Dosen IPB Ciptakan Aplikasi Penerjemah Bayi, Mulai Tangisan hingga Saat Masuk Angin
Medhanita Dewi Menanti (36), dosen IPB asal Kabupaten Banyuwangi menciptakan aplikasi Madsaz yang dapat menerjemahkan tangis bayi usia 0-3 bulan.
Dosen IPB Ciptakan Aplikasi Penerjemah Bayi, Mulai Tangisan hingga Saat Masuk Angin
POS-KUPANG.COM, BANDUNG - Medhanita Dewi Menanti (36), dosen IPB asal Kabupaten Banyuwangi menciptakan aplikasi Madsaz yang dapat menerjemahkan tangis bayi usia 0-3 bulan.
Aplikasi yang digarap bareng dengan tim Sekolah Vokasional IPB tersebut mampu menerjemahkan 5 jenis tangisan bayi.
Masing-masing bayi lapar, bayi lelah atau mengantuk, bayi ingin bersendawa, bayi masuk angin atau perut kembung dan bayi yang tidak nyaman bisa karena popok basah, udara terlalu panas atau dingin.
Kepada Kompas.com, Rabu (17/10/2019), perempuan yang akrab dipanggil Medha ini menceritakan ide awal dari pembuatan aplikasi tersebut sudah sejak tahun 2010, saat Medha hamil anak pertamanya.
• Sejuknya Telaga Nirwana Rote Ndao Bikin Hati Panggil Pulang
• SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming Penyampaian Visi-Misi pada Debat Capres 1
Saat itu, Medha mengikuti seminar tentang tumbuh kembang anak dan salah satu pembicaranya menjelaskan tentang lima klasifikasi tangisan bayi yang ditemukan oleh ahli sound photograph dari Australia Priscilla Sunatan.
"Saat itu saya langsung berpikir berarti tangisan bayi bisa diklasifikasikan melalui komputer. Kebetulan skripsi S1 saya tentang klasifikasi kesesuaian lahan sehingga saya berpikir jika sumber suara juga bisa diproses," jelasnya.
Pada awal menempuh kuliah S2 di IPB jurusan Ilmu Komputer, ibu dari Shofia Dzakka Hanifa ini sudah merencanakan tesis tentang klasifikasi tangis bayi.
Bahkan, sejak semester 1 saat kuliah S2, Medha sudah mencari data-data tentang tangisan bayi.
• SEDANG BERLANGSUNG LIVE STREAMING Debat Capres 2019, Live Kompas TV, Metro TV, tvOne, TVRI
• Prabowo-Sandi Panjatkan Doa Nabi Yunus Sebelum Debat Capres, Ini Faedahnya Menurut AA Gym
"Baru tahun 2013 berhasil tapi masih versi desktop. Masih dijalankan menggunakan laptop," ceritanya.
Saat seminar tesis, Medha tidak menyangka jika banyak rekan-rekannya yang antusias terhadap aplikasi tersebut.
Dia juga melakukan pengujian aplikasi software tersebut kepada keponakan dan anak rekannya yang masih bayi.
Setelah lulus S2, Medha terus mengembangkan aplikasi tersebut dan pada awal November 2018, aplikasi tersebut sudah bisa diakses melalui android.
"Alhamdulillah, sampai tanggal 14 Januari 2019, aplikasi tersebut sudah di-download sebanyak 7.190 dari 98 negara," ujarnya.
"Ada list detail negaranya mulai dari Afganistan, Jepang, Suriah, Portugal, dan juga negara di Asia. Tangis bayi ini bersifat universal walaupun berbeda negara, suku, bangsa dan bahasa," jelasnya.
• Seminggu Jelang Bebas, Ahok Kirim Surat Ini ke Romo Philip, Janjikan Hal Ini untuk Warga Flores
• SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming Debat Capres-Cawapres 2019, Jokowi-Maruf vs Prabowo-Sandi