Berita Kabupaten Ende
Berani Merubah Pakem, Kristoforus Berhasil Kembangkan Usaha Buah Naga di Mauponggo
memang terlihat aneh karena hampir semua warga tetatangga pada umumnya menanman padi namun Kristoforus mencoba merubah pakem yang ada.
Penulis: Romualdus Pius | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM|ENDE----Setelah sempat mengalami kegagalan panen tanaman padi pada tahun 2014, Kristoforus Jawa lalu mencoba merubah pakem dengan mengembangkan usaha buah naga di lahan yang sebelumnya ditanami padi.
Menanam tanaman yang tidak biasa memang terlihat aneh karena hampir semua warga tetatangga pada umumnya menanman padi namun Kristoforus mencoba merubah pakem yang ada.
Kepada Pos Kupang, Senin (14/1/2018) Kristoforus mengawali usahanya di tahun 2015, menanaman bibit buah naga dengan mendatangkan bibit dari Ende juga Malang.
Pada lahan seluas 1 hektar itu semuanya ditanami bibit buah naga yang ditanam pada 1.500 pilar beton sebagai tempat berkembangnya tanaman buah naga.
Pada tahun awal usaha keras Kristoforus yang didukung penuh oleh sang istri, Dortea Ngole serta pihak keluarga memberikan hasil yang maksimal baginya karena dia bisa panen buah naga secara beruntun 6 bulan.
Di kebun miliknya itu, Kristoforus mengembangkan 3 jenis buah naga masing-masing jenis super dan merah serta putih.
• Para Idola Berharap Risal Masae dan Daniel Nepa Dapat Dukungan dari Masyarakat NTT
• Warga Kelurahan Oesapa Selatan Swadaya Tambal Jalan Raya yang Lubang
Pada tahun-tahun awal buah naga milik Kristoforus dipasarkan pada segmen yang terbatas yakni hanya di sekitar Desa Maukeli dan wilayah Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo.
• Mahasiswa Sambut Antusias Fisip Corner
• Pengadilan Kefamenanu Gelar Sidang Perdana Praperadilan Tersangka Korupsi Vs Polres TTU
Namun setelah tiga tahun berselang buah naga milik, Kristoforus sudah mulai terkenal dan dipasar hingga ke lintas kabupaten yakni Ende dan Sikka juga Kabupaten Ngada.
Untuk mendapatkan buah naga milik Kristoforus para pembeli tidak harus mengeluarkan biaya yang besar karena apabila datang langsung membeli di kebun maka pembeli tidak saja membawa pulang buah naga yang telah dibeli namun juga bisa langsung menikmati segarnya buah naga yang diberikan oleh pemiliknya.
“Iya pembeli bisa menikmati satu dua potong buah naga yang memang sengaja kami berikan sebagai tanda perkenalan dan juga persaudaraan,”kata Kristoforus.
Kristoforus mengatakan bahwa ada perlakuan khsusus bagi pembeli yang datang langsung ke kebun dan juga ketika di pasar.
• Ibunda Jelly Wakano Nangis Setelah Anaknya Inggid Wakano Lolos ke Babak The Rising Star Indonesia.
“Tentu ada perbedaan karena kalau datang beli di kebun mereka tidak sekedar pembeli namun juga orang-orang yang mencintai kebun dan tentu ada perlukan berbeda antara yang beli di pasar dan juga beli kebun,”ujarnya.
Menurut Kristoforus langkah berani yang dia lakukan di tahun 2014 dengan merubah lahan sawah menjadi kebun buah naga memberikan hasil yang nyata saat ini karena hampir setiap kali panen dia bisa mengantongi uang sebesar Rp 50 juta.
Selain itu dari penjualan buah naga yang dia lakukan selain mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dia juga mampu membiayai anak sekolah juga berbagai urusan di kampung seperti adat dan urusan lainnya yang membutuhkan uang.
Saat ini tanaman buah naga milik Kristoforus tidak hanya terkenal di wilayah Kecamatan Mauponggo namun juga hingga ke beberapa kecamatan dalam wilayah Kabupaten Nagakeo dan para pembelinya juga mulai berdatangan dari beberapa kabupaten tetangga baik dari Ngada juga Ende dan Sikka.
Untuk memenuhi permintaan yang tinggi Kristoforus mengirim barang pesanan melalui angkutan umum baik ke Ende dan juga Maumere.
“Kalau pembeli yang berdekatan dalam wilayah kecamatan atau kabupaten mereka terkadang datang sendiri ke kebun untuk membeli buah naga sedangkan kalau yang jauh kita kirim lewat bis,”kata Kristoforus.
Para pembeli juga berfariasi ada yang beli hanya 1 kg namun juga terkadang ada hingga ratusan kilo.
Melihat keberhasilan pengembangan usaha buah naga milik Kristoforus tersebut maka jangan melewatkan kesempatan untuk datang langsung ke kebun miliknya yang terletak di Desa Maukeli, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo.
Letaknya yang persis berada di pinggir ruas jalan antara Ibukota Kecamatan Mauponggo dan Desa Maukeli sehingga mudah diakses. Apabila datang langsung ke kebun sebelum pulang membawa buah naga pembeli juga bisa menikmati langsung satu dua potong buah naga yang telah dipersiapkan bahkan terkadang mendapatkan bonus dari pemiliknya.
“Iya beda kalau beli di pasar dan beli di kebun karena kalau beli di pasar itu antara penjual dan pembeli sedangkan kalau beli di kebun lebih pada perkenalan dan juga saudara,”ujarnya. (Laporan Reporter Pos Kupang.Com, Romualdus Pius)