Berita Kota Kupang
Ketua OMK Paroki St Maria Fatima Taklale: Anggota OMK Kurangi Keegoisan
selama menahkodai organisasi tersebut selama kurang lebih tujuh bulan masih terdapat sekat antar Orang Muda Katolik yang berada pada tataran stasi.
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
Kado tersebut juga tidak hanya ditukar bersama dengan para anggota OMK akan tetapi ditukar juga dengan para suster, Romo moderator dan seluruh peserta kegiatan yang hadir.
Turut hadir ketua panitia kegiatan, Adrianus Loko Bere, Moderator OMK Paroki Sta. Maria Fatima Taklale, RD. Leonardo Magnus Toda, para suster, para pengurus Dewan Pengurus Paroki (DPP) Sta Maria Fatima Taklale, para pengurus Ketua Dewan Pembina Stasi (DPS) dan puluhan anggota OMK dari lima stasi di Paroki St Maria Taklale.
Para anggota OMK datang dari lima stasi yang berada di Paroki Sta Maria Taklale diantaranya Stasi Naibonat, Stasi Manusak, Stasi Oebelo, Stasi Tuapukan dan Paroki Pusat Taklale.
Ketua panitia kegiatan, Adrianus Loko Bere kepada POS-KUPANG.COM di sela-sela kegiatan mengatakan, kegiatan Natal dan Tahun Baru Bersama tersebut sengaja dilakukan agar mengkoordinir anggota OMK dari lima stasi yang ada untuk lebih terlibat lebih aktif dalam kegiatan yang dilakukan pada tataran paroki.
Menurutnya, selama ini para anggota KMK lebih aktif dalam kegiatan yang dilakukan di tingkatan stasi masing-masing. Hal ini menunjukkan masih ada sekat antar anggota OMK yang ada di lingkup Paroki Sta Maria Fatima Taklale.
"Mereka (anggota OMK) lupa bahwa Paroki St Maria Taklale menjadi pusat kekuatan dan aktivitas kerohanian,' ungkapnya.
Dirinya berharap, melalui kegiatan tersebut ikatan kekeluargaan dan kebersamaan semakin terjalin serta para OMK dapat terkoordinir menjadi satu dalam Paroki Sta Maria Taklale.
"Mereka tidak lagi melihat stasi mereka menjadi kekuatan tersendiri akan tetapi bersama-sama banyak melakukan kegiatan bertolak dari paroki," katanya.
Dikesempatan yang sama, Moderator OMK Paroki Sta Maria Fatima Taklale, RD. Leonardo Magnus Toda mengatakan, dari kegiatan tersebut diharapkan para anggota OMK dapat membuka diri dan terlibat dalam aktivitas gereja.
"Tentunya saya pahami bahwa mereka punya banyak kesibukan tetapi mereka diharapkan selalu punya waktu khusus yang sudah mereka siapkan untuk boleh mengikuti kegiatan gereja," ujarnya.
Dijelaskannya, setiap kegiatan dan program kerja OMK paroki telah disusun dan disepakati berdasarkan pertimbangan waktu dan kesibukan dari para anggota OMK.
"Sehingga tidak bertabrakan dengan kegiatan kampus ataupun kegiatan sekolah dan kerja," katanya.
Selain itu, RD. Leonardo juga berpesan kepada para anggota OMK m harus memiliki kematangan secara emosional dan karakter dalam berorganisasi.
"Ketika dalam pertemuan misalnya ada yang pendapatnya (anggota OMK) tidak diakomodir, pengalaman yang saya amati bahwa ada satu dan dua orang muda Katolik yang sulit sekali kalau pendapatnya mungkin tidak diterima jadi dia akan mudah tersinggung kalau pendapatnya itu tidak terima," contohnya.
Menurutnya, hal tersebut merupakan hal negatif yang membuat organisasi kurang kondusif dan tentunya akan membuat organisasi berjalan mandeg.