Berita Kabupaten Nagekeo
Jokowi Instruksikan Menteri Sosial Respon dan Pastikan Bantuan Pemerintah Sampai ke Gurusina
Kedatangan mereka ke Kampung Adat Gurusina untuk mengikuti acara peresmian rumah transisi layak huni di Gurusina.
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Gordi Donofan
POS-KUPANG.COM | MBAY --Udara pada Jumat (16/11/2018) sekitar pukul 14.15Wita terasa panas. Sinar matahari langsung menyengat kulit.
Ratusan lebih warga di Kecamatan Jerebu'u Desa Watumanu Kabupaten Ngada, di Pulau Flores NTT berkumpul di jalan raya depan pintu masuk Kampung Gurusina.
Mulai dari anak kecil hingga orang tua, tampak disana.
Kedatangan mereka ke Kampung Adat Gurusina untuk mengikuti acara peresmian rumah transisi layak huni di Gurusina.
Saat itu ratusan warga tumpah rua dijalan sekitar 150 meter sebelum pintu masuk Kampung Gurusina oleh Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI, Dr. Ir. R.Harry Hikmat, M.Si.
Rombongan Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI, Dr. Ir. R.Harry Hikmat, M.Si diantaranya, Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial, Nurul Farijati, Kadis Sosial Provinsi NTT Welem Foni, Plt. Bupati Ngada Paulus Soliwoa, pimpinan Bank BRI Cabang Bajawa serta pimpinan OPD Setda Ngada.
Rombongan Dirjen disambut dengan sapaan adat khas Bajawa (Bhea Sa) dengan tarian khas Bajawa Ja'i.
Puluhan penari tampak berbaris rapi saat itu. Lenggak-lenggok tubuh mereka sangat memukau Dirjen dan rombongan saat memasuki kawasan Gurusina.
Iringan gong gendang menyeramakan suasana acara itu.
Suhu udara yang begitu menyengat kulit tak mereka hiraukan.
Panas trik dijalan raya tempat mereka menari sangat begitu menyengat.
Keringat bercucuran keluar dari raut wajah mereka.
Meskipun begitu, mereka tetap bersemangat hingga Dirjen dan rombongan sudah masuk didalam Kampung Gurusina.
Sebelum Dirjen dan rombongan menuju tempat acara di dalam Kampung Gurusina, terlebih dahulu Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI, Dr. Ir. R.Harry Hikmat, M.Si, Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial, Nurul Farijati, Kadis Sosial Provinsi NTT Welem Foni, Plt. Bupati Ngada Paulus Soliwoa, menggunting pita dan melakukan tandatangan tugu Keserasian Sosial Papa Wi'u Desa Watumanu Kecamatan Jerebuu Kabupaten Ngada yang ditempatkan disamping pintu utama masuk Kampung Gurusina.
Usai Dirjen melakukan tandatangan pada tugu tersebut, Dirjen bersama rombongan dipersilakan masuk dan menggunting pita tanda peresmian rumah transisi layak huni dibagian dalam setelah pintu utama.
Pantauan POS KUPANG.COM, usai melakukan pengguntingan pita itu Dirjen bersama rombongan membuka pintu rumah tersebut dan masuk melihat isi rumah.
Kepada wartawan Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI, Dr. Ir.R.Harry Hikmat, mengatakan, kehadiranya dalam rangka untuk memastikan bahwa bantuan yang disalurkan oleh Pemerintah itu benar-benar tepat sasaran.
"Hari ini kami datang memastikan bahwa sejumlah rumah yang dibangun melalui bantuan pemerintah berupa bahan bangunan itu sudah terwujud. Bersyukur ada 27 rumah sudah dibangun. Selain itu ada bantuan untuk isi hunian berupa alat rumah tangga. Artinya warga-warga yang terkena dampak dapat merasakan bantuan dari Pemerintah dan negara harus hadir. Ini wujud instruksi bapak Presiden Joko Widodo yang mengarahkan kepada Menteri Sosial RI Bapak Agus Gumiwang untuk merespon cepat serta memastikan bantuan yang disalurkan bisa diwujudkan dan bermanfaat untuk masyarakat Kampung Adat Gurusina," ujar Harry Hikmat.
Ia mengatakan selain bantuan rumah Kemensos RI juga memberikan bantuan berupa tiga buah bak air untuk kepentingan warga Gurusina dan sekitarnya.
Ia mengatakan rumah transisi layak huni yang sudah dibangun agar tetap dijaga dan ditempatkan.
Kemensos RI Salurkan 2.2 Miliar
Kementerian Sosial (Kemensos) salurkan bantuan sebesar 2.2 miliar rupiah guna membangun kembali kampung adat megalitikum Gurusina di Desa Watumanu, Kecamatan Jerebu'u, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (16/11/2018.
Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI, Dr. Ir. R. Harry Hikmat, pada kesempatan tersebut mangaku bangga bisa datang berkunjung dan meresmikan forum keserasian sosial di Papa Wi'u Desa Watumanu Kecamatan Jerebuu Kabupaten Ngada.
Dr. Harry mengatakan peristiwa kebakaran kampung Megalitikum Gurusina 26 Agustus 2018 sangat menghebohkan dunia.
Pemberitaan tentang kebakaran Kampung Gurusina menjadi viral karena kampung ini sudah sangat terkenal dimana-mana.
"Saya sangat takjub atas kemegahan rumah adat di Bena maupun kampung adat Gurusina di masa lalu dan ini sudah terkenal seluruh dunia. 26 Agustus 2018 banyak media mempublikasikan bahwa Kampung Gurusina terbakar. Kampung megalitikum ini betul-betul peninggalan budaya yang wajib kita lestarikan. Dari sisi kemanusiaan Pemerintah merespon warga yang tidak terdampak tidak parah. Kami yakin bapak ibu sangat sedih," ujarnya.
Harry Hikmat mengatakan bantuan itu untuk mengembalikan kampung Gursina sebagai tempat destinasi wisata. Pembangunan kembali rumah adat warga Kampung Gurusina, tetap disesuaikan dengan arsitektur desa adat yang sesuai dengan keinginan masyarakat adat setempat.
"Kita harus mempertahankan keberadaan kampung ini sebagai tempat tujuan wisata. Untuk itu, rumah-rumah disini harus dikembalikan seperti semua. Saya tadi ke kampung adat Bena menggambarkan bagitu bagusnya kampung itu,"ucap Harry.
Harry mengaku kampung adat Gurusina sangatkan terkenal di seluruh dunia karena merupakan peninggalan budaya yang harus dilestarikan. "Ini kampung adat Megalitikum. Saat ini kebakaran sudah terjadi maka langkah untuk membangun kembali mesti dilakukan," tambahnya.
Dinas Sosial Propinsi NTT bergerak cepat melaporkan ke Kementerian Sosial mengenai kebakaran tersebut.
Kecepatan ini, dikatakan Harry membuat respon pemerintah juga semakin cepat membantu untuk warga Gursina dalam memenuhi kebutuhan dasar dan membangun hunian sementara.
Bantuan Kementerian Sosial tersebut terdiri dari Bantuan Bahan Bangunan Rumah (BBR) untuk 33 unit/keluarga sebesar Rp.825.000.000, Bantuan Isi Hunian Sementara untuk 27 keluarga sebesar Rp.81.000.000, Bantuan Keserasian Sosial Kampung Gurusina sebanyak 3 paket sebesar Rp.150.000.000, Bantuan RS-RTLH untuk 7 kelompok sebesar Rp1.050.000.000.
Selain itu, Kemensos juga melakukan penyaluran bansos Program Keluarga Harapan tahap IV kepada 150 Keluarga Penerima Manfaat Gurusina.
Jumlah bansos untuk propinsi NTT sebesar 1,28 triliun rupiah yang terdiri dari basos PKH sebesar 682.76 miliar rupiah untuk 386.315 keluarga dan bantuan beras sejahtera sebesar 597,4 miliar rupiah untuk 452.557 keluarga.
Sedangkan Bansos untuk kabupaten Ngada antara lain bantuan PKH sebesar 12.89 miliar rupiah untuk 7.188 keluarga, bantuan beras sekahtera sebesar 10.63 miliar rupiah untuk 8.051 keluarga.
Dalam penyalurannya, Kementerian Sosial bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui ATM Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
Menurut Harry, penyaluran bantuan secara non tunai ini, sesuai arahan Presiden Joko Widodo dan Menteri Sosial bahwa penyaluran bantuan sosial harus terpadu melalui kartu kombo.
Dengan demikian kata dia, bagi korban yang memenuhi kriteria akan dapat menerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Beras Sejahtera (Rastra), dan bansos lainnya.
“Pendekatan ini sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia telah menerapkan sistem perlindungan sosial yang adaptif dan berkelanjutan,” tambahnya.
Ia menambahkan, berdasarkan data yang dihimpun Dinas Sosial Provinsi NTT, secara keseluruhan rumah adat yang berada di Kampung Gurusina berjumlah 33 unit, satu pos pariwisata, dan beberapa situs-situs adat didalamnya.
Situs-situs tersebut yaitu tiga buah kayu Ngadu (Tiang Adat yang melambangkan wujud laki-laki) dan tiga Rumah Bhaga (Rumah Adat minimalis selaku simbol perempuan yang berfungsi sebagai tempat untuk memberikan sesajian kepada nenek moyang pada saat upacara adat).
Sebanyak 27 rumah adat hangus terbakar, tiga buah Ngadu dan tiga buah Bhaga juga ikut terbakar.
Sementara warga Gurusina, Warga Kampung Gurusina, Herman Suri (40) mengaku senang rumahnya sudah dibangun kembali oleh pemerintah.
Herman menyampaikan limpah terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu dan sudah memberikan dukungan baik moral maupun materil.
"Rumah layak huni ini sudah kami tinggal satu minggu yang lalu. Kami senang dan terima kasih saja untuk pemerintah," ujar Herman.
Baca: Gotong Royong Harus Tetap Dilestarikan
Baca: Anggota DPRD TTU Ini Beri Apresiasi Kepada Pemerintah. Ini Alasannya
Baca: Sekda ST : Adanya Solusi Pemerintah Pusat Atasi Rendahnya Lulusan CPNS
Baca: Dominan Perempuan Asal Sikka Kerja di Malaysia, Hongkong dan Singapura
Baca: Pemda TTU Alokasikan Dana Rp. 18 Miliar Untuk Pengerjaan Ruas Jalan Supun-BanUlu
Herman mengaku jika pemerintah tidak mau membantu untuk meringankan beban pasti masyarakat Gurusina akan mengalami kesulitan dan rumah yang kami tempati saat ini tidak akan ada.
Saat ini rumah layak huni sudah ada dan sudah ditempati. Rumah itu akan dijaga dan akan dirawat nantinya.
Ia mengatakan pemerintah daerah, provinsi, dan pusat yang sangat memperhatikan nasib warga Gurusina. Sejak bencana kebakaran hingga saat ini pemerintah terus memperhatikan Gurusina.
"Kami hampir kehilangan semangat. Karena semua harta benda kami terbakar pada Agustus lalu. Momen hari ini sangat berarti bagi kami," ujarnya.
"Ini sangat membantu kami. Terima kasih, kami berdoa semoga bupati, gubernur dan presiden tetap sehat dan perhatikan kami dan seluruh masyarakat lain," ujarnya.
Dimeriahkan Penari Cilik
Sambutan dan arak-arakan Dirjen bersama rombongan dimeriahkan oleh para penari cilik asal Kampung Adat Gurusina.
Panas trik yang menyengat kulit tak mereka hiraukan.
Tabuhan gong gendang menambah suasana sangat ramai saat itu.
Tarian Ja'i yang mereka peragakan saat itu rupanya menghibur Dirjen dan rombongan saat tiba di Kampung Gurusina.
Inggrid Tanu (12) siswi SDK Gurusina, mengaku bangga bisa menjadi penari Jai saat itu.
Inggrid mengatakan persiapannya hanya seminggu. Ia dan belasan temannya lain sudah sangat siap jika dipercayakan oleh para orangtua untuk menjemput tamu kehormatan untuk menari Ja'i.
"Saya senang kami bisa menari saat menjemput tamu. Kami sudah biasa menari," ujar Inggrid, kepada POS KUPANG.COM, di Kampung Gurusina, Jumat (16/11/2018).
Siswi lainnya, Almira Meo (12) mengatakan setiap kali ada tamu yang datang dirinya bersama belasan teman lainnya selalu dipercayakan untuk menari jai.
Siswi SDK Gurusina ini mengaku senang karena selain menari, dirinya berama belasan teman lainnya bisa foto bersama dengan Dirjen dan rombongan sebagai kenang-kenangan.
Siswi lainnya, Alin Mbupu (13) mengatakan, dirinya bangga bisa dipilih menjadi penari saat menerima tamu.
Alin mengatakan dalam setiap momen yang besar dirinya sangat antusias dan semangat jika dipercayakan untuk menjadi penari.
"Kami sudah sangat siap. Memang dari dulu sudah menjadi kewajiban kami untuk menari," ujar Alin, lalu tersenyum.
Alin mengatakan anak-anak Gurusina sangat berterima kasih kepada Pemerintah sudah membantu warga Gurusina untuk membangun kembali rumah-rumah.
Ia mengaku senang karena rumah yang akan ditempati warga sangat bagus dan representatif.(*)
