Petani Sawah di Manusak Menjerit Kekurangan Air
Jadi kuncinya ada di gubernur supaya bisa bantu kami. Bisa lepas air dari Raknamo masuk bendungan lama lalu alirkan ke sawah
Penulis: Edy Hayong | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/EDY Hayong
Lahan sawah tadah hujan di Naibonat, Kecamatan Kupang Timur yang kering dan terbelah karena ketiadaan air, Rabu (6/3/2019)
"Ini dialami semua petani sawah di Kupang Timur. Kami di Kuledoki saja mencapai 300-an hektar; belum lagi sebagian di Oesao, Babau, Naibonat. Jadi kuncinya ada di gubernur supaya bisa bantu kami. Bisa lepas air dari Raknamo masuk bendungan lama lalu alirkan ke sawah. Untuk bantu emergency dalam 50 hari kelender, saya kira petani tidak akan susah," usul Jhoni.
Pantauan POS-KUPANG.COM, khusus di lahan sawah tadah hujan di Naibonat, tanahnya sudah pecah-pecah karena terkena sinar matahari. Lahan padi yang usia tanam lebih dari sebulan juga sudah kering karena pasokan air tidak ada.(Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Edi Hayong)
Berita Terkait