Berita NTT
Ini Deretan Upaya Viktor Laiskodat Tuntaskan Sampah Di NTT, Sanksi Tegas Hingga Teken Kontrak
Ini Deretan Upaya Viktor Laiskodat Tuntaskan Sampah Di NTT, Sanksi Tegas Hingga Teken Kontrak.
Penulis: Servan Mammilianus | Editor: maria anitoda
Ini Deretan Upaya Viktor Laiskodat Tuntaskan Sampah Di NTT, Sanksi Tegas Hingga Teken Kontrak.
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Ini Deretan Upaya Viktor Laiskodat Tuntaskan Sampah Di NTT, Sanksi Tegas Hingga Teken Kontrak.
Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat menyoroti masalah sampah yang ada di dua kota besar di NTT yaitu Labuan Bajo dan Kota Kupang.
Viktor Laiskodat bahkan mengatakan bahwa kota terkotor di NTT adalah Kota Kupang dan Labuan Bajo.

Viktor Laiskodat juga sudah menemukan cara untuk mengentaskan masalah sampah ini.
Viktor Laiskodat Inginkan Bank NTT Hasilkan Laba Rp 500 M
Prediksi Cuaca Aktual Penerbangan di Bandara El Tari. Yuk Simak!
Warga Renduwawo Datangi DPRD Nagekeo, Ini yang Mereka Sampaikan!
Gubernur NTT Viktor Laiskodat, menyampaikan bahwa dirinya sudah membicarakan tentang kontrak dengan pihak ketiga terkait penanganan sampah di Labuan Bajo dan Kota Kupang namun belum dijelaskan siapa pihak ketiga yang dimaksud.
"Saya sudah bicarakan dengan baik untuk kontrak dengan pihak ketiga untuk kelola sampah di Kota Kupang dan Labuan Bajo," kata Viktor saat sambutan pada acara peletakan batu pertama, pembangunan Sekolah Tinggi Pariwisata Cemara Laut di Nggorang, Labuan Bajo, Kamis (29/11/2018).
Dia menegaskan bahwa persoalan sampah merupakan masalah serius yang harus segera diselesaikan, apalagi Labuan Bajo merupakan kota pariwisata.
"Pulang dari sini, kalau lihat sampah plastik tolong dipilih. Buat pot bunga atau apa saja. Zaman sekarang dunia global sedang berperang dengan sampah plastik. Ke depan kita mengurangi penggunaan plastik secara berlebihan," kata Viktor.
Pada saat itu dia juga menyinggung tentang aktivitas diving di Labuan Bajo.
Disampaikannya, di waktu mendatang semua wisatawan yang hendak diving harus diperiksa oleh pihak-pihak yang berkompeten.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat kembali menyinggung sampah di Labuan Bajo dan Kota Kupang.
Viktor menyampaikan hal ini pada acara Musrenbang RPJMD NTT 2018-2023 di Hotel Aston, Jumat (23/11/2018).
Hadir dalam kegiatan ini, Wagub NTT, Viktor Josef Nae Soi, Sekda NTT, Ben Polo Maing, Asisten II, Alex Sena, Pimpinan perangkat daerah Lingkup Pemprov, para bupati dan Walikota Kupang. Hadir pula beberapa Lembaga Swasta.

"Labuan Bajo adalah kota yang aneh di daerah ini. Kenapa saya bilang begitu, karena setiap satu meter ada bak sampah dan syaratnya harus 50 meter. Namun, aneh sampahnya banyak berada di luar tempat sampah," kata Viktor.
Selaian sampah, ia mengatakan, laut di Labuan Bajo sudah berbau dan itu menandakan bahwa lingkungan sudah rusak.
"Ketika saya ada di Labuan Bajo, saya sempat ditahan oleh seorang Pastor dari Austria. Dia katakan, daerah ini adalah tempat bagus, hanya saja kita tidak jaga lingkungan. Saya katakan, beri waktu enam bulan dan Pastor kembali ke sini dan lihat lagi," kata Viktor.
Dikatakan, di Labuan Bajo harus mencerminkan NTT, karena itu sampah harus mendapat perhatian.
"Masa ada kandang ayam dan babi di dalam kota. Rumah-rumah jangan jadi kandang, tetapi sebaliknya harus jadi home stay-home stay," katanya.
HIV AIDS, Tak Hanya Lewat Seks, Virus Ini Menular Lewat Hal Tak Terduga Ini, Kamu Melakukannya?
HIV AIDS, Kenapa AIDS Mesti Diperingati Tanggal 1 Desember, Kamu Mesti Tahun Berbagai Hal Ini
Ibu dan Bayi Tewas Ditangan Dokter Mabuk Saat Lakukan Operasi Caesar
Untuk kawasan TNK , Viktor mengatakan, perlu diatur agar wisatawan yang masuk harus memberi dampak luar biasa bagi daerah.
"Kita harus tetapkan lagi berapa harga masuk ke sana, berapa orang yang masuk. Kita butuh tata itu.
Apakah ada komodo ada di lain tempat? Kita tidak butuh orang banyak masuk di TNK tapi butuh bayaran banyak,," ujarnya.
Dia mengatakan, Komodo dikenal dari Bali dan itu melecehkan atau penghinaan bagi NTT.
"Tapi kalau dibayar mahal maka kita akan atur dan tata sehingga orang yang masuk di sana benar-benar berkontribusi juga bagi daerah," ujarnya.
Sedangkan Kota Kupang juga, ia mengakui masih kotor.
"Kota Kupang juga masih bau. Orang kalau lihat laut bau, dia sudah tidak senang. Karena itu peran pak wali untuk pelaksanaan Pembangunan," katanya.
Untuk kota Kupang, dia menyetujui dengan Walikota Kupang bahwa Kota Kupang adalah teras NTT.
Sedangkan soal sampah, dia mengatakan, di Kota Kupang masih ada sampah plastik.
"Karena itu, pak wali coba lari sore keliling ke kantor-kantor, pasti sampah-sampah bisa diangkut. Harus mulai, karena perilaku kita di NTT masih anggap sampah itu hal biasa. Saya pernah pilih sampah, ada yang lihat dan senyum-senyum saja," katanya.
Dia mengatakan, untuk sampah plastrik harus diperangi sehingga tahun 2019 tidak boleh ada sampah plastik.
"Kita perangi sampah plastik, kalau sampah itu dibersihkan maka kota akan bersih dan nyaman," ujarnya. (*)
Perguruan Tinggi Jangan Bosan Bicara Sampah
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat meminta kepada pihak perguruan tinggi untuk memiliki kepedulian yang tinggi terhadap penanganan sampah.
Lembaga Perguruan tinggi, lanjutnya, tidak boleh bosan berbicara tentang sampah.
"Saya minta kepada pendidikan tinggi agar jangan bosan-bosan bicara soal sampah. Kampanye tentang sampah ini bukan hal kecil, tapi hal besar karena berdampak besar."
Hal ini disampaikan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, pada acara Dialong Pemprov NTT dengan Civitas Akademika /Pimpinan Lembaga Perguruan Tinggi (PT) sedaratan Timor, Alor dan Rote Ndao di Hotel Aston, Rabu (21/11/2018).
Hadir pada acara ini, Wagub NTT, Josef Nae Soi, Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan, Prof. Daniel Kameo, Sejumpah pimpinan Perangkat Daerah NTT, Wakapolda NTT, Birgjen Pol. Johny Asadoma, Karo Humas Setda NTT, Drs. Semuel Pakereng, M.Si, Karo Kesra, Barthol Badar, S.H, M.M dan undangan lainnya.

Sementara dari Perguruan Tinggi, hadir Rektor Undana, Prof. Fred Benu, M.Si, Ph.D, Rektor UKAW, Frankie J Salean, SE.M.P, Rektor Unwira, P. Dr. Philipus Tule, SVD, Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr. Zainur Wula, M.Pd, Rektor Universitas Persatuan Guru (UPG) 45 NTT, David Selan, S.E,M.M dan perwakilan dari Universitas Timor. Dialog ini dipandu, Kadis Pariwisata NTT, Dr. Marius Jelamu, M.Si.
Pada kesempatan itu, Viktor mengatakan, pendidikan tinggi atau perguruan tinggi juga harus terus berbicara soal sampah.

"Saya harap, bicara dengan teman dari pendidikan tinggi, jangan bosan-bosan bicara soal sampah. Di provinsi sekarang, dalam pemantauan saya, sudah 80 persen sudah rapi tentang sampah, dan kota ini. Padahal, sampah itu bukan masalah kecil tapi masalah besar karena dampaknya besar," katanya.
Dia menjelaskan, jangan sampai ketika turun dari pesawat, kemudian kita melihat kiri dan kanan, pasti sampah plastik ada di mana-mana.
Kondisi begitu menunjukkan ciri khas kota ini, yakni kota yang penuh dengan sampah, maka manusia- manusianya tidak beradab.
"Ciri khas kota, indah, bersih, rapi tertib, namun ciri khas ini belum terlihat di kota ini. Tanggungjawab siapa. Ini tanggung jawab kita semua," katanya.
Dia mengakui, selaku gubernur, dirinya mengajak semua elemen dan lembaga, termasuk di lembaga-lembaga agama, LSM, OPD dan Forkopimda untuk berbicara mengenai sampah.
Sudah Seminggu Masyarakat Mauponggo Tidak Bisa Berkomunikasi Dengan HP
Inilah 13 Nama Pelajar Smater Lolos Pertukaran Pelajar 2019
"Pasti orang omong bahwa kenapa gubernur bicara sampah. Tetapi dari sampah tidak terjaga, maka akan berpengaruh. Ambil sampah buang, makan buang, dia merokok lalu buang. Bahkan tidak pernah berpikir bahwa sampah saya tidak boleh membebani orang lain," ujarnya. (*)
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM : Servatinus Mammilianus