Berita Pilpres 2019
Pengamat Ungkap Kelemahan Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf Menanggapi Serangan Tim Prabowo-Sandi
Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin dinilai memiliki kelemahan pada masa kampanye Pemilihan Presiden 2019.
POS-KUPANG.COM | JAKARTA - Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin dinilai memiliki kelemahan pada masa kampanye Pemilihan Presiden 2019.
Menurut pengamat politik dari Exposit Strategic Politica, Arif Susanto, TKN Jokowi-Ma'ruf terlalu reaktif dengan isu-isu yang dilempar kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Kelemahan tim Jokowi-Ma'ruf adalah sikapnya yang reaksioner," ujar Arif dalam sebuah diskusi di Jalan Pakubuwono, Jakarta, Kamis (27/12/2018).
Arif mengatakan, kekalahan Hillary Clinton terhadap Donald Trump dalam pemilu di Amerika Serikat sebenarnya bisa menjadi pelajaran bagi TKN Jokowi-Ma'ruf. Ketika itu, tidak ada yang meragukan kredibilitas Hillary sebagai calon presiden.
Arif mengatakan, Trump bukan politikus kawakan. Trump juga tidak pernah memiliki jabatan di pemerintahan.
Bahkan, kata Arif, media di AS menyebut Trump bukan siapa-siapa. Akan tetapi, hasil akhirnya, Trump memenangkan pemilu dan mengalahkan Hillary yang lebih berpengalaman.
"Karena apa? Donald Trump berhasil membuat Hillary menari di genderangnya," ujar Arif.
Ia menilai, kondisi yang hampir sama terjadi pada Pilpres 2019 di Indonesia. Arif mengatakan kubu Prabowo-Sandiaga begitu gencar menyerang pemerintahan Jokowi dengan berbagai isu. Tim Jokowi-Ma'ruf menanggapi dengan sama masifnya.
Menurut Arif, tidak masalah jika TKN Jokowi-Ma'ruf melakukan perlawanan terhadap serangan-serangan lawan.
"Counter attack memang harus dilakukan. Tetapi tidak membuat tim kampanye kehilangan fokus. Tim harus tetap fokus," ujar Arif.

Arif mengingatkan, ada hal lain yang lebih penting untuk dikerjakan yaitu menarik dukungan para swing voters.
Generasi muda, pelajar, pemilih baru, dan masyarakat menengah ke atas merupakan segmen swing voters yang harus diperlakukan serius untuk kemenangan pada Pilpres 2019.
Optimistis Unggul
Sebelumnya, Calon Wakil Presiden (cawapres) nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin, optimistis bisa mengungguli pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam debat, khususnya soal ekonomi.
Menurut Ma'ruf, ia dan Presiden Joko Widodo akan lebih mudah menjalani debat soal ekonomi karena sebagai petahana Jokowi telah memiliki capaian kinerja yang tinggal dilanjutkan.
"Ekonomi kan konsep kami. Buat kami tidak terlalu sulit karena kami itu sudah punya Nawacita I. Nawacita I kan sudah ada dan sudah dieksekusi. Nah Nawacita II itu bagaimana memaksimalkan (Nawacita I)," kata Ma'ruf saat ditemui di kediamannya, Menteng, Jakarta, Minggu (23/12/2018).
Ma'ruf mengatakan, di bawah kepemimpinan Jokowi, pemerintah sudah melakukan banyak hal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan berbagai kebijakannya.
Menurut Ma'ruf, justru yang akan kesulitan dalam debat soal ekonomi adalah pasangan capres dan cawapres yang belum memiliki prestasi.
Saat ditanya bagaimana ia mempersiapkan diri untuk berdebat soal ekonomi karena cawapres penantang, Sandiaga, merupakan seorang pengusaha yang kerap berurusan dengan masalah ekonomi, Ma'ruf merasa tak khawatir.
"Jadi bagaimana tinggal mengembangkan itu (Nawacita I) di periode yang kedua. Tentu visi dan misi sudah disampaikan," ujar Ma'ruf.
"Lain lagi kalau baru (maju). Kalau baru kan masih yang diinginkan saja. Kalau yang meneruskan sebenarnya bagaimana memperbesar, bagaimana menambah, bagaimana menyempurnakan. Kira-kira isunya gitu," lanjut dia.
(Kompas.com)