BMKG Ingatkan Puting Beliung Masih Berpotensi Terjadi di Wilayah Nusa Tenggara Timur

Hujan deras disertai angin puting beliung masih berpotensi terjadi di Nusa Tenggara Timur atau NTT.

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/RICARDUS WAWO
Rumah dan pohon-pohonan berantakan diterjang puting beliung di Kelurahan Liliba, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Provinsi NTT, Kamis (28/2/2019). 

BMKG Ingatkan Puting Beliung Masih Berpotensi Terjadi di Wilayah Nusa Tenggara Timur

POS-KUPANG.COM | KUPANG -Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun EL Tari Bambang Santiajid mengatakan, hujan deras disertai angin puting beliung masih berpotensi terjadi di Nusa Tenggara Timur atau NTT.

"Masih berpotensi terjadi, tapi peluang terjadi puting beliung di tempat yang sama atau berdekatan dengan lokasi terjadinya puting beliung pada Kamis (28/2) di Kota Kupang sangat kecil," kata Bambang Santiajid kepada Antara di Kupang, Jumat (1/3/2019).

Angin puting beliung pada Kamis (28/2/2019) merusak lebih dari 145 rumah warga di dua kelurahan, yakni Kelurahan Liliba dan Penfui, Kota Kupang.

Tak Terima Rambut Anaknya Digunting Guru, Orang Tua di Maumere ini Balik Gunting Rambut Gurunya

Ramalan Zodiak Jumat 1 Maret 2019 , Cancer Optimis, Libra Investasi, Zodiak Lain?

BERITA POPULER Drakor Encounter Keluarga Mahasiswa Unwira Tolak Autopsi & Bripda Puput Resmi Mundur

Rumah-rumah penduduk yang rusak tersebut umumnya mengalami kerusakan pada bagian atap, karena terbawa angin serta plafon rumah karena terkena hujan.

"Dalam beberapa hari ke depan masih ada potensi terjadinya angin kencang. Tidak bisa diprediksi apakah angin puting beliung atau angin kencang, yang pasti ada potensi angin kencang, sehingga warga sebaiknya tetap waspada," katanya.

Dia menambahkan, potensi angin kencang disertai hujan deras, bisa dilihat dari gumpalan atau kumpulan awan tebal dan hitam, menjulang tinggi, sebagaimana yang disaksikan warga sebelum puting beliung menerjang dan memorak-porandakan rumah warga di Liliba dan Penfui.

Kondisi ini, menunjukkan adanya potensi bencana. Awan yang demikian disebut awan comulonimbus yang disebabkan oleh tekanan rendah atau tidak stabilnya atmosfer.

Karena itu, masyarakat harus tetap waspada pascaputing beliung menerjang dan memporak-porandakan rumah warga di Liliba, Kota Kupang.

Seperti diwartakan sebelumnya, angin puting beliung merusak 145 unit unit rumah dan kos-kosan milik warga Kelurahan Liliba, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Kamis (28/2/2019) sekitar pukul 14.20 Wita.

Detik-detik menjelang puting beliung, warga setempat panik melihat awan tebal berputar seperti gasing.

Awan hitam tebal berputar itu muncul kira-kira setengah jam setelah hujan lebat mengguyur wilayah Liliba yang padat penduduk itu. "Karena takut, kami lari masuk ke dalam rumah," ungkap Daniel Sula, warga Liliba. Dari jendela rumah Daniel menyaksikan awan tebal dan hitam kian mengerucut lalu tiba-tiba menukik ke arah rumah-rumah warga.

Selang beberapa saat, kata Daniel, terdengar bunyi gemuruh yang menakutkan disusul teriakan warga yang rumahnya porak-poranda. Dalam sekejap pohon-pohon besar tumbang, atap-atap rumah beterbangan lalu jatuh ke tanah. Bahkan perabot yang ada di dalam rumah ikut terhempas ke luar rumah.

Tidak hanya rumah warga, kos-kosan juga rusak. Pohon-pohon yang tumbang menindih kabel listrik dan bangunan seperti bengkel dan kios.

Lexy Hory (38) mengaku kaget saat atap rumahnya terangkat dihajar puting beliung. Atap seng rumah diterbangkan oleh angin hingga jalan utama yang berjarak sekitar 30 meter dari rumahnya. Beruntung tidak ada korban jiwa. Namun, Lexy menaksir total kerugian materi mencapai Rp 15 juta.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved