Paus Fransiskus
Kunjungan Paus - Vatikan dan Dunia Arab Sepakat: Berhenti Bawa-bawa Tuhan dan Agama
Paus Fransiskus melakukan kunjungan ke Uni Emirat Arab (UAE), 3-5 Februari 2019. Dia disambut dengan antusias di Abu Dhabi
Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
Itulah sebabnya, mengapa Fransiskus memutuskan untuk memilih perikop Injil Kotbah di Bukit dari Injil Matius, khususnya Sabda Bahagia (Mat. 5,1-12) untuk perayaan Misa akbar di stadion Zayed Sports City yang diklaim sebagai misa raya pertama kali dalam sejarah di semenanjung Arab dengan khalayak sebanyak itu. Dalam kesempatan emas itu, beliau tidak hanya ingin menyirami jiwa-jiwa umat di wilayah itu yang oleh karena kondisi tertentu, tidak bisa menghidupi imannya dengan cara semestinya, tetapi juga secara global ingin mengajak semua orang dari berbagai latar belakang iman dan agama untuk menghidupi semangat kesederhanaan dan kesahajaan untuk bisa memberikan lebih banyak ruang kepada kuasa Tuhan. Tekanan khusus beliau berikan kepada urgensi membawa dan menyebarkan perdamaian (Mat.5:7). Orang yang membawa dan menyebarkan perdamaian, dia bukan saja akan menjadi bahagia, tetapi dia saat ini pula sudah menjadi bahagia. Orang yang berjiwa damai dan bahagia dengan dirinya, akan bisa membuat orang lain damai dan bahagia. Inilah urgensinya. This is the point! Perdamaian dan kebahagiaan bersama kita butuh sekarang dan di sini. Bukan besok, bulan lusa, bukan tahun berikutnya.
Selaras dengan misi perdamaian ini, pada hari kedua, Paus Fransiskus yang sudah cukup lama bersahabat kental dengan Imam Besar al-Azhar, Ahmad al-Tayyib, dalam pertemuan lintas agama di Masjid „Founder’s Memorial“ di Abu Dhabi dan di hadapan petinggi UAE serta wakil-wakil dunia Islam dan Katolik, menandatangani sebuah Deklarasi dan Dokumen bersama tentang Persaudaraan Manusia Universal demi kerukunan dan perdamaian manusia sejagad.
Urgensitas penandatanganan Dokumen bersejarah ini, bukan saja karena fakta kita bersama bahwa relasi antara umat Islam dan umat Kristiani sejak abad ke-7 Masehi sudah dibayang-bayangi oleh kesalahpahaman dan konflik yang sayangnya masih berlangsung di banyak tempat hingga saat ini, tetapi juga karena adanya kesadaran, malah keyakinan, bahwa kalau umat Islam dan umat Kristiani bisa saling menerima satu sama lain sebagai saudara dan saudari dan dengan itu bisa hidup bersama secara rukun dan damai, maka perdamaian dunia pasti akan dialami.
Mengapa tidak? Menurut statistik terakhir, umat Kristiani dan Islam seluruhnya, termasuk berbagai macam denominasi yang berafiliasi di bawah nama Kristen dan Islam, bersama-sama membentuk lebih dari setengah keseluruhan populasi dunia (7 miliar). Umat Kristiani seluruhnya berjumlah 2,2 miliar (32.5 % dari keseluruhan populasi dunia). Umat Islam seluruhnya berjumlah 1,5 miliar (21,5 % dari keseluruhan populasi dunia). Artinya, kedua-duanya berjumlah total sebanyak 3,7 miliar orang dari 7 miliar penduduk dunia saat ini.
Dokumen Persaudaraan Manusia dari berbagai latar belakang, termasuk agama, merupakan sebuah panggilan mendesak saat ini. Menurut Paus Fransiskus dan Imam al-Tayyib yang berbicara atas nama al-Azhar, sebuah institusi prestijus and ternama di dunia Islam, jalan menuju persaudaraan manusia universal, seperti yang dirumuskan di dalam Dokumen itu, bukan saja dilakukan melalui langkah-langkah penting seperti berhenti menggunakan nama Tuhan untuk menghalalkan kekerasan, terorisme dan pembunuhan, tetapi juga berhenti menginstrumentalisasi agama untuk kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompok tertentu. Berhenti pula menekan orang lain dengan menggunakan kuasa yang bekedok agama. Lebih lugas, lebih jelas dan lebih terang dari ungkapan-ungkapan seperti ini tidak ada lagi. Anak-anak kecil hingga kakek dan nenek, orang bersekolah dan orang buta huruf bisa memahaminya. Tidak butuh interpretasi, tidak butuh penjelasan. Berhenti artinya berhenti.
Kalau dua tokoh besar dunia sudah sepakat seperti itu dan dimeterai pula hitam di atas putih, dan mereka berbicara atas nama begitu banyak orang, disaksikan petinggi-petinggi kedua agama, dan ini dimaksudkan semata-mata untuk kebaikan bersama, tinggal saja kita ikuti. Mari kita mulai bersama. Mari kita sejukan dunia ini bersama-sama.
ISI DOKUMEN PERSAUDARAAN MANUSIA yang DITANDATANGANI IMAM MASJID AL-AZHAR dan PAUS FRANSISKUS
Sheikh Ahmad al-Tayeb, Grand Syekh Al Azhar, Kairo, Mesir, dan Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi umat Katolik se dunia menandatangani "Dokumen PERSAUDARAAN MANUSIA" di Abu Dhabi. Inilah bagian dari kunjungan bersejarah Paus Fransiskus ke Uni Emirat Arab. Berikut 12 poin penting dari dokumen tersebut.
(1). Keyakinan bahwa ajaran asli agama-agama mendorong manusia untuk hidup bersama dengan damai, menghargai kemanusiaan, dan menghidupkan kembali kebijaksanaan, keadilan, dan cinta kasih.
(2). Kebebasan adalah hak setiap orang. Pluralisme dan keberagaman agama adalah kehendak dan karunia Allah.
(3). Keadilan yang berlandaskan kasih adalah jalan untuk hidup yang bermartabat.
(4). Budaya toleransi, penerimaan terhadap kelompok lain, dan kehidupan bersama dengan damai akan membantu mengatasi pelbagai masalah ekonomi, sosial, politik dan lingkungan.
(5). Dialog antar agama berarti bersama-sama mencari keutamaan moral tertinggi dan menghindari perdebatan tiada arti.
(6). Perlindungan terhadap tempat ibadah adalah tugas yang diemban oleh agama, nilai kemanusiaan, hukum, dan perjanjian internasional. Setiap serangan terhadap tempat ibadah adalah pelanggaran terhadap ajaran agama dan hukum internasional.
(7). Terorisme adalah tindakan tercela dan mengancam kemanusiaan. Terorisme bukan diakibatkan oleh agama, melainkan kesalahan interpretasi terhadap ajaran agama dan kebijakan yang mengakibatkan kelaparan, kemiskinan, ketidakadilan, dan penindasan. Stop dukungan pada terorisme secara finansial, penjualan senjata, dan justifikasi. Terorisme adalah tindakan terkutuk.