Berita Pendidikan

Apa Yang Dilakukan Siswa dan Guru SMPN 4 Langke Rembong Tentang Situs Rumah Belajar

Para siswa dan guru di SMP Negeri 4 Langke Rembong, Kabupaten Manggarai belajar mengenal program Situs Belajar.

Penulis: Aris Ninu | Editor: Apolonia Matilde

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Hilarius Ninu

POS-KUPANG.COM|KUPANG - Para siswa dan guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Langke Rembong, Kabupaten Manggarai belajar mengenal program Situs Belajar dan Assement Kompetensi Siswa (Aksi) For School.

Dua program tersebut diperkenalkan setelah kedua guru dari sekolah tersebut mengikuti pelatihan di Kota Kupang.

Rumah Belajar merupakan sebuah media pembelajaran berbasis web yang dikeluarkan oleh Pusat Teknologi Komunikasi (PUSTEKOM), Kemendiknas RI.

Baca: Rendah Minat Membaca Siswa SMA Santo Alfonsus Weetabula! Ini Penyebabnya

Kepala SMP Negeri 4 Langke Rembong, Wenseslaus Resman Yan, kepada Pos Kupang di ruang kerjanya, Sabtu (27/10/2018), mengatakan kemajuan dunia pendidikan membuat siswa dan guru harus mengikuti perkembangan dan program pendidikan terbaru dari Kementerian Pendidikan RI.

Sehingga, kata Resman, dunia pendidikan di Kabupaten Manggarai dalam hal ini SMP Negeri 4 Langke Rembong tidak boleh kalah bersaing dengan sekolah lain di Indonesia.

Resman mengatakan, dirinya mengirim guru-guru untuk mengikuti pelatihan program pendidikan di Kota Kupang.

Menurut Resman, program Rumah Belajar bagi siswa SMP adalah aplikasi yang bisa dijadikan bahan pembelajaran bagi siswa melalui dunia maya.

Apalagi, kata Resman, saat ini perkembangan teknologi semakin pesat. Siswa juga tidak dituntut belajar di ruangan kelas, tetapi di mana saja. Aplikasi tersebut bisa diupload siswa mengggunakan Handphone. Di dalam aplikasi, siswa bisa mengunggah materi yang sudah disiapkan.

Baca: Jubir Jokowi-Maruf Sebut Penggratisan Tol Suramadu Demi Pembangunan di Madura

Resman menjelaskan, program Rumah Belajar yang dibuat dalam aplikasi Rumah Belajar SMP Negeri 4 Langke Rembong disesuaikan dengan metode pembelajaran saat ini.

"Dunia semakin dimanjakan dengan berbagai produk teknologi. Sebagai insan milenial, kita tidak dapat menghindar dari kemajuan teknologi. Hampir semua aspek dalam kehidupan kita sudah dirambah teknologi, bahkan dunia pendidikan sekalipun tidak dapat menghindar dari hal ini. Salah satu contoh produk teknologi dunia pendidikan yang sedang ramai dibahas adalah situs rumah belajar," kata Resman.

Menurut Resman, Rumah Belajar diciptakan untuk mempermudah proses belajar mengajar dimana guru dan siswa dapat mencari referensi hanya dari satu sumber saja.

"Rumah belajar sudah mulai ramai diakses oleh berbagai kalangan, baik pendidik, peserta didik, maupun orang yang tidak memiliki peran dalam dunia pendidikan. Sesuai dengan motonya 'Belajar di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja', rumah belajar menjadi sebuah magnet tersendiri bagi insan milenial yang baru mengenal teknologi khususnya para peserta didik," katanya.

Baca: Gebyar Sumpah Pemuda, Dari Mata Loko untuk Indonesia Jaya

"Rumah belajar sendiri memiliki delapan fitur utama, yakni sumber belajar, buku sekolah elektronik, bank soal, laboratorium maya, peta budaya, wahana jelajah luar angkasa, pengembangan keprofesian berkelanjutan dan kelas maya," lanjutnya.

Dikatakannya, fitur-fitur tersebut sangat membantu proses belajar. Salah satu contoh adalah dengan adanya laboratorium maya, bagi sekolah yang belum memiliki ruang laboratorium maupun peralatan praktek, dapat memanfaatkan fitur laboratorium maya yang ada di situs rumah belajar.

Terkait Aksi For School, Resman menjelaskan,
uji coba Aksi For School sudah dilaksanakan tahun 2017 untuk tingkat SMP di dua propinsi, yaitu Propinsi DKI Jakarta dan DIY Yogyakarta.

Baca: Memasuki Musim Tanam, TNI Gandeng Dinas Pertanian Gelar Penyuluhan Di Lokasi TMMD

Menurutnya, Aksi For School adalah upaya untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kompetensi siswa, didesain untuk memperkaya penilaian formatif yang ringkas, mencakup topik-topik yang essensial dan fundamental serta disajikan dalam bentuk modul komputer.

"Aksi ini sebagai alat bagi guru untuk mendiagnosa kemampuan siswanya pada topik-topik yang subtansial. Didesain sebagai modul berbasis komputer yang memiliki keuntungan, format soal beragam dengan stimulus yang lebih variatif (misal animasi, simulasi percobaan, wacana hiperlink), murah dalam penggandaan (menggunakan flashdish) dan disseminasi mudah untuk mengorganisasikan kegiatan penilaian formatif dokumentasi. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved