Berita Nasional
Buaya Peliharaan Lahap Hidup-Hidup Seorang Wanita, Jadi Viral di Facebook
Buaya berukuran 5 meter ini melahap hidup-hidup korban yang diketahui bernama Deasy Tuwo (44), yang merupakan karyawan perusahaan mutiara.
Saat ini, tokoh masyarakat Saenam sedang mencari tokoh adat yang bisa melakukan tutur adat guna mengetahui asal muasal buaya tersebut.
"Kami kebingungan mau apa buaya ini. Kami takutnya, jika buaya ini jelmaan nenek moyang kami sehingga kami sedang cari tokoh adat yang bisa tutur adat sehingga mengetahui asal buaya tersebut," ujarnya.
Koordinator tim unit penanganan satwa UPS BBKSDA Provinsi NTT, Dadang yang dikonfirmasi terkait kemunculan buaya di Desa Saenam mengaku, belum mengetahui informasi tersebut.
Dia meminta nomor telepon warga Desa Saenam yang bisa dihubungi guna dikonfirmasi terkait kepastian buaya tersebut.
Pasalnya, jika warga sudah meyakini buaya tersebut sebagai nenek moyang mereka, maka tim BBKSDA akan kesulitan untuk melakukan evakuasi terhadap buaya tersebut.
"Susah kalau warga sudah meyakini kalau buaya itu jelmaan nenek moyang mereka. Warga tidak akan mau jika kita lakukan evakuasi terhadap buaya tersebut. Contoh kasusnya di Desa Supul, Kabupaten TTS juga, saat kita mau pindahkan buaya dari danau supul, warga justru menolak dengan alasan itu buaya jelmaan nenek moyang mereka. Bahkan warga berani jamin buaya tersebut tidak akan menyerang masyarakat setempat," sebut Dadang.
Namun untuk memastikan jika buaya tersebut tidak menyerang masyarakat, tim BBKSDA akan segera berkoordinasi dengan masyarakat Desa Saenam terkait keberadaan buaya tersebut. Jika dirasa perlu, maka tim BBKSDA akan memindahkan buaya tersebut ke kandang penampungan buaya di Kupang.
Hingga saat ini pimpinan perusahaan pembibitan mutiara yang berlokasi di Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, belum tahu keberadaannya.
Pemilik perusahaan tersebut diketahui bernama Mr Ochiai, pantauan tribunmanado.co.id, bukan hanya buaya yang dipelihara, melainkan hewan lainnya juga ada terpelihara di perusahaan tersebut berupa, ikan arwana serta alat-alat pembibitan mutiara.
Mengetahui karyawannya di makan buaya, Mr Ochiai tak ada di tempat.
Kapolres Tomohon AKBP Raswin B Sirait mengatakan, pihaknya hingga saat ini masih mencari pemilik buaya berukuran 5 meter tersebut.
"Kita masih mencari pemilik buaya tersebut, selain itu jiga kami sudah berkoordinasi dengan camat dan hukum tua ," katanya.
Kepala Laboratorium CV Yosiki tempat pembibitan mutiara, Deysi Tuwo (44), tewas dimakan buaya peliharan pimpinan perusahaan itu yang berlokasi di Jaga VII Desa Ranowangko Kecamatan Tombariri, Minahasa, Sulawesi Utara, Jumat (11/01/2019).
Menurut warga setempat, Deysi yang merupakan warga Desa Suluun Tumpaan Minahasa Selatan, diterkam saat memberi makan buaya.
"Karena pada Rabu (09/01/2019), kami masih melihatnya masuk ke tempat itu," ujar Merry saat ditemui Tribunmanado.co.id di tempat kejadian perkara.