usia Sekolah Dasar membuat Apliana terus mengembangkan minat dan bakatnya untuk ikut menari.
Sanggar Gare wali adalah tempat ia belajar banyak hal. Mulai dari disipilin, ragam dan kebersaman dalam tim.
"Saya senang karena sejak SD sudah mengikut menari. Makanya ketika SMA masuk menjadi anggota sanggar," ujar siswi yang akrab disapa Apli ini.
Ia berharap agar penari Sanggar Gare Wali tetap esksis dengan ikut ambil bagian dalam acara-acara di Mauponggo dan sekitarnya.
Penari lain, Agnes Theresia Bupu Toyo (17) mengaku, dirinya mengaku senang karena di sekolah diajarkan menari. Sanggar Gare Wali menjadi tempat ia belajar menari.
Hobi dan bakat yang sudah melekat pada dirinya membuat ia terus belajar tentang menari.
Ia mengaku suka duka dalam kegiatan sanggar sama-sama dirasakan. Ada banyak hal yang diperoleh menambah wawasan dan mesti terus belajar banyak hal.
• Hujan dan Badai Rubuhkan Pohon dan Rusak Rumah
• Renungan Harian Protestan Senin (11/3/2019) Tanggung Jawab Orang Kristen Melalui Partisipasi Politik
• Lampu Hias di Jalan El Tari Kefamenanu Sudah Diperbaiki
"Kita saling berbagi dengan teman, ada hal yang baru diperoleh. Dikenal banyak orang," ujarnya.
Ia mengaku dengan adanya Sanggar ini membawa nama sekolah dikenal masyarakat luas.
"Hari ini kami bawakan tarian Gani Rai dan Dero Kreasi khas Nagekeo," ujarnya.
Penari lain, Yuliana Kartika Titu Kaka (16) mengatakan, sejak Sekolah Dasar sudah ikut menari.
"Sejak SD Ikut sehingga bisa menari," ujarnya.
Ia mengaku kebersamaan memang sangat dibutuhkan dalam tarian ini. Karena memang kekompakan sangat dibutuhkan.
"Kami didampingi oleh ibu guru dan jadwalnya memang diatur supaya tidak bertabrakan dengan pelajaran sekolah," ujarnya.
Penari lainnya, Anggelia Putri Dolorosa Lowa Pati ( 15) mengaku setiap Senin dalam seminggu ikut latihan. Kerjasama tim dan kekompakan harus menjadi tanggungjawab bersama.
Ia mengatakan memang ada beberapa kesulitan dialami karena tidak bisa atur waktu dengan baik.
"Kadang tidak disiplin. Memang kami wajib disiplin," ujarnya.
Kebanggaan Sekolah
Pelatih Sanggar Gare Wali, Prudensia Olma Kanna, mengaku, Sanggar Gare Wali dibentuk 2012.
Sanggar Gare Wali membuat sekolah menjadi bangga karena penari membawa nama sekolah.
• Segera Tayang, Inilah Sinopsis Drama Korea Terbaru Song Joong Ki, Asadal
• Ramalan Zodiak Senin 11 Maret 2019, Aries Siap Bernostalgia Scorpio Harus Hati-hati
Penari sudah berbuat untuk sekolah dan menjadi kebanggan bagi SMA Negeri I Mauponggo.
Ia mengaku ada beberapa kesulitan mengatur anak-anak karena kurang disiplin waktu, susah diatur. Tapi memang butuh kesabaran.
Ia mengaku pelatihnya harus lebih paham sebelum memberikan latihan kepada anggota sanggar. Gerakan-gerakan juga harus lancar sehingga ketika melatih anak-anak mudah dipahami.
"Sebagai pelatih harus banyak belajar. Saya harus lebih bisa dari mereka. Supaya tidak salah dan mudah ditangkap oleh anak-anak.
Mereka sudah tampil tiga kali di tingkat Kabupaten Nagekeo dalam lomba festival budaya Nagekeo. Kegiatan yang digelar oleh beberapa kampus yang datang kesini. Mereka juga tampil saat kegiatan di Sekolah, Karnaval, kegiatan PGRI di Mauponggo dan RAT Koperasi serta Festival Enagera Beach," ujar ibu guru asal Ruteng Kabupaten Manggarai ini.
Tampil di Festival Enagera Beach
Ia mengaku Festival Enagera Beach Sanggar Gare Wali tampil beberapa acara seperti Dero Kreasi, Mai Gani Rai dan Dance Modern.
Ia mengaku anggota Sanggar selalu siap setiap saat sehingga benar-benar ekstra selama kurang lebih seminggu.
"Mereka isi acara pada malam harinya. Dalam perjalanan saat Festival Enagera itu mereka hampir setiap malam tampil mengisi acara," ujarnya.
Ia mengaku senang dan bangga karena anak-anak sangat kompak dan tampil memukau saat Festival Enagera beach.
"Saya bangga sekali dengan anak-anak. Penampilan mereka juga sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat saat Festival itu," ujarnya.
Ia mengaku banyak orangtua yang mengharapkan anak-anak mereka juga ikut.
"Orangtua Sekolah Dasar juga ingin agar disekolah-sekolah ada bentuk sanggar," pungkas Guru Mata Pelajaran Agama SMANSA Mauponggo ini.
Tetap Rendah Hati
Pelatih Sanggar Gare Wali, Bergitha Uga, mengaku anak-anak sanggar harus tetap rendah hati dan terus ingin belajar.
Jangan cepat puas dan selalu kompak dalam tim. Kerjasama dan kebersamaan harus selalu dijaga.
"Untuk anak-anak mulai terbentuknya Sanggar hingga saat ini jangan patah semangat selalu membawa nama sekolah. Saya ingatkan agar tidak saja nilai dari dari Sanggar saja tapi juga prestasi dari sisi akademik. Selain itu harus belajar terua sehingga mereka bisa melatih orang lain. Jangan angkuh dan sombong. selalu rendah hati," ujarnya.
Ia mengaku melatih anak-anak tentu butuh kesabaran dan menguras waktu. Namun tetap optimis bahwa apa yang dilatih pasti akan membawa hasil yang memuaskan.
"Jika latihan serius dan tekun. Pasti saat tampil mereka akan maksimal," ujar guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMA Negeri I Mauponggo ini.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan)