Berita Nasional

Johny Bertemu Presiden Jokowi dan JK di Istana, Ini yang Dilakukan Bocah Pemanjat Tiang Bendera

Satu Meja dengan Presiden Jokowi, Ini yang Dilakukan Johny Bocah Pemanjat Tiang Bendera di perbatasan Indonesia-Timor Leste.

Editor: Eflin Rote
KOMPAS.com/Ihsanuddin
Yohanes Ande Kala alias Joni, siswa SMP asal Desa Silawan, Nusa Tenggara Timur, yang melakukan aksi heroik memanjat tiang bendera, akhirnya bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Pantauan kompas.com, Joni hadir di Istana Negara, Senin (30/8/2018) siang 

POS-KUPANG.COM - Satu Meja dengan Presiden Jokowi dan Wapres JK, Ini yang Dilakukan Johny Bocah Pemanjat Tiang Bendera di perbatasan Indonesia-Timor Leste.

Yohanes Ande Kala alias Johny, siswa kelas 7 SMP Silawan, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, yang melakukan aksi heroik memanjat tiang bendera, akhirnya bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

Dilansir dari Kompas.com, Johny hadir di Istana Negara, Senin (30/8/2018) siang, dalam agenda silaturahmi Presiden dengan para teladan nasional, pasukan pengibar bendera pusaka, dan gita bahana nasional.

Ia mengenakan baju seragam putih biru SMP, dipadukan dengan kain khas NTT.

Johny duduk di meja bundar paling depan bersama Tarissa Maharani, Anggota Paskibraka yang bertugas membawa baki saat upacara pengibaran bendera di Jakarta.

Selain itu, duduk di meja tersebut dua teladan nasional.

Sementara itu, orangtua Johny juga hadir namun duduk di meja yang terpisah. Keduanya duduk di meja nomor dua dari depan bersama para paskibraka lain.

Pantauan kompas.com, Joni hadir di Istana Negara, Senin (30/8/2018) siang
Yohanes Ande Kala alias Joni, siswa SMP asal Desa Silawan, Nusa Tenggara Timur, yang melakukan aksi heroik memanjat tiang bendera, akhirnya bertemu dengan Presiden Joko Widodo (KOMPAS.com/Ihsanuddin)

Pantauan kompas.com, Johny hadir di Istana Negara, Senin (30/8/2018) siang. Tidak lama, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla hadir di ruangan. Keduanya langsung duduk di meja bundar yang ditempati Johny.

Jokowi dan JK langsung menyalami bocah yang baru saja melakukan aksi heroik itu. Johny pun tampak girang bisa bertemu dengan orang nomor satu dan nomor dua di Indonesia itu.

Baca: Sidang Kasus Ahmad Dhani Ditunda, Hakim Tegur Jaksa

Baca: Diduga Menyewa PSK, 4 Atlet Jepang Dipulangkan dari Asian Games

Baca: Ridwan Kamil Minta Kecebong dan Kampret Tak Lagi Muncul di Pilpres 2019

Johny merupakan pelajar kelas 1 SMP Negeri Silawan, Belu, Nusa Tenggara Timur. Saat upacara bendera 17 Agustus lalu, dia memanjat tiang bendera.

Aksi spontan itu dia lakukan setelah tali yang akan digunakan untuk mengikat bendera terlepas dan tersangkut di ujung tiang bendera. Aksi nekat Johny langsung viral di medsos.

Beasiswa dari Kemendikbud

Anak pemanjat tiang bendera dari Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT), Yohanes "Johny" Ande Kalla Marcal (14) bertemu dan mendapatkan penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy di Jakarta, Senin.

Mendikbud memberikan penghargaan kepada siswa SMP Negeri 1 Silawan asal Desa Silawan, NTT, berupa beasiswa hingga lulus SMA.

Penghargaan itu diberikan atas spontanitasnya memanjat tiang untuk mengambil tali pengait bendera sehingga Merah Putih dapat dikibarkan pada upacara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-73 di Atambua.

"Ini mengingatkan kepada peristiwa pertempuran di Surabaya, saat pemuda-pemuda menyobek bagian Biru bendera Belanda di atas Hotel Yamato, sehingga tersisa warna Merah dan Putih. Kalau sekarang, semangatnya bagaimana agar bisa mengibarkan kembali Merah Putih agar Indonesia semakin maju," kata Mendikbud Muhadjir saat bertemu Johny dan keluarga di Gedung A Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini Senin 20 Agustus 2018, Aries Jangan Sensitif, Leo Super Sibuk

Apa yang terjadi di Atambua, menurut Muhadjir bisa menjadi contoh keberhasilan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang ditekankan di sekolah-sekolah.

Ini yang terjadi saat nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab diperkuat.

"Jika PPK ini benar-benar dijalankan kita tidak perlu khawatir, nasionalisme tidak akan luntur," ujarnya.

Sebelumnya, Johny mengaku bertindak spontan untuk mengambil tali pengait di tiang bendera agar Merah Putih dapat berkibar saat upacara perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-73 di kampung halamannya.

Saat upacara berlangsung, sebenarnya Johny sedang berada di tenda setelah keluar dari barisan upacara karena sakit perut. Dia mendengar pengumuman dari Wakil Bupati yang mencari siapa pun yang bisa membetulkan tali di tiang bendera.

"Saya langsung lari keluar, buka sepatu dan naik tiang bendera, gigit tali, turun ke bawah," kata anak bungsu dari sembilan bersaudara itu.

Baca: Jelang Comeback, BTS Rilis Track List di Album Love Yourself: Answer

Selain beasiswa hingga lulus SMA, Johny mendapat bonus laptop, sepatu, pakaian dan perlengkapan sekolah dari Mendikbud.

Anak bungsu dari sembilan bersaudara pasangan Lorensa Gama (53) dan Viktorlino Fahik Marcal (65) ini tampak begitu senang dan sempat menoleh ke arah orang tuanya saat menerima laptop dari Mendikbud. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Yohanes si Pemanjat Tiang Bendera Bertemu Presiden Jokowi di Istana"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved