Berita NTT Terkini
Ini Alasan Orang Muda Bergabung Dalam Komunitas Slank Fans Club
Orang-orang yang tergabung dalam Komunitas Slank Fans Club memiliki pandangan tersendiri tentang sebuah perkumpulan.
Penulis: PosKupang | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ambuga Lamawuran
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Orang-orang yang tergabung dalam Komunitas Slank Fans Club memiliki pandangan tersendiri tentang sebuah perkumpulan.
Bagi Adrianus Kia Beda, Koordinator Umum Komunitas Slank Fans Club Adonara, kecintaan mereka terhadap Grup Band Slank, tidak meluluh tentang musik.
Dalam komunitas itu, mereka belajar, menemukan pribadi-pribadi yang bisa dijadikan panutan, juga mendalami nilai-nilai kemanusiaan dengan melakukan aksi sosial.
Baca: Sudah 5.934 Pelamar CPNS di Pemprov NTT, Penutupan Pendaftaran 15 Oktober 2018
"Yang pertama, kami bergabung karena kecintaan pada musik, terlebih Grup Band Slank. Tapi, tidak hanya sampai di situ," katanya kepada POS-KUPANG.COM, Kamis (11/10/2018).
Mereka menyukai Slank, aku Adi, sapaan akrab Adrianus Kia, karena Slank berdiri di atas semua golongan.
Baca: Pengakuan Cak Imin Setelah Lihat Pantai Desa Gunung Sari
"Kita bisa bandingkan dengan perhimpunan mahasiswa. Di dalam Perhimpunan itu, anggotanya adalah mahasiswa. Tapi, dalam komunitas Slank, semua orang bergabung, baik tua, muda, kecil, dan besar. Untuk itu, kami boleh mengatakan Slank berdiri di atas semua golongan," jelasnya.
Grup Band Slank, tidak bisa dipungkiri telah menebarkan pengaruh yang besar kepada anak-anak muda.
Satu lagi alasan, tambah Adi, adalah kesederhanaan.
"Kami menyukai mereka karena kesederhanaan yang mereka tunjukkan. Agak berbeda dengan grup band lain yang terkesan agak elit," ujarnya.
Khusus untuk Slank Fans Club Adonara, tambah Adi, anggotanya cukup banyak. Sewaktu merilis nama-nama anggota komunitas untuk dikirim ke Bunda Iffet, kisah Adi, sudah terdata sekitar 300-an orang anggota Komunitas Slank Fans Club Adonara.
"Itu jumlah yang cukup banyak. Saya merilis nama itu pada tahun 2017 lalu. Sekarang pasti sudah bertambah lagi anggotanya," jelasnya.
Dikatakan, komunitas yang mereka dirikan ini harus membawa pesan damai.
"Bagi teman-teman muda, saya harap bisa berikan pesan-pesan damai dalam tiap tindakannya. Contohnya sekarang, cara penggunaan sosmed (sosial media)," ujarnya.
Baginya, sosmed seperti pisau tajam, yang bisa digunakan untuk membunuh ataupun memotong sayuran.
"Tergantung cara kita menggunakan. Saya sangat berharap anak-anak muda bisa gunakan sosmed dengan baik, dengan menebarkan virus damai dan cinta," harap Adi. (*)