Berita Kota Kupang
Seleksi Calon Anggota KPU Alor, Ada Dugaan Praktek Percaloan
Timsel juga tidak mengumumkan hasil tes pisikologis melalui media masa lokal atau nasional sehinga menimbulkan frasa Timsel tidak jujur
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
"Dapat disimpulkan bahwa Timsel menggunakan tanggapan masyarakat untuk menggagalkan peserta secara subyektif, Kuat Dugaan Timsel sudah lebih dahulu mengantongi nama-nama calon anggota KPU yang akan di loloskan ke 10 besar dan diduga Timsel sarat kepentingan politik dan adanya dugaan praktek percaloan pada seleksi KPU kabupaten/Kota dalam hal ini di Kabupaten Alor," ujarnya.
Dikatakan, dari nama-nama yang masuk dalam 10 besar patut diduga Timsel sudah mengantongi nama-nama calon sebagai akibat dari dugaan percaloandari pihak- pihak yang berkepentingan.
"Indikasi ini diperkuat dengan tidak diumumkannya nilai CAT, Pisikotes dan juga wawancara masing-masing peserta. Bahkan peserta dengan Nilai CAT 30-an juga lolos sampai 10 besar sedangkan peserta dengan nilai CAT diatas 50 di gugurkan. Sedangnkan tes CAT merupakan indikator obyektif untuk mengetahui pemahaman peserta akan kepemiluan," ujarnya.
Dia juga menduga adanya komunikasi intensif melalui WhatsApp (WA) antara beberapa pihak dengan oknum dalam timsel Zona 2 untuk mengamankan salah satu calon dengan cara mencoret nama-nama yang diserakan oleh oknum tersebut. Karena itu, pihaknya mengharapkan, KPU Republik Indonesia untuk memberhentikan Tim Seleksi Zona 2, melakukan investigasi lebih mendalam terkait dugaan tidak obyektif, tidak profesionalnya dan tidak cermat Timsel dalam melaksanakan tugasnya.
"KPU RI juga kita minta untuk membatalkan Keputusan Tim Seleksi KPU Kabupaten/Kota Se-Provinsi NTT Zona 2 (Kabupaten Alor) dan melakukan seleksi ulang secara profesional dan tidak," ujarnya.
Sudah Klarifikasi
Ketua Timsel Zona 2, Prof. Mien Ratoe Oedjoe,M.Pd mengatakan, semua sanggahan dan protes maupun surat keberatan yang diterima Timsel telah diklarifikasi.
"Kami sudah klarifikasi terhadap semua surat masuk maupun protes terkait seleksi KPU Alor. Kami klarifikasi semua itu di saat seleksi wawancara terhadap peserta," kata Mien.
Terkait adanya surat protes, ia menduga surat yang masuk di Times itu adalah surat kaleng.
Ditanyai soal adanya komunikasi antara oknum Timsel dengan oknum peserta seleksi, Mien mengatakan, mungkin saja dengan teknologi yang makin canggih ini, namun dirinya telah memanggil dan meminta klarifikasi dari oknum Timsel di Zona 2 itu.
" Saya sudah panggil itu anggota timsel dan tanya. Dia sumpah katanya tidak pernah komunikasi seperti itu, bahkan di WhatsApp itu teman percakapan tidak jelas wajahmu atau gambar profil. Karena itu, kami tidak tanggapi seperti itu," katanya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)