Di Sumba Timur, Belum Ada Tambahkan Anggaran untuk Penanganan DBD

Pemerinta Kabupaten (Pemkab) Sumba Timur belum menambahkan anggaran untuk penanganan wabah demam berdarah dangue (DBD) yang kian menyerang warga Sumba

Penulis: Robert Ropo | Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/Robert Ropo
Bupati Sumba Timur, Drs. Gidion Mbilijora, M.Si 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo

POS-KUPANG.COM | WAINGAPU---Pemerinta Kabupaten (Pemkab) Sumba Timur belum menambahkan anggaran untuk penanganan wabah demam berdarah dangue (DBD) yang kian menyerang warga Sumba Timur.

Bupati Sumba Timur Drs. Gidion Mbilijora, M.Si kepada POS-KUPANG. COM, Kamis (28/2/2019) mengatakan belum ada tambahan anggaran untuk penanganan DBD di Sumba Timur.

Kata Gidion belum ada tambahan anggaran dari pos dana tak terduga APBD II Kabupaten meskipun pasien yang diserang DBD sudah mencapai 4.00 lebih, sebab pasien sebanyak itu tidak semua diopname.

Menurut Gidion, anggaran yang dialokasikan dari dana tak terduga dari APBD II kabupaten Tahun anggaran 2019 sebesar 1.499.998.600 atau sebesar 1,4 milyar lebih rupiah untuk penanganan DBD setelah ditetapkan DBD sebagai kejadian luar biasa (KLB) itu masih cukup.

"Belum ada tambahan anggaran karena tidak semua opname, anggaran yang ada masih cukup,"tulis bupati Gidion di pesan WatsApp.

Wabah demam berdarah dangue (DBD) di wilayah Kabupaten Sumba Timur kian semakin darurat dan tragis, pasalnya pasien yang menderita DBD terus meningkat tajam dari hari ke hari sepanjang Tahun 2019. Begitu juga pasien yang meninggal akibat DBD ini juga semakin meningkat.

Total hasil rilis dari tiga Rumah Sakit yang ada di Kota Waingapu yakni RSK Lindimara, RSU Imanuel Waingapu, dan RSUD Umbu Rara Meha Waingapu sejak dari tanggal 1 Januari 2019 sampai tanggal 27 Frebuari 2019 sudah mencapai 490 pasien yang diserang DBD yang ditangani oleh ketiga Rumah Sakit itu.

Sedangkan total yang dihimpun POS-KUPANG.COM terkait pasien yang meninggal akibat diserang DBD sudah sebanyak 14 orang pasien.

Sebanyak sembilan orang pasien meninggal di RSUD Umbu Rara Meha, 3 orang meninggal di RSK Lindimara Waingapu. Sedangkan dua pasien lainya yang meninggal berdasarkan informasi yang diperoleh POS-KUPANG. COM satu meninggal merupakan anak-anak pulah berasal dari Nggoa dan telah di diagnosa meninggal karena DBD, dan juga pasien anak-anak Balita berasal dari Kampung Baru, Kota Waingapu.

Di Sumatera Barat, Wilayah Solok Selatan Diguncang Gempa Magnitudo 5,6 SR

The Blues Meraih Poin Penuh Saat Menjamu Tottenham Hotspur

Direktur RSK Lindimara Dr.Alhairani K.L.M.Mesa kepada POS-KUPANG. COM melalui pesan WatsApp, Rabu (27/2/2019) mengatakan pasien DBD yang dirawat di RSK Lindimara terhitung dari tanggal 1 Januari 2019 sampai 26 Frebuari 2019 sebanyak 157 pasien.

Kata Dr. Alhairani, dari 157 pasien DBD yang ditangani itu, tiga pasien DBD diantaranya meninggal dunia.

"Sampai kemarin 157, meninggal 3 orang. Makasih,"tulis Dr. Alhairani di pesan WatsApp.

Direktur RSU Imanuel Waingapu, Dr. Danny Christian kepada POS-KUPANG. COM, Rabu (27/2/2019) juga menjelaskan sepanjang tahun 2019 terhitung sejak dari tanggal 1 Januari 2019 sampai 27 Frebuari 2019 sudah sebanyak 155 pasien yang positif DBD yang ditangani oleh pihak di RSU Imanuel Waingapu.

Kata dr. Danny dari 155 orang pasien yang ditangani itu semuanya berhasil diselamatkan dengan baik dan tidak ada yang kehilangan nyawa.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved