Usai Berhubungan Intim di Malam Pertama, Pria Ini Minta Bayaran Cokelat Kepada Istrinya
Usai berhubungan intim di malam pertama, pria ini minta bayaran cokelat kepada istrinya, ini alasannya.
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
Usai berhubungan intim di malam pertama, Pria Ini Minta Bayaran Cokleat kepada Istrinya
POS-KUPANG.COM - Usai berhubungan intim di malam pertama, pria ini minta bayaran cokelat kepada istrinya, ini alasannya.
Cerita itu bermula dari perjodohan dan pemaksaan pernikahan yang dilakukan keluarga terhadap seorang wanita bernama Sunny Angel, asal India.
Kini Sunny Angel menetap di Inggris dan menceritakan pengalaman pahitnya ketika ia berumur 20 tahun itu dalam sebuah buku.
• Ramalan Zodiak Cinta Sabtu 16 Februari 2019, Aries Bergejolak, Cancer Tulus, Zodiak Lain?
• Ahok BTP dan Puput Nastiti Devi Dikabarkan Sudah Menikah 15 Februari 2019, Benarkah?
Dilansir POS-KUPANG.COM dari Mirror, Jumat (15/2/2019) Sunny bercerita kejadian itu terjadi tahun 1999.
Saat itu ia dipaksa menikah oleh keluarga dengan pria yang tak dicintainya.
Sunny dijodohkan dengan seorang pria bernama samaran Ajay yang mempunyai keterbelakangan mental.
Mau tak mau karena paksaan keluarga Sunny menikah dengan pria yang tak dicintainya itu.
Pernikahan megah digelar dan Sunny pasrah menerima Ajay sebagai suaminya.
Mimpi buruk Sunny berlanjut pada malam harinya.
Dengan sengaja ibu mertuanya memantau/melihat bagaimana anak dan menantu perempuannya itu bermalam pertama.
Ibu mertuanya melakukan hal itu karena keterbelakangan mental suami Sunny yang mengakibatkan suaminya itu tak tahu caranya berhubungan suami-istri.
"Dia akan berkata, 'Saya ingin cucu, Anda harus melakukan ini', lalu berdiri di luar pintu setiap kali kami berhubungan seks mengatakan kepadanya apa yang harus dilakukan, rasanya seperti dia di bawah perintah untuk melakukannya," ujar Sunny menirukan perkataan ibu mertuanya.
"Dia bahkan tidak ingin aku melihatnya telanjang. Dia tampak sangat ketakutan," tambahnya.
Setelah berhubungan badan, Sunny semakin sakit hati lantaran suaminya masih bersifat seperti anak kecil.
"Aku sudah melakukannya sekarang, bisakah aku mendapatkan cokelatnya?" ujar Sunny menirukan perkataan suaminya setelah bermalam pertama.
Sunny juga mengklaim ibu mertuanya sering memperlihatkan film adegan dewasa kepada suaminya agar segera memberinya cucu.
Empat bulan saja usia pernikahan Sunny dan Ajay sebelum akhirnya mereka bercerai.
• Sebelum Menikah, Ahok BTP dan Puput Nastiti Devi Butuh Air Seperti Ini, Apa Tujuannya?
• Beredar 19 foto Perempuan Asal Kupang NTT di Akun Medsos YA dan Disebut Sebagai Pelakor
"Banyak orang keterbatasan mental dan dieksploitasi oleh orang tuanya sama seperti mantan suamiku," kata Sunny.
"Semua atas nama kehormatan. Itu mengganggu. Ini sangat salah," kata Sunny.
Meski begitu Sunny tak mempunyai dendam kepada mantan suaminya yang ia anggap digunakan sebagai pion oleh keluarganya sendiri.
Sunny yang kini tinggal di Surrey, Inggris menyuarakan agar perjodohan di negara asalnya tak boleh dipaksakan terkhusus untuk kaum wanita.
Kini ia menulis sebuah buku yang menceritakan pengalaman hidupnya itu. (Seto Aji/Gridhot)
* Cek Tanda-Tanda Dini Keterbelakangan Mental Pada Anak
Intelektual disabilitas atau lebih dikenal dengan keterbelakangan mental, ditandai dengan kecerdasan atau kemampuan mental di bawah rata-rata dan kurangnya keterampilan yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
Anak-anak dengan kondisi ini dapat mempelajari keterampilan baru, tapi mereka mempelajarinya lebih lambat.
Biasanya anak-anak ini lamban pada kegiatan belajar, membuat alasan, membuat keputusan, dan memecahkan masalah.
Ada juga masalah pada perilaku adaptifnya yaitu lambatnya komunikasi, interaksi dengan orang lain, dan mengurus diri sendiri.
Ada berbagai tingkat keterbelakangan mental, mulai dari tingkat ringan sampai mendalam, Moms.
Tingkatan tersebut dinilai dari IQ dan hasil penghukuran perilaku adaptif.
IQ (intelligence quotient) diukur dengan tes IQ.
IQ rata-rata adalah 100, dengan mayoritas orang memperoleh hasil antara 85 dan 115.
Seseorang dianggap cacat secara intelektual jika IQnya kurang dari 70 sampai 75.
Untuk mengukur perilaku adaptif seorang anak, seorang spesialis akan mengamati keterampilan anak dan membandingkannya dengan anak-anak lain pada usia yang sama.
Hal-hal yang dapat diamati meliputi seberapa baik anak dapat memberi makan atau berpakaian sendiri; seberapa baik anak mampu berkomunikasi dan memahami orang lain; dan bagaimana anak berinteraksi dengan keluarga, teman, dan anak-anak lain seusianya.
• Tante Vanessa Angel Ungkap sikap Doddy Sudrajat Terhadap Ibu Dari Istri Pertamanya
• Dipanggil Polisi Terkait Kasus Akun Tentang Prostitusi Online, Viki Lerik Unggah Hal Ini
Namun, ada beberapa tanda yang lebih spesfik sebagai tanda awal keterbelakangan mental ini:
Tanda-tanda tersebut antara lain :
- Telat berguling, duduk, merangkak, atau berjalan
- Berbicara terlambat atau mengalami masalah dengan berbicara
- Lambat menguasai hal-hal seperti latihan toilet, berpakaian, dan makan sendiri
- Kesulitan mengingat sesuatu
- Ketidakmampuan untuk menghubungkan tindakan dengan konsekuensi
- Masalah perilaku seperti emosi yang tak tertahankan maupun mengamuk
- Kesulitan dengan pemecahan masalah atau pemikiran logis
- Pada anak-anak dengan kecacatan intelektual berat atau mendalam, mungkin ada masalah kesehatan lainnya juga.
Masalah ini bisa meliputi kejang, gangguan mood (kecemasan, autisme, dan lain-lain), gangguan keterampilan motorik, masalah penglihatan, atau masalah pendengaran.
Menurut penelitian, keterbelakangan mental ini sebagian besar atau sebanyak 85% terkategori ringan pada anak.
• Ibu Rumah Tangga di Sulawesi Selatan, Diperkosa, 7 Pelakunya Masih ABG
• Anak Ahok BTP Tulis Seekor Serangga Jelek yang Pura-Pura Jadi Kupu-Kupu, Ditujukan untuk Siapa?
Namun, tandanya memang berbeda-beda pada anak.
Anda mungkin muncul saat bayi, atau mungkin tidak terlihat sampai anak mencapai usia sekolah.
Sering kali tergantung pada tingkat keparahan kecacatan.
Namun Moms, dengan dukungan, pengasuhan, dan terapi yang tepat, anak-anak dengan kondisi ini akan tumbuh dan berkembang dengan normal.
Menurut riset, sebagian besar anak dengan kondisi ini akan kelak bisa hidup mandiri seperti orang dewasa pada umumnya bila ditangani dengan baik. (*)