Renungan Harian

Renungan Harian Katolik 28 Januari 2019: Hadirkan Kebaikan Bagi Banyak Orang

Yesus mendapat penilaian negatif dari para ahli Taurat bahwa "Ia kerasukan Beelzebul".

Editor: Ferry Jahang
Facebook/Florens Maxi Un Bria
Maxi Un Bria 

Oleh : RD.Florens Maxi Un Bria

Pimpinan Tahun Diakonat Keuskupan Agung Kupang.
(PW S. Tomas dari Aquino, Imam dan Pujangga Gereja- Bacaan
Injil Markus 3:22-30.)

"Pada suatu hari datanglah ahli-ahli Taurat dari Yerusalem,
dan berkata tentang Yesus, "Ia kerasukan Beelzebul!"
Ada juga yang berkata,
"Dengan penghulu setan Ia mengusir setan." (Mrk 3: 22)

Refleksi

Salve.
Salam Jumpa dalam Rubrik Inspirasi Bathin Katolik.

Yesus mendapat penilaian negatif dari para ahli Taurat bahwa "Ia kerasukan Beelzebul".

Hanya karena Ia melakukan perbuatan baik pada Hari Sabat.

Juga karena Ia makan bersama orang-orang berdosa.

Dan melakukan sesuatu yang dilarang pada Hari Sabat.

Padahal bagi Yesus, setiap hukum dan regulasi mesti mengabdi pada kebaikan dan keselamatan manusia.

Yesus memilih untuk menyembuhkan orang sakit pada Hari Sabat.

Juga menyapa dan memberikan perhatian kepada orang berdosa dan para pemungut cukai.

Bahkan Yesus dengan sadar mengajak Lewi Pemungut Cukai untuk mengikutiNYA. "Sequere Me"; Ikutlah Aku" ( Mrk 2:14).

Pilihan dan tindakan Yesus menolong manusia yang sakit dan menyapa orang berdosa adalah pilihan agung yang Ilahi.

Yesus hadir untuk mewartakan Kabar Gembira dan keselamatan bagi manusia tanpa pilih kasih.

Ia menghadirkan sikap inklusif dan menegaskan bahwa Allah hadir untuk mengangkat martabat manusia yang sakit, yang tersingkir dalam interaksi sosial.

Yang kurang mendapat akses dalam pelayanan kesehatan, dan yang bergumul dalam aneka soal kemanusiaan.

Ia meroformasi aneka aturan diskriminatif yang tidak berpihak pada kaum kecil dan orang berdosa.

Karena sikap Yesus yang reformatif dan berbeda dengan hal yang lazim berlaku inilah yang jadi alasan sorotan dari para Ahli Taurat.

Selain karena keterbatasan insani para Ahli Taurat untuk memahami kehendak Allah dalam karya Yesus.

Manusia dewasa ini juga dihadapkan dengan godaan untuk mengadili sesama yang melakukan kebajikan dan yang berani tampil beda dalam menghadirkan kebaikan.

Manusia bahkan terjebak dalam pikiran negatif dan irasional dalam menyikapi aneka persoalan yang dijumpai.

Ruang dialog dan diskusi bersaudara yang iklusif dan rasional sering terabaikan.

Bahkan sebagian manusia telah ikut menyebar hoax dan fitnah bagi sesama.

Mungkin juga ada yang hanyut dalam aktifitas tanpa ruang hening dan refleksi.

Tidak heran seringkali pernyataan yang mencederai persaudaraan dan kebersamaan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara di tahun politik ini dengan mudah terucap dan menyebar begitu cepat.

Ebiet G.Ade berujar "Tengoklah ke dalam sebelum berbicara" atau seperti Thomas Aquinas filsuf dan pujangga gereja menasihati

"Manusia yang bahagia adalah yang setia melakukan kehendak Allah".

Semoga hari ini, pikiran, perkataan dan tindakan kita terintegrasi sebagai kekuatan dahsyat yang menyegarkan dan meneguhkan untuk melakukan kebaikan.

Tetap fokus berbuat baik. Berpikir positif, rela bersikap inklusif dalam membangun kolaborasi humanis dengan siapa pun untuk hadirkan kebaikan bagi banyak orang.

Marilah belajar dari Yesus yang inklusif dan selalu fokus pada tujuan pelayanan.

Memuliakan Allah dan hadirkan kebaikan serta keselamatan bagi banyak orang.

Tuhan Yesus merahmati dan memberkati setiap kita yang berkehendak baik dalam setiap aktivitas dan pelayanan hari ini. Salve.

Doa: Ya Allah ajarilah kami menghitung hari hari hidup kami, agar mampu berlaku bijak dan melihat kebaikanMU dalam diri sesama. Rahmati kami agar selalu tinggal dalam kasih dan kebenaranMU. Jauhkanlah kami dari godaan dan jebakan hoax, Amin. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved