Pdt. Dr Mesakh Dethan: Natal Ibarat Ajang Tes Kegilaan, Apakah Kita Lolos atau Tidak?

Hal itu dikatakannya pada acara Natal Klasis Kota Kupang, Kamis, 10 Januari 2019 di Gedung Gereja Ebenhaizer Oeba,

Editor: Dion DB Putra
FOTO KIRIMAN MESAKH DETHAN
Pdt. Dr. Mesakh Dethan (tengah) 

Karena itu marilah kita merayakan Natal bukan hanya dengan nyanyian dan pujian saja, tetapi juga dengan upaya konkret untuk hidup dalam hikmat Allah.

Di hadapan ratusan pendeta dan jemaat yang hadir pada perayaan Natal Klasis Kota Kupang, Mesakh Dethan mengatakan bahwa Natal menolong kita masing-masing untuk melihat ke dalam diri kita sendiri, melihat sudah sejauhmana kehidupan dan pelayanan kita kepada Tuhan dijalankan: apakah menurut hikmat ilahi atau hikmat dunia, hikmat manusiawi kita atau hikmat Kristus.

Kegagalan pelayanan para pelayanan dan warga jemaat kota Korintus karena mereka memaknai pelayanan menurut hikmat mereka sendiri, menurut hikmat duniawi. Akibatnya perseteruan, pertengkaran dan perpecahan dalam jemaat tidak terhindarkan; selain itu telah memicu terbentuknya kelompok-kelompok dalam jemaat.

Kritik Paulus kepada jemaat di Korintus bahwa upaya untuk menonjolkan diri sendiri, terjadi bukan hanya karena orang memakai hikmat duniawi (1 Kor 1:12, 3:4-6), tetapi juga karena orang merasa pelayanan itu miliknya.

Paulus mengingatkan bahwa yang empunya pelayanan dalam gereja adalah Tuhan Allah sendiri, sehingga kita semua baik itu para pekerja gereja, para Pendeta, Penatua, Diaken, Pengajar, dan semua pelaku pelayanan, adalah para pekerja Allah, mitra Allah dalam membangun gereja sebagai Tubuh Kristus. Bagi Paulus para pelayan itu tidak lebih dari pada hamba, karena sesungguhnya yang bekerja adalah Allah (1 Kor 3:5-9).

Para pelayan sebagai mitra Allah dengan kapasitas dan talenta masing-masing dipakai Allah untuk membangun jemaat Tuhan (1 Kor 3:9-18), karena tidak boleh ada yang membanggakan diri atau terjebak dalam pengkultusan diri (1 Kor 3:18-23), karena semua kita toh akan dihamiki Allah ( 1 Kor 4:1-5).

Nasehat Paulus kepada jemaat di Korintus inti pada peristiwa perendahan diri Kristus yang kita rayakan saat ini, yang nantinya berpuncak pada salib Kristus.

Bagi Paulus, Salib Kristus adalah sebuah peristiwa penting yang menjadi dasar dan inspirasi bagi kesatuan mereka. Pada salib Kritus terletak kehendak dan hikmat Allah, yang baik bagi kehidupan jemaat, yang bertentangan dengan kehendak dan hikmat manusia, yang buruk dan membawa kepada kebinasaan.

"Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan." (1 Kor 1:18,19).

Hikmat berlawanan dan sering dikontraskan dengan kebebalan, kebodohan, dan kegilaan.-Ul 32:6; Ams 11:29; Pkh 6:8. Jadi syukurlah kalau saat perayaan Natal kita bisa lolos dari ajang test kegilaan. Natal menolong kita juga untuk mengosongkan diri untuk memahami dunia orang lain. Kristus meninggalkan kemuliaan surgawi untuk merasakan suka duka kehidupan dunia.

Kita juga terpanggil untuk meninggalkan dunia kita sendiri, kesenangan kita sendiri, demi orang lain, demi kita lebih merasakan dunia orang lain. Jadi suadara-saudari bagaimana kita berhikmat. Hikmat yang kita pakai hendaknya kita berhikmat yang datang dari Kristus, hikmat yang mengosongkan, diri artinya kita juga bisa merasakan dunia orang lain.

Bagaimana kita bisa merasakan perasaan orang lain, keinginan orang lain, unek-unek orang lain. ini yang disebut kita mengosongan diri. Bagaiamana rekan-rekan sepelayanan saling memhami perasaan satu sama lain, saling mengosongkan diri.

Pertengkaran-pertekaran yang tidak perlu dalam pelayanan kalau orang orang mampu mengosongkan diri, merendahkan diri demi pelayanan kepada Kristus.

Bagaimana kita bisa saling menerima dan menghargai satu dengan yang lain dengan tulus, tanpa basa-basi, dan embel-embel dan ada maunya. Ini yang disebut dengan hikmat dari Tuhan, dan kita menjadikan Yesus Kristus hikmat bagi kita. Kita memahami orang lain, untuk kita dapat bertumbuh bersama dalam hikmat Kristus.

Salah satu pesan Natal yang penting yang diingatkan oleh penulis Injil Yohanes adalah kedantangan Kristus yang kita rayakan ini bukan hanya untuk kita manusia, tetapi juga untuk dunia (Yoh 3:16). Oleh karena itu sebagai orang bijak atau berhikmat terpanggil untuk memelihara alam semesta, karena alam sebagai anugerah.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved