SMKN 4 Kupang Diserang, Ini Pengakuan Beberapa Siswa Pelaku

Para siswa yang melakukan penyerangan terhadap SMAN 4 Kupang mengaku mendatangi sekolah tersebut untuk meminta maaf

Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Gecio Viana
Seorang siswa yang diamankan pihak kepolisian usai penyerangan berujung tawuran di SMAN 4 Kota Kupang ketika ditemui POS-KUPANG.COM di Mapolres Kupang Kota, Sabtu (16/2/2019) sore. 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Para siswa yang melakukan penyerangan terhadap SMAN 4 Kupang mengaku mendatangi sekolah tersebut untuk meminta maaf, Sabtu (16/2/2019).

Permintaan maaf tersebut lantaran sehari sebelum beberapa siswa yang diduga berasal SMKN 2 Kupang dan SMAN 9 Kupang melakukan pengeroyokan terhadap salah satu siswa SMAN 4 Kupang bernama Rifal Sau (18).

Pengeroyokan terhadap Rifal Sau (18) dilakukan di luar SMKN 4 Kupang dan diduga dilakukan oleh sejumlah siswa yang berasal dari SMKN 2 Kupang dan SMAN 9 Kupang serta warga biasa.

Aksi Tawuran Antar Siswa SMKN 2 dan SMAN 4, Komisi V DPRD NTT Evaluasi Sekolah Bermasalah

Siswa kelas XII tersebut dikeroyok setelah dirinya bersama sejumlah siswa dari SMAN 4 Kota Kupang meminta sejumlah siswa yang menonton kegiatan pentas seni.

Pentas seni yang diadakan di sekolah tersebut hanya dikhususkan bagi siswa SMAN 4 Kota Kupang dan para alumni.

Para pelaku pengeroyokan tidak terima lantaran diusir oleh pihak sekolah dan para siswa sehingga mengeroyok Rifal Sau (18).

13 Siswa Diamankan Polisi Terkait Penyerangan SMAN 4 Kota Kupang

"Katong pi ( kami pergi) untuk minta maaf dan kami sudah damai. Pas katong balik mau pulang, kami diserang (oleh para siswa SMAN 4 Kota Kupang) dari belakang," ungkap seorang siswa SMAN 9 Kota Kupang yang enggan namanya disebutkan seusai menandatangani surat pernyataan di Mapolres Kupang Kota Sabtu sore.

Dijelaskannya, melalui pihak keamanan sekolah (satpam) yang saat itu ditemui oleh mereka, telah terjadi kesepakatan untuk berdamai.

Namun dari arah sekolah mereka mendapat serangan dari siswa SMAN 4 Kota Kupang.

Sementara itu, siswa SMKN 2 Kota Kupang berinisial SF (16) mengaku, sejumlah rekannya dari sekolah berniat untuk meminta maaf kepada korban.

Siswa kelas IX ini pun hanya mendengar keinginan sejumlah rekannya untuk meminta maaf. Namun, pihaknya tidak ikut serta dalam penyerangan yang berujung tawuran itu.

"Saya mau pulang ke rumah di Matani, lewat depan Undana saya lihat banyak kawan-kawan saya. Lalu saya turun dari bemo untuk lihat. Tidak lama polisi sudah tangkap kami," katanya.

Ditemui terpisah, Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) bidang Kesiswaan SMAN 4 Kota Kupang, Zulkarnain, S.Pd mengaku korban pengeroyokan Rifal Sau (18) telah melaporkan pengeroyokan yang dialaminya ke pihak kepolisian.

Proses hukum atas pengeroyokan yang dialaminya dalam proses oleh pihak kepolisian.

Sementara itu, sebanyak 13 siswa tingkat SMA diamankan Polres Kupang Kota terkait penyerangan SMAN 4 Kota Kupang pada Sabtu (16/2/2019) siang.

Diketahui, belasan siswa tersebut berasal dari berbagai sekolah diantaranya SMKN 2 Kota Kupang, SMAN 2 Kota Kupang, SMAN 4 Kota Kupang dan SMAN 9 Kota Kupang.

Mereka diamankan menyusul penyerangan terhadap SMAN 4 Kota Kupang hingga berujung tawuran antar siswa.

Pihak kepolisian mengamankan belasan siswa yang masih mengenakan seragam lengkap tersebut di area SMAN 4 Kota Kupang sekitar pukul 12.00 Wita.

Sesaat setelah diamankan, para orangtua dan wali belasan siswa tersebut turut hadir mendampingi mereka di SPKT Polres Kupang Kota.

Kasat Reskrim Polres Kupang Kota, IPTU Bobby J. Mooynafi, SH.,MH melalui Kanit Tipidum Ipda Yance Kediaman saat ditemui di Mapolres Kupang Kota mengatakan belasan siswa tersebut diamankan, dilakukan pembinaan lalu dibuatkan surat pernyataan.

"Setelah pembinaan mereka sadar bahwa perbuatan mereka itu dapat merugikan orang lain dan masing-masing membuat pernyataan tidak akan membuat perbuatannya lagi," katanya.

Lebih lanjut, pihaknya masih menyelidiki apakah penyerangan hingga berujung tawuran antar siswa ini terkait dengan laporan polisi dari siswa SMAN 4 Kota Kupang yang dikeroyok saat pentas seni di sekolah tersebut pada Jumat (15/2/2019) lalu.

"Sementara keterkaitan dengan persoalan sebelumnya kami masih selidiki apakah berkaitan atau tidak," jelasnya.

Terkait senjata tajam berupa pisau dan benda lainnya seperti gear motor yang diduga dibawa oleh para siswa saat penyerangan, Ipda Yance mengatakan, pihaknya tidak menemukan benda tersebut saat mengamankan para siswa.

"Terkait senjata tajam tadi saat diamankan tidak ada. Dan mereka masih dibawah umur sehingga diberikan pembinaan saja," katanya.

Tidak ada korban dalam penyerangan hingga berujung bentrok di sekolah tersebut.

Sementara itu, setelah menandatangani surat pernyataan didampingi para orangtua dan wali, belasan siswa tersebut meninggalkan Mapolres Kupang Kota.

Pantauan POS-KUPANG.COM, para orangtua dan wali belasan siswa tersebut terlihat kesal dan memarahi anak mereka saat meninggal Mapolres Kupang Kota.

"Anak tidak tahu susahnya cari uang untuk kasih sekolah mereka. Disuruh ke sekolah malah pi (pergi) serang orang punya sekolah," uangkap seorang ibu dari siswa yang bersekolah di SMKN 2 Kota Kupang. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved