Berita Kabupaten Manggarai
Mendulang Sukses Bersama KWT Nai Ca Anggit Nterlango, Manggarai
sistem Manajemen Pertanian Terintegrasi atau disingkat Simantri yang sudah berjalan sejak tahun 2017 lalu telah memberi dampak yang signifikan secara
Penulis: Aris Ninu | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu
POS-KUPANG-COM-RUTENG-Sistem Manajemen Pertanian Terintegrasi atau disingkat Simantri yang sudah berjalan sejak tahun 2017 lalu telah memberi dampak yang signifikan secara ekonomi kepada masyarakat khususnya petani.
Selama dua tahun berjalan ada 20 Simantri di area l. 110 Ha dengan 207 Kelompok tani pengembangan hortikultura pada areal 136,80 ha. Kelompok ini berjalan pada tujuh Kecamatan di Kabupaten Manggarai.
Setiap kelompok Simantri terdiri dari beberapa kelompok tani yang memiliki semangat yang sama dalam pengembangan produk unggulan hortkultura.
Program prioritas Bupati Manggarai, Dr. Deno Kamelus, S.H, M.H dan Wakil Bupati Manggarai, Drs.Victor Madur ini dalam proses kerjanya sejak awal melibatkan beberapa perangkat daerah terkait untuk menunjang pelaksanaan kegiatan tersebut.
Beberapa Perangkat Daerah yang berkontribusi dalam memajukan program hortikultura ini antara lain Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Dinas PUPR, Dinas Peternakan, Dinas Perhubungan, Dinas Penanaman Modal Koperasi Usaha kecil Menengah dan Tenaga Kerja, Dinas Perdagangan serta Dinas Kominfo Manggarai.
Untuk memastikan program tersebut berjalan dengan baik, Senin (15/1/2019) sore, Bupati Manggarai ,Dr. Deno Kamelus,SH.MH menghadiri syukuran tahunan serta Natal dan Tahun Baru Bersama dari kelompok Wanita Tani Nai Ca Anggit di Nterlango, Desa Poco Likang, Kecamatan Ruteng.
• Tahun Ini ! PDAM Manggarai Buka Layanan ke Cibal Barat
• Putus ! Jalur Pantai Utara Flores-NTT
Kelompok tani yang berdiri sejak 6 Maret 2006 ini terdiri dari 17 orang wanita tani yang tergabung dalam 5 kelompok lainnya pada Simantri IX Nterlango.
Ketua kelompok, Magdalena Sarti Daimu ketika memberikan sambutannya saat syukuran, menjelaskan, munculnya program Simantri sejak tahun 2017 ini menghadirkan beberapa aplikasi teknologi baru untuk diperkenalkan kepada para petani seperti greenhouse, mulsa serta dalam bentuk bantuan lainnya.
Selain itu, pendekatan yang terus menerus dari Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dari Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai juga mengubah sistem pertanian konvensional menuju pertanian modern.
“Jenis bantuan yang kami terima oleh kelompok ini pada tahun 2017 seperti benih, pupuk dan ternak. Ada Sebelas jenis bantuan komoditi benih,” paparnya.
Lebih lanjut, Magdalena menjelaskan, sepanjang tahun 2018 hasil panen hortikultura sangat memuaskan. Tak ada kendala soal pasar karena para pedagang biasanya datang langsung ke lokasi petani.
“Hasilnya sangat luar biasa. Soal harga, kami menyesuaikan dengan harga pasar. Kami menjual ke Pasar Ruteng dan Labuan Bajo. Kalau ke Labuan Bajo, kami pakai mobil Dana DAK yang tergabung dengan beberapa kelompok lainnya di Simantri Sembilan. Jenis sayuran seperti buncis, tomat, terung, vambok, kol batu, brokoli, cabe. Cabe besar dan Cabe keriting bisa 40 Ribu sekilo,” tuturnya.
Ketika ditanya soal kendala, Margaretha menjelaskan, Nopember 2018 lalu kelompok ini kewalahan menyediakan tomat dan cabe karena permintaannya sangat banyak.
Kelangkaan beberapa jenis sayuran ini disebabkan oleh tingginya intensitas curah hujan yang menyebabkan munculnya penyakit pada beberapa jenis sayuran. Sedangkan kendala yang selalu ditemui pada musim kemarau yaitu kurangnya persediaan air. Pada saat itulah permintaan dari para pembeli sangat banyak.