Puluhan Ekor Sapi di Desa Nagerawe Mati, Apa Penyebabnya?

Begitupun juga dengan rumput yang menjadi pakan ternak juga mengering. Keadaan itu membuat ternak - ternak mengalami kekurangan rumput dan ketiadaan air.

Untuk mengatasinya, tidak ada cara lain, selain harus dibangun embung - embung kecil diwilayah itu sebagai upaya mengantisipasi kekurangan air di musim kemarau.

Oleh karena itu, pembangunan embung - embung diwilayah itu merupakan sesuatu kebutuhan yang mendesak, karena sudah merupakan kebutuhan masyarakat yang mendesak, sehingga ternak - ternak disana bisa hidup.

Ia meminta agar pemerintah perlu memberikan perhatian lebih bagi wilayah itu, karena wilayah itu masih sangat lambat dalam berbagai bidang pembangunan.

Pada tahun 2019, mudah - mudahan pemerintah bisa membangun embung - embung disana sehingga bisa mengatasi persoalan kematian ternak diwilayah itu.

"Saya kira, untuk mengatasi persoalan kesulitan air baik untuk kebutuhan manusia, maupun kebutuhan ternak, tidak ada cara lain, selain dengan membangun embung disana," ungkap Doni.

Doni menjelaskan secara umum karakteristik kabupaten Nagekeo cukup berpotensi terjadi bencana kekeringan.

Selain wilayah Boawae bagian utara seperti di Desa Nagerawe, juga di wilayah kecamatan Nangaroro, Kecamatan Aesesa Selatan, Kecamatan Aesesa dan Kecamatan Wolowae.

Strategi yang paling tepat untuk mengatasi kekeringan dan kesulitan air, semestinya pemerintah perlu ada strategi seperti membangun embung - embung mini yang harus diperbanyak dengan tujuan bisa menampung dan menjebak air.

Dengan cara ini, diyakini dalam waktu 20 hingga 30 tahun kedepan, akan muncul mata air baru.

Untuk mengatasi kesulitan masalah air, jalan yang tepat adalah memperbanyak embung - embung mini disejumlah wilayah di kabupaten Nagekeo.

"Menurut saya strategi ini menjadi sangat tepat dalam pelaksanaan pembangunan di kabupaten Nagekeo dibidang sumber daya air didaerah kita," papar Doni. (*)