Kasus Orangtua Aniaya Guru: dari Cukur Rambut, Pukul, Tendang Hingga Lempar Guru dengan Meja
Kasus terbaru adalah kasus penganiayaan seorang guru perempuan di SDI Madawat Maumere, Kabupaten Sikka, Flores NTT, Rabu (27/2/2019).
Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
POS-KUPANG.COM - Bukan rahasia lagi, kasus kriminal sering terjadi di lingkungan sekolah, baik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru/pegawai maupun antara orangtua siswa dengan guru.
Kasus-kasus tersebut ada yang terekspose lewat media massa ataupun media sosial, tetapi lebih banyak tidak terekspos karena berbagai kondisi dan pertimbangan.
Kasus kriminal itu meliputi kasus fisik seperti perkelahian, tawuran, pengeroyokan dan penganiayaan. Tapi, juga kasus verbal atau penyerangan dengan kata-kata, seperti makian, perundungan (bully) dan seterusnya.
Kasus terbaru adalah kasus penganiayaan seorang guru perempuan di SDI Madawat Maumere, Kabupaten Sikka, Flores NTT, Rabu (27/2/2019).
Guru yang bernama Theresia Pramurista Rolle itu dipangkas rambutnya secara paksa oleh Arnoldus Raga, orangtua salah satu siswa di tempatnya mengajar.
Kasus pemangkasan itu merupakan balas dendam atas tindakan Rista menegur siswa di kelasnya yang tidak memperhatikan kebersihan dan kerapian rambutnya.
Bahkan Rista berani memangkas paksa rambut beberapa siswa yang kedapatan tidak bersih dan rapi.
Kebetulan salah satu dari siswa yang dipangkas rambutnya adalah ARM, anak dari Arnoldus Raga.
Raga yang tidak terima perlakuan sang guru langsung mencari sang guru lalu balik memangkas rambut sang guru.
Sebelum kasus pemangkasan rambut ini, sudah terjadi beberapa kasus penganiayaan guru oleh orangtua siswa.
Di Kupang, Provinsi NTT, Matheos Tuflasa (50), ayah dari Meidel Tuflasa (17), siswa kelas XI IPA 4 SMAN 4 Kota Kupang, menyerang seorang guru senior sekolah itu dengan menendang perutnya hingga jatuh saat sedang mengajar di kelas.
Penyerangan dilakukan hanya karena guru senior itu mencubit pipi Meidel Tuflasa yang menabraknya di lorong sekolah hingga handphone sang guru terjatuh.
Karena si siswa tidak menunjukkan kepedulian dan penyesalan atas kecebohannya, sang guru sempat mencubit pipi siswi tersebut.
Oknum siswa yang tidak menerima perlakuan sang guru membalas dengan melontarkan kata-kata makian kepada sang guru lalu menelepon orangtuanya bahwa dia dianiaya gurunya.
Memercayai begitu saja aduan anaknya, Matheos Tuflasa mendatangi SMA Negeri Kupang dan masuk kawasan sekolah tanpa melapor kepada satpam lalu masuk ke ruang kelas di mana oknum guru sedang mengajar dan langsung menendang guru tersebut di perutnya hingga terjatuh.