Lifestyle
Hati-Hati Bagi Kamu Yang Kesepian, 10 Gangguan Kesehatan Ini Mengintaimu Setiap Saat
Hati-Hati Bagi Kamu Yang Kesepian, 10 Gangguan Kesehatan Ini Mengintaimu Setiap Saat.
Sebuah studi pada tahun 2007 menemukan, dukungan sosial akan mengoptimalisasi respons neurokimia yang membantu melepas stres.
Temuan dari studi tersebut juga menunjukkan, dukungan sosial bisa melunakkan lingkungan dan kerapuhan genetis seseorang terhadap stres.
Lebih jauh, dilansir Psychology Today, individu yang merasa kesepian dilaporkan memiliki level persepsi stres yang lebih tinggi.
Bahkan, ketika diekspos dengan faktor stres lain yang dialami orang-orang yang tidak kesepian kadarnya tetap lebih tinggi.
Sekalipun ketika mereka sedang bersantai.
7. Mengacaukan pola makan
Sebuah studi di tahun 2012 yang fokus pada hubungan gangguan makan dan kesepian menemukan, banyak karakteristik kesepian yang terkait dengan gangguan makan.
Sebut saja anoreksia, bulimia, dan binge-eating, ditemukan bisa terkait dengan kesepian.
Meski begitu, kesepian bisa menjadi faktor baik penurunan maupun kenaikan berat badan.
Menurut studi tersebut, mereka yang berat badannya naik seringkali karena menjadikan makanan sebagai pereda rasa kesepian.
8. Bisa menjadi pertanda Alzheimer
Sebuah studi yang dilakukan Donovan mempelajari 79 komunitas yang dijalankan orang-orang tua.
Dari studi tersebut ia menemukan, mereka yang memiliki level protein amyloid tinggi juga dilaporkan merasa kesepian, sama seperti perasaan terisolasi.
Banyak ilmuwan meyakini, akumulasi amyloid pada otak mendasari terjadinya alzheimer.
Teori ini memiliki hipotesa, komponen amyloid mengacaukan komunikasi antara sel otak dan bahkan merusak sel tersebut.
Amyloid juga menurunkan kognisi sebagaimana karakteristik penyakit alzheimer.
9. Rentan terkena flu dan pilek
Sebuah studi pada tahun 2017 menemukan, mereka yang kesepian cenderung lebih rentan terkena gejala flu dan pilek.
Studi tersebut mengekspos 159 orang dengan virus pilek umum.
Mereka lalu dimasukkan ke karatina di hotel selama lima hari.
Tidak semua orang terserang penyakit.
Namun, di antara mereka yang terserang, mereka yang merasa kesepian lebih rentan terkena virus tersebut 39 persen lebih tinggi.
Secara terpisah, studi lainnya yang dilakukan pada tahun 2017 oleh Cacioppo dan Cole menemukan, sistem imun orang-orang yang kesepian cenderung lebih fokus memerangi bakteri ketimbang virus.
Artinya, orang-orang yang kesepian cenderung lebih rentan terserang infeksi.
10. Memicu perilaku tidak sehat
Hold-Lunstad mengatakan, memiliki hubungan positif akan memotivasi seseorang untuk menjalani pola hidup sehat.
Seperti pola makan yang baik, tidur cukup, olahraga, dan pergi ke dokter ketika dibutuhkan.
Sebuah studi di tahun 2010 melihat, hubungan bisa memberi dampak positif maupun negatif terhadap perilaku seseorang.
Studi ini secara khusus melihat keterkaitan hubungan sosial dan perilaku kesehatan.
Studi tersebut mencontohkan, pernikahan membuat seseorang meminimalisasi perilaku berisiko.
Seperti merokok, menggunakan obat-obatan, dan minum berlebih.
Hasil studi juga menunjukkan, mereka yang sudah menikah memiliki rasio kematian lebih rendah.
Hal ini seringkali disebabkan oleh kebiasaan hidup sehat.
Mereka yang memiliki pasangan atau anak yang perilakunya baik dan menjauhi kekerasan dalam rumah tangga, -menurut studi tersebut, cenderung menjalankan perilaku hidup sehat. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "10 Bahaya bagi Kesehatan di Balik Rasa Kesepian ",