Berita Kota Kupang Terkini

Masalah Kekerasan Terhadap Guru Tidak Boleh Didiamkan

Kepala Sekolah SMAN 1 Kota Kupang, Drs. Bapa Muda mengatakan, kekerasan yang dialami salah satu guru di SMAN 4 Kota Kupang tak boleh didiamkan

Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Gecio Viana
Kepala Sekolah SMAN 1 Kota Kupang, Drs. Bapa Muda ketika ditemui di ruang kerjanya di SMAN 1 Kota Kupang, Senin (22/10/2018) 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Kepala Sekolah SMAN 1 Kota Kupang, Drs. Bapa Muda mengatakan, terkait kekerasan yang dialami oleh salah satu guru di SMAN 4 Kota Kupang oleh orangtua murid tidak boleh didiamkan karena menyangkut harga diri seorang guru.

"Masalah ini tidak boleh dibiarkan berlama-lama dan harus segera diselesaikan karena guru punya harga diri diinjak-injak seperti itu juga kasihan," ungkapnya ketika ditemui POS-KUPANG.COM di ruang kerjanya di SMAN 1 Kota Kupang, Senin (22/10/2018)

Ia juga sangat menyayangkan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum orangtua murid terhadap salah satu guru senior di SMAN 4 Kota Kupang itu.

Baca: Dinas Lingkungan Hidup Tidak Berani Keluarkan Izin Kajian Amdal PT GIN

"Nemang sangat disayangkan ada orangtua murid yang main hakim sendiri, itu tidak bagus. Artinya sekalipun guru melakukan hal yang keliru karena guru itu manusia bukan dewa, ada jalan keluar yang harus ditempuh seperti pendekatan, bukan dengan main kekerasan," jelasnya.

Dikatakannya, jika memang sekarang guru yang melakukan kekeliruan di sekolah maka ada mekanisme yang harus ditempuh seperti upaya mediasi dan pendekatan persuasif dalam mengatasi kekeliruan itu dan bukan dengan jalan kekerasan.

Baca: Buntut Pengeroyokan Siswa Sekolah Negeri di Kupang, Sekolah Minta Perlindungan Polisi

"Orangtua murid pukul guru itu hal yang luar biasa, kalau tidak percaya lembaga pendidikan kasih ajar (anak) di rumah saja kenapa harus bawa ke sekolah. Kalau kita bawa anak ke sekolah berarti kita yakin anaknya mampu dididik oleh guru. Nah kalau ada kekeliruan yang dibuat oleh guru, saya tidak bisa bilang kalau guru tidak bisa buat kekeliruan tetapi ada caranya lah," ujarnya.

Ia mengaku, sebagai kepala sekolah sekaligus seorang pendidik, ia juga tidak menerima bila gurunya mendapatkan tindakan kekerasan.

Sehingga, lanjut Bapa, pihaknya juga meminta agar para orangtua dan masyarakat memberikan didikan dan pemahaman kepada anaknya karena waktu yang ada di sekolah untuk mendidik anak dirasa kurang dan peranan orangtua mendidik anak di lingkungan rumah juga sangat menentukan karakter dan moral anak.

"Kejadian ini sudah terjadi, untuk orangtua dan masyarakat harus sadar juga bahwa anaknya jika dididik di sekolah hanya dari pukul 07.00 Wita sampai Pukul 01.00 Wita atau pukul 02.00 Wita sisanya anak di lingkungan masyarakat dan rumah, sehingga jika anak nakal sekali kita tidak bisa salahkan sama sekali pada guru juga," jelasnya

Ia juga berharap Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai organisasi para guru juga mengambil sikap yang tegas dan berusaha dengan maksimal melakukan perlindungan terhadap guru yang mengalami tindakan kekerasan terhadap oknum orangtua murid tersebut.

"PGRI harus bersikap Karena guru berada dibawah naungan PGRI, harus dilindungi guru ini," katanya. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved