Berita Pendidikan

Ini Yang Dilakukan Teater Refrain SMAS John Paul II Maumere di Surabaya

Sebelumnya Teater Refrain SMAS John Paul II Maumere menjuarai Lomba Monolog Tingkat Provinsi NTT pada FLS2N di Kupang, 31 Juli-4 Agustus 2018.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Apolonia Matilde
Teater Refrain SMAS John Paul II Maumere

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricardus Wawo

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Teater Refrain Sekolah Menengah Atas Swasta (SMAS) John Paul II Maumere akan mewakili Provinsi NTT pada ajang Festival Teater Pelajar Tingkat Nasional di Surabaya, Rabu-Sabtu (23-26/10/2018. Festival tersebut diselenggarakan oleh Teater Sendratasik UNESA Surabaya.

Sebelumnya Teater Refrain SMAS John Paul II Maumere menjuarai Lomba Monolog Tingkat Provinsi NTT pada Festival Lomba Seni Sekolah Nasional (FLS2N) di Kupang, 31 Juli-4 Agustus 2018.

Lomba tersebut sekaligus meloloskan siswa sekolah tersebut, Christopher Colombus Meto, ke ajang Festival FLS2N tingkat nasional yang akan berlangsung di Banda Aceh, 26 Agustus-6 September 2018.

Baca: Lagu Pertama Sukses di Pasaran, Marion Jola Siapkan Single Kedua

Keberhasilan kelompok teater pelajar asal Kota Maumere ini memang patut diacungi jempol. Naskah teater yang mereka kirimkan berjudul 'Sako Jung' berhasil lolos kurasi juri nasional sehingga mereka diperkenankan tampil dalam Festival Teater Pelajar Tingkat Nasional yang sudah memasuki periode keenam tersebut.

"Naskahnya memang tentang tradisi berkebun dan bercocok tanam di Desa Kloang Lagot, Kabupaten Sikka, yang mulai hilang dalam tradidi masyarakat," ujar Maria Ludvina Koli, guru pendamping ekstrakurikuler Teater Refrain SMAS John Paul II Maumere, kepada Pos Kupang, Senin (6/8/2018).

Teater Refrain sendiri cukup populer di Kota Maumere dan termasuk kelompok teater sekolah yang paling aktif melakukan pementasan. Sudah banyak karya yang dipentaskan oleh anak-anak kelompok teater tersebut.

Baca: Ini Pemicu SDI Bea Nanga di Lamba Leda-Manggarai Timur Roboh

Salah satu yang paling banyak menuai pujian adalah ketika mereka mementaskan naskah berjudul 'Jong Dobo'. Naskah yang diambil dari tradisi lisan masyarakat Kabupaten Sikka ini dipentaskan dalam Festival Maumerelogia 2 pada tahun 2016 dan menuai pujian dari banyak kalangan.

Maria Ludvina Koli, menjelaskan naskah 'Jong Dobo' merupakan naskah yang dibuat sendiri melalui suatu observasi mendalam dengan menelusuri tradisi lisan yang berkembang dalam masyarakat.

Baca: 110 Kantong Darah Terkumpul Hari Pertama Donor Darah Sambut HUT ke-73 TNI

Dari observasi tersebut, katanya, lahirlah Teater Jong Dobo yang sangat menonjolkan budaya dan tradisi masyarakat Kabuaten Sikka.

Maria mengatakan, Teatar Refrain pertama kali naik panggung pada Hari Ulang Tahun (HUT) SMAS John Paul II ke-25 pada 11 Oktober 2013. Pertunjukan pertama tersebut mendapat respon yang baik dari penonton.

Usai pementasan, katanya, Teater Refrain diminta untuk mementaskan naskah yang sama dalam acara Sinode Keuskupan Maumere di Aula SMPK Frateran Maumere.

"Pementasan kedua ini membuat saya dan peserta didik semakin percaya diri. Untuk membuat seseorang bisa bermain peran dengan baik, tidak cukup hanya satu kali pentas. Saya mecoba untuk terus mengajak peserta didik bergabung bersama kami dalam ekstrakurikuler teater," ujarnya.

Baca: Suami Pura-pura Mati Gara-gara Istri Terus Minta Uang

Menurut Maria, setelah teater menjadi salah satu cabang ekstrakurikuler di sekolah, anggota ekskul teater terus bertambah dan menjadi ekskul favorit.

Dikatakanya, nama Teater Refrain sebenarnya sudah ada sejak ekskul teater mulai aktif pentas, tetapi secara resmi nama tersebut 'ditahbiskan' saat Teater Tanya Ritapiret mengundang mereka untuk mementaskan monolog pada Hari Sumpah Pemuda di Aula LK3I (28/10/2016) yang lalu.

Nama Teater Refrain, katanya, dipilih untuk memotivasi anggota teater agar terus berlatih dan berani pentas di panggung.

Baca: 20 Peserta Ikut Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik

"Kita tahu pengulangan itu penting. Dengan terus pentas peserta didik akan lebih percaya diri di atas panggung, dan lebih matang pengetahuan dan keterampilan dalam seni peran dan juga dapat menjadi pribadi yang mudah bersosialisasi dengan orang lain dan mudah menyesuaikan diri," katanya.

Hal ini juga yang mendorong Teater Refrain mengusung moto "Repetitio Est Mater Scientiam" yang artinya pengulangan adalah ibu dari pengetahuan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved