Breaking News

Teknologi Silase, Solusi Ketersediaan Pakan Ternak Berkualitas

Pendekatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi problematika tersebut adalah dengan teknologi silase. Silase merupakan awetanbasah segar yang disimpan

Editor: Ferry Ndoen
istimewa
Peserta Program Silase yang dilaksanakan BBPP Kupang 

POS KUPANG.COM -Secara tradisional, pakan ternak sapi hanya mengandalkan hijauan (rumput). Namun saat musim kemarau, persediaan rumput dan hijauan pakan ternak akan semakin menurun.

Sebaliknya pada musim penghujan, sumber hijauan akan melimpah namun tidak dimanfaatkan secara optimal. Jadi permasalahan utama dari penyediaan pakan ruminansia adalah tidak terpenuhinya jumlah dan kecukupan nilai nutrisi yang disebabkan oleh ketersediaan pakan yang tidak terus menerus (kontinyu) sepanjang tahun.

Pendekatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi problematika tersebut adalah dengan teknologi silase. Silase merupakan awetanbasah segar yang disimpan dalam silo,sebuah tempat yang tertutup rapat dan kedap udara, pada kondisi anaerob (Mugiawati, 2013).

Hijauan yang ideal digunakan sebagai silase adalah segala jenis tumbuhan atau hijauan serta bijian, terutama yang mengandung banyak karbohidrat, seperti : rumput, sorghum, jagung,biji-bijian kecil, tanaman tebu, tongkol gandum, tongkol jagung, pucuk tebu, batang nanas dan jerami padi.

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa pakan atau makanan ternak merupakan kendala utama dalam pengembangan ternak di Propinsi NTT dan jaminan terhadap ketersediaan pakan ternak berkualitas merupakan tanggung jawab semua pihak tidak terkecuali Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang.

Oleh karena itu, pada tanggal 28 Januari 2019 sampai 03 Februari 2019 BBPP Kupang mengadakan pelatihan teknis pengolahan dan pengawetan bagi penyuluh/petugas diikuti oleh 30 peserta yang berasal dari 9 propinsi. Salah satu materi yang diberikan pada pelatihan tersebut adalah tentang pembuatan silase.

Peserta tidak hanya menerima teori di kelas saja tetapi juga melakukan praktek pembuatan silase. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok yang masing-masing ditugaskan untuk membuat silase untuk ternak sapi dengan berat badan yang berbeda-beda dan dengan bahan yang berbeda-beda pula.

Sebelum praktek di lapangan, peserta diajarkan untuk menyusun formulasipakan dengan menggunakan metode pearson square. Setelah formulasi pakan dibuat, selanjutnya peserta melakukan praktek pembuatan silase. Proses pembuatan silase dapat dibaca pada uraian dibawah ini.

Proses Pembuatan Silase
Prinsip dasar pembuatan silase adalah fermentasi hijauan oleh mikroba yang banyak menghasilkan asam laktat. Asam laktat yang dihasilkan selama proses fermentasi akan berperan sebagai zat pengawet sehingga dapat menghindarkan dari bakteri pembusuk (Ridwan, 2005). Pembuatan silase dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pembuatan silase sederhana dan pembuatan silase komplit. Cara pembuatan silase adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan Silase Sederhana
• Potong rumput atau hijauan lain yang sudah siap dipanen
• Diamkan selama semalam (untuk menurunkan kadar)
• Cacah hijauan dengan panjang 5-10 cm (semakin pendek potongan semakin baik)
• Hasil cacahan dimasukkan kedalam silo secara bertahap sambil dipadatkan
• Pengisian silo dilakukan sepadat mungkin dan sampai penuh
• Tutup silo dengan rapat sehingga tidak ada udara yang masuk atau terjebak di dalam silo

• Proses penyimpanan selama minimal 40 hari (agar fermentasi sempurna)
2. Pembuatan Silase Komplit
• Potong rumput atau hijauan yang sudah siap dipanen
• Diamkan selama semalam (untuk menurunkan kadar air)

• Cacah hijauan dengan panjang 5-10 cm (semakin pendek potongan semakin baik) kemudian ditimbang (untuk dapat menentukan jumlah kebutuhan bahan aditif)
• Timbang bahan aditif (dosis yang digunakan adalah 3-6% dari bahan hijauan)
• Campur hijauan dengan bahan aditif dengan sempurna
• Langkah selanjutnya sama dengan langkah pada proses pembuatan silase sederhana

Ciri-ciri Silase yang Baik
Apabila pembuatan silase dilakukan dengan baik dan benar maka silase dapat bertahan 2-3 tahun selama tetap berada dalam keadaan kedap udara. Adapun ciri-ciri silase yang baik adalah sebagai berikut : aromanya wangi seperti buah-buahan dan sedikit asam, rasanya manis atau seperti yogurt, berwarna hijau kekuning-kuningan, kering, apabila dipegang terasa lembut dan empuk, pH berkisar antara 4 – 4,5 dan suuhu tidak panas (kurang dari 30oC).

Penyiapan Silo
Silo adalah sebuah wadah yang bisa ditutup dan kedap udara, artinya udara tidak bisa masuk maupun keluar dari dan ke dalam wadah tersebut. Wadah tersebut juga harus kedap rembesan cairan. Untuk memenuhi kriteria ini maka bahan plastik merupakan jawaban yang terbaik dan termurah serta sangat fleksibel penggunaannya.

Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan, mulai kantong kresek plastik ukuran 1 kg, sampai silo silindris dengan garis tengah 100 m dan ketinggian 30 m.Gentong plastik (biasanya berwarna biru) dengan tutup yang bisa dikunci rapat merupakan salah satu pilihan yang terbaik.

Jika ingin membuat dalam jumlah yang banyak, maka cara yang termurah adalah dengan menggali tanah. Ukuran disesuaikan dengan kebutuhan. Kemudian menggunakan kantong plastik sehingga penutupannya bisa dilakukan agak rapat (Yusriani, 2015).

Penggunaan dan Penyimpanan Silase
Silase bisa digunakan sebagai salah satu atau satu satunya pakan kasar dalam ransum sapi potong. Pemberian pada sapi perah sebaiknya dibatasi tidak lebih 2/3 dari jumlah pakan kasar.

Silase juga merupakan pakan yang bagus bagi domba tetapi tidak bagus untuk kuda maupun babi. Apabila ternak belum terbiasa mengkonsumsi silase, maka pemberiannya sedikit demi sedikit dicampur dengan hijauan yang biasa dimakan.

Cara Pemberian pada Ternak
Pemberian silase pada ternak harus dilakukan dengan memperhatikan respon ternak. Silase mempunyai aroma dan rasa yang khas, maka tidak semua ternak langsung mempunyai respon yang baik. Berikut adalah cara pemberian silase pada ternak menurut Yusriani (2015) :

1. Pengambilan silase harus dilakukan secara hati-hati, silo harus cepat-cepat ditutup agar udara tidak masuk. Silase paling baik disimpan dalam silo yang berukuran sesuai dengan kebutuhan, sekali ambil isi silo habis. Misalnya setiap hari dibutuhkan 100 kg silase, maka kapasitas silo juga 100 kg.

2. Sebelum diberikan pada ternak silase diangin-anginkan terlebih dahulu, jangan diberikan langsung pada ternak.

3. Untuk ternak yang belum terbiasa makan silase, pemberian dilakukan sedikit-sedikit dicampur dengan hijauan segar yang dikurangi secara bertahap. Jika sudah terbiasa silase dapat diberikan sesuai dengan kebutuhan ternak setiap hari.

Setelah membaca uraian diatas tentunya semua peternak bisa mengaplikasikan teknologi silase karena bahan yang dibutuhkan sangat sederhana dan prosesnya tidak rumit. Apabila semua peternak mau mengaplikasikan teknologi ini maka kelak saat musim kemarau, peternak tidak perlu khawatir kekurangan pakan sebab punya lumbung pakan dari pakan hasil fermentasi tersebut. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved