Berita Internasional Terkini
Wapres AS Berjanji Bakal Bikin Pembunuh Khashoggi Bertanggung Jawab
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Mike Pence bakal membuat para pelaku pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi bertanggungjawab
POS-KUPANG.COM | PORT MORESBY - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Mike Pence bakal membuat para pelaku pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Pernyataan tersebut disampaikan Pence dalam Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Port Moresby, Papua Niugini. Diberitakan AFP Sabtu (17/11/2018).
Pence menyebut pembunuhan yang dilakukan terhadap Khashoggi merupakan sebuah bencana.
Baca: Seorang Wanita Mesir Mengaku Menikah Diam-diam dengan Jamal Khashoggi
"AS bertekad membawa mereka yang terlibat dalam pembunuhan itu untuk bertanggung jawab. Kami mengikuti fakta yang ada," tegasnya.
Komentar wapres 59 tahun itu keluar setelah beredar laporan Badan Intelijen Pusat (CIA) meyakini perintah membunuh Khashoggi datang dari Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Baca: Pelari Kenya Ini Finis Pertama di Kategori Marathon Borobudur Marathon 2018
Dalam laporan tersebut, Khashoggi dipancing oleh adik MBS, Pangeran Khalid bin Salman, yang juga menjabat sebagai Duta Besar Saudi untuk AS.
Dalam telepon tersebut, Khashoggi diminta untuk mendatangi gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober untuk mengurus dokumen pernikahannya.
Pence melanjutkan meski dia berjanji bakal membawa para pelaku ke pengadilan, dia juga menyatakan AS tetap berusaha mempertahankan hubungan dengan Riyadh.
Dalam pernyataan resmi Kamis (15/11/2018), Saudi mengatakan Khashoggi dibunuh oleh lima orang menggunakan suntikan obat bius dosis tinggi.
Setelah itu para pelaku memutilasi jenazah Khashoggi dan menyerahkannya kepada seorang agen yang telah menunggu di luar gedung.
Riyadh juga menegaskan bahwa MBS tak ada sangkut pautnya dengan pembunuhan kolumnis The Washington Post tersebut.
Kantor jaksa Saudi menyatakan, perintah untuk membawa paksa Khashoggi diberikan Wakil Kepala Intelijen Jenderal Ahmed al-Assiri. Assiri membentuk tim beranggotakan 15 orang yang dibagi ke dalam tiga kelompok kecil.
Tim negosiasi, tim logistik, dan tim intelijen. Mereka terbang ke Istanbul, Turki, untuk membujuk jurnalis berusia 59 tahun tersebut agar bersedia kembali ke Riyadh.
"Namun karena negosiasi gagal, kepala tim negosiator memerintahkan untuk membunuh Khashoggi," demikian pernyataan kantor jaksa penuntut.
Keterangan Saudi dibantah kolumnis Hurriyet Abdulkadir Selvi yang menyatakan telah mendengarkan rekaman yang dipunyai otoritas Turki.