Berita Tsunami Palu

Bicara Gempa Donggala, Pasha 'Ungu' Sampai Menangis dan Nyatakan Siap Mundur

Bicara Gempa Palu, Pasha 'Ungu' Sampai Menangis dan Nyatakan Siap Mundur. Mengapa Sigit Purnomo Syamsudin Said alias Pasha siang mundur?

Editor: Fredrikus Royanto Bau
ANTARA
Bicara Gempa Donggala dan Palu, Wakil Wali Kota Palu, Sigit Purnomo Syamsuddin Said alias Pasha Ungu Menangis 

Bicara Gempa Palu, Pasha 'Ungu' Sampai Menangis dan Nyatakan Siap Mundur

POS-KUPANG.COM - Wakil Wali Kota Palu, Sigit Purnomo Syamsuddin Said alias Pasha Ungu, mengatakan dirinya tidak memburu jabatan di Kota Palu.

Pasha bahkan siap mengundurkan diri dari jabatannya sebagai 02 Palu andaikata kinerjanya selama ini terutama respon pemerintah menyikapi bencana gempa bumi dan likuefaksi yang menimpa Palu Jumat (28/9/2018) dianggap tidak maksimal.

Namun Pasha meminta semua elemen di Palu tetap kompak membangun kembali daerah tanpa sekat.

Baca: Marthen Puji Sikap Masyarakat Kangae Vaksin Anjing

Baca: Waroenk Gelar Program Take Me Out Untuk Pelanggan

Baca: Inilah Berbagai Lomba yang Digelar BMPS NTT Jelang Hari Sumpah Pemuda

Vokalis Band Ungu ini tak kuasa menahan haru hingga meneteskan air mata saat berbicara di hadapan jurnalis terkait bencana alam gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi yang melanda Kota Palu dan sekitarnya, di Provinsi Sulawesi Tengah.

Bencana alam tersebut mengakibatkan ribuan warga tewas dan ratusan lainnya hilang serta kerusakan bangunan yang sangat parah dan masif.
 

Vokalis grup band Ungu ini menyatakan siap mengundurkan diri dari jabatannya bila tidak mampu menyelesaikan persoalan yang mendera Kota Palu pascagempa dan tsunami disertai likuifaksi, Jumat, 28 September 2018.

Demikian disalin tribun-timur.com dari Antara, Rabu (17/10/2018).

"Saya secara pribadi sebagai wakil wali kota kalau memang dianggap tidak maksimal menjalankan pemerintahan, saya tidak ada masalah, saya siap diturunkan atau mengundurkan diri," ujar Pasha sembari meneteskan air mata di kantor DPRD Palu, Rabu hari ini.

Pernyataan tersebut disampaikan Pasha di sela skors Rapat Dengar Pendapat di kantor DPRD setempat untuk mewakili Wali Kota Palu, Hidayat yang berhalangan hadir.

Menurut dia, kalau setelah peristiwa ini pascagempa masyarakat memintanya mundur, dirinya siap, meski demikian dia belum menyampaikan secara formal kepada Wali Kota Palu, Hidayat bagaimana tanggapanya nanti.

Dirinya juga tidak ambil pusing terhadap kelompok masyarakat tertentu yang sengaja memperkeruh suasana agar warga tidak mempercayai kinerjanya selama ini, sebab apa yang sudah dikerjakan dalam menangani bencana sudah dilakukan semaksimal mungkin.

"Kami tidak peduli dihujat, kami tidak mau pusing dihina sampai dikatakan tidak mampu, saya secara pribadi tanpa membawa unsur-unsur pemerintah berusaha bekerja. Kalau setelah ini, saya (mundur), mungkin Pak Wali seperti apa nanti, bagaimana tanggap beliau, saya belum tahu," katanya.

Vokalis band Ungu ini mengatakan diawal pascagempa bantuan logistik yang datang sangat terbatas, lalu bagaimana perasaan bila ada warga tidak mendapatkan bantuan itu sementara mereka korban membutuhkan bantuan.

"Apalah artinya saat datang diawal-awal hanya satu truk, kira-kira bagaimana rasanya kalau anda berada disitu. Boleh dikata aparatur pemerintah sudah bekerja untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, kira-kira seperti apa yang kami harus lakukan," tuturnya terbata-bata, sedih, dan terharu.

Pasha tidak mempersoalkan jabatan itu, tapi bagaimana memberikan masyarakat itu bantuan agar bisa bangkit dari kondisi yang terjadi saat ini di Kota Palu, kendati aktivitas mulai berjalan namun belum normal sepenuhnya.

"Saya kira itu bukan persoalan, tapi hari ini bagimana kita memberikan pemenuhan jaminan hidup masyarakat kita terkait tuntutan kebutuhan makanan mereka, karena tanggap darurat ini diperpanjang sampai tanggal 26 Oktober," katanya menambahkan.

Rapat dengar pendapat yang akan membahas pemulihan kota serta anggaran bantuan kepada korban pascagempa diskors tanpa batas waktu sampai Wali Kota Palu hadir untuk memberi penjelasan penanganan bencana.

Awalnya rapat dipimpin Ketua DPRD Palu, Ishak Cae berlangsung alot sebab anggota dewan mengajukan interupsi meminta wali kota hadir dalam rapat sesuai dengan kesepakatan awal hingga akhirnya anggota lain ikutan interupsi dan walk out meninggalkan ruang rapat.

Pada saat bersamaan, sejumlah warga masuk di ruang rapat sambil membawa spanduk mosi tidak percaya dengan pemerintahan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu terkait dengan penanganan pascagempa yang dinilai lamban.

Mereka meminta beberapa angota DPRD setempat bertanda tangan.

Halaman
123
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved