Ular Phyton Serang Ahmad, Hal Inilah yang Terjadi Kemudian

Amad bercebur ke rawa berair, ia merasakan ada tubuh ular cukup besar di bawah air. Segera ia peluk dan coba angkat ke permukaan namun begitu berat

Editor: Bebet I Hidayat
Banjarmasinpost.co.id/salmah
Amad, warga Komplek Dharma Praja, Banjarmasin 

POS-KUPANG.COM - Dari sekian banyak ular piton (python reticulatus) atau ular jenis sanca yang pernah ditangkap Amad, ada satu pengalaman yang mengesankan. Pertamakalinya ia menangkap sepasang piton terbesar dalam kurun waktu 40 tahun berburu ular.

Momen beberapa tahun yang lalu itu berawal ketika Amad merambah rawa di kawasan Basirih, Banjarmasin Selatan.

Setelah beberapa waktu mencari jejak ular, Amad menemukan jalurnya namun tanda itu agak lain dari biasa, begitu banyak rumput yang rebah begitu pula semak belular.

Instingnya, ini jejak ular besar. Benar saja, beberapa meter mengikuti jalur, ia melihat seekor ular piton (python reticulatus) besar tengah melingkar mengeloni puluhan butir telurnya.

Ibu Ini Ditemukan Tewas di Rerumputan, Diduga Karena Gigitan Ular Kobra

Fakta Terbaru Kasus Selingkuh Dosen Mahasiswi: Keluarga Dinafkahi 1,5 Juta per Bulan & Cabut Laporan

VIDEO: Penggemar Sebut Orang Terdekat Jennie BLACKPINK & Kai EXO Mengetahui Hubungan Keduanya!

"Itu adalah ular betina. Pasti ada yang jantan di sekitar situ, pikir saya," ungkap Amad.

Benar saja, saat Amad bercebur ke rawa berair, ia merasakan ada tubuh ular cukup besar di bawah air. Segera ia peluk dan coba angkat ke permukaan namun begitu berat.

Tubuh ular bergerak, Amad pun dapat cepat mengetahui mana bagian ekor dan mana kepala ular. Namun begitu kagetnya ia, ternyata ular itu ukurannya panjang.

"Saya tak sanggup menarik ular itu ke rawa yang kering. Ular itu rupanya baru makan, jadi susah ditarik karena berat bobotnya. Akhirnya saya cabut parang dan tebas kepalanya," tukas Amad.

Setelah mampu ditarik ke permukaan air dan ditempatkan ke tanah, kemudian Amad kembali ke sarang ular piton (python reticulatus) betina yang tadi menjaga puluhan telur.

Amad, warga Komplek Dharma Praja, Banjarmasin (Banjarmasinpost.co.id/salmah)
Amad, warga Komplek Dharma Praja, Banjarmasin (Banjarmasinpost.co.id/salmah) ()

Amad, warga Komplek Dharma Praja, Banjarmasin (Banjarmasinpost.co.id/salmah)
Betina tadi kemudian menyusul nasib si jantan, mati ditebas parang. Amad segera mengumpulkan kedua ular dan menguliti di sekitar situ juga.

"Setelah diluruskan, ternyata panjang ularnya 15 meter! Tak terbayang bagaimana jika ular tadi saat hidup melakukan perlawanan," ujar Amad.

Penasaran dengan isi perut sawa jantan yang begitu besar, Amad pun hati-hati mengoyak perut ular tersebut.

"Ya, khawatir juga kalau ular tadi ada memangsa manusia. Makanya saya hati-hati mengoyak, kalau dugaan saya benar, saya akan laporkan ke warga sekitat," paparnya.

Ternyata dugaan Amad salah. Setelah perut ular dikoyak, tak dinyana seekor kambing di perut sawa jantan itu.

Beres menguliti, Amad pun bergegas membawa kulit sepasang ular besar dan panjang itu untuk dijemur dan nantinya dijual.

Pengalaman lainnya, Amad pernah disambar dan dibelit sawa seukuran 4 meter yang coba ia tangkap setelah jatuh dari plafon rumah warga. Mari kita simak lanjutan kisahnya.

Alat Tangkap Ular

Berikut peralatan kerja yang selalu menyertai kakek pemburu ular piton (python reticulatus) tersebut.

Rujak besi. Bentuknya berupa batang besi seukuran diameter telunjuk orang dewasa dengan panjang batang sekitar 1,5 meter yang salah satu ujungnya lancip. 

"Batang besi ini untuk merujak (menusuk-nusuk) rawa yang diperkirakan ada ularnya," ujar Amad.

Kemudian di pinggang Amad ada sebilah parang. Jenis parang lais (panjang melengkung) ini gunanya sebagai alat pertahanan diri jika diserang ular, sekaligus menebas semak belular.

Amad juga tak pernah ketinggalan membawa tas selempang. Dalam tas kecil itu ada tali kenur yang biasa digunakan untuk mengikat ekor ular.

Dalam tas itu juga ada beberapa gelang karet yang gunanya mengunci mulut ular setelah kepalanya ditangkap.

Masih dalam tas, juga ada beberapa pisau silet. Ini adalah senjata tajam yang ia andalkan untuk menguliti sawa jika harus dilakukan di tempat.

"Dengan silet ini saya menyayat tubuh ular dari bagian bawah kepala hingga ke ekor," terangnya.

Amad yang perokok juga menyimpan beberapa puntung rokok di tasnya. Seperti diceritakan di tulisan bagian pertama, puntung rokok berguna untuk mematikan ular sawa.

Puntung rokok dimasukkan ke mulut sawa. Supaya cepat tertelan, kemudian mulut ular dikantupkan dan diikat rapat dengan gelang karet. Beberapa waktu dibiarkan, ular pun mati.

Apakah ada ilmu magis atau ritual tersendiri untuk menangkap ular? Menurut Amad ia tak punya ilmu dan tidak melakukan ritual apapun.

"Semua saya lakukan adalah berdasar pengalaman belaka. Dan alhamdulillah sampai sekarang tak ada mengalami celaka," pungkasnya.

(banjarmasinpost.co.id)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved