Renungan Harian Kristen Protestan, 13 Februari 2019: Rahmat Tuhan Selalu Baru Tiap Pagi
Saya kira saat-saat kita mempertanyakan Tuhan di saat-saat yang sulit, justru Tuhan ada dekat-dekat.
Kata “bagian” seringkali kita pahami dalam konteks pembagian tanah, harta, atau barang yang lain (Bil 26:53; Mzm 22:19; Ams 16:19), baik melalui undian (Bil 26:53), warisan (Ams 17:2) maupun cara pembagian yang lain (Ams 29:24). Intinya, apa yang dibagikan merupakan milik seseorang sesuai dengan pembagian tersebut. Seseorang tidak perlu merisaukan bagian orang lain. Ia tidak perlu mengingini apa yang bukan menjadi miliknya.
Namun kalimat yang disampaikan Yeremia bahwa “TUHAN adalah bagiannya, ia sedang membedakan TUHAN dengan semua pemberian-Nya. Keberadaan TUHAN dalam hidup kita tidak sama dengan berkat-berkat-Nya, walaupun kita dapat merasakan kasih Tuhan melalui berkat-berkat-Nya, namun bagian terbaik kita adalah TUHAN sendiri, bukan pemberian-Nya, sebab sebagian pemberian TUHAN bersifat sementara, misalnya kesehatan, kekayaan, dan keberhasilan. Semua itu dapat hilang karena kecelakaan, kejahatan, atau kesalahan kita sendiri. Hanya satu yang akan terus ada bagi kita, yaitu TUHAN sendiri.
Ada satu lagu yang suka saya nyanyikan pada saat-saat susah: Allah Peduli, isi syairnya hampir mirip dengan teologi yang disampaikan nabi Yeremia:
Banyak perkara yang tak dapat ku mengerti
Mengapakah harus terjadi
Di dalam kehidupan ini
Satu perkara yang ku simpan dalam hati
Tiada satupun yang terjadi
Tanpa Allah peduli
Allah mengerti
Allah peduli
Segala persoalan yang kita hadapi
Tak akan pernah dibiarkannya
Ku bergumul sendiri
Sbab Allah mengerti