Berita Kota Kupang
Kades Oebelo Nilai Pemprov NTT Lakukan Pembiaran Terkait Mediasi Damai Dua Desa yang Bentrok
Pihak pemerintah desa (Pemdes) Oebelo juga telah membuat pertemuan internal guna persiapan perdamaian
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana
POS-KUPANG.COM | KUPANG-- Paulus A. Daud, Kepala Desa Oebelo menilai Pemprov NTT melakukan pembiaran terkait mediasi untuk mendamaikan warga desa Oebelo dan Tanah Merah sesuai janji yang tertuang dalam rapat Forkompinda NTT yang dipimpin mantan Penjabat Gubernur NTT pasca pecahnya bentrok berdarah di akhir bulan Agustus lalu, Jumat (28/9/2018) siang.
Hal itu disampaikannya kepada POS-KUPANG.COM saat ditemui di kantor desa Oebelo Jl Timor Raya Km 21 Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang, NTT.
Dikatakannya, pihak pemerintah desa (Pemdes) Oebelo juga telah membuat pertemuan internal guna persiapan perdamaian bersama parah tokoh adat dan tokoh masyarakat serta, lanjut Paulus, dari hasil pertemuan itu pihaknya telah bersurat ke Pemorov NTT pada Kamis (20/9/2018) lalu untuk segera memediasi perdamaian akan tetapi belum ada langkah maju yang diambil pihak pemprov NTT.
"Surat ke pemerintah (Pemprov NTT) itu saya dan Sekertaris Desa Oebelo (Izak Z. Tode) antar langsung, sampai sekarang belum ada konfirmasi sama sekali," ungkap Paulus dengan nada kesal.
Menurutnya, pihak pemprov NTT jangan diam ditengah keadaan yang sudah kondusif akan tetapi kenyatannya bahwa warga kedua desa tengaj hidup dalam rasa khawatir karena belum ada upaya damai yang dilakukan.
Masalah ini harus secepat mungkin diselesaikan karena banyak aktivitas masyarakat yang macet seperti anak-anak tidak bisa bersekolah, orangtua banyak yang tidak bisa bekerja dan warga tidak bebas untuk melakukan aktivitas surat. Itu termuat dalam surat kami juga," katanya.
"Kalau ini belum selesai maka banyak warga yang beraktivitas dengan perasaan was-was dan tidak mungkin merasa bebas dan leluasa seperti biasanya," tambahnya.
Selain itu, kata Paulus, dirinya selalu ditanyai oleh warga desa Oebelo dan warga desa Tanah Merah terkait upaya perdamaian yang tak kunjung dilaksanakan.
"Satu hal yang membebani saya yakni masyarakat desa Oebelo selalu bertanya terus bahkan masyarakat desa Tanah Merah juga tanya ke saya sudah sejauh mana upaya damai dari pemerintah," imbuhnya.
Ia menjelaskan, pihaknya pasca bentrokan telah membangun koordinasi dengan pemdes Tanah Merah dan keluarga korban bentrokan dari desa Tanah Merah agar persoalan tersebut segera terselesaikan.
"Pada prinsipnya kedua desa dan masyarakat memiliki pemikiran yang sama yaitu mau damai," ungkap Paulus yang ditemani beberapa Ketua RT di desa Oebelo.
Sementara itu, Yefta Hatni Layk, Kepala Desa Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang yang ditemui POS-KUPANG.COM beberapa waktu lalu di ruang kerjanya mengatakan, pihaknya meminta janji Pemerintah Provinsi NTT untuk menyelesaikan bentrok berdarah antar warga desa Tanah Merah dan Desa Oebelo segera dilaksanakan.
"Jadi janji itu kami minta untuk laksanakan, karena kita masyarakat juga sudah tahu baik warga Desa Tanah Merah maupun warga desa Oebelo. Waktu itu kami juga sadari bahwa ada transisi pemerintahan tapi sekarang kan sudah bisa dilaksanakan. Apa yang sudah disepakati harus dijalankan supaya kita punya kondisi bisa aman sudah," katanya.
Ia mengaku, selama ini dirinya juga telah berupaya untuk mengarahkan persoalan ini ke arah perdamaian karena dampak dari bentrok antar warga tersebut mengakibatkan aktivitas warga terhambat dan mengganggu aktivitas anak-anak usia sekolah karena rasa takut akan terjadinya bentrokan susulan karena belum ada upaya damai.