Berita Kebakaran Gili Lawa NTT
Gili Lawa Terbakar, Ini Testimoni Traveler Tentang Keindahan Kawasan itu. Bagai Setitik Surga?
Gili Lawa Terbakar, Begini Testimoni Traveler Tentang Keindahan Kawasan itu. Benarkah Bagai Setitik Surga?
Penulis: Fredrikus Royanto Bau | Editor: Fredrikus Royanto Bau
Targetnya adalah mengejar matahari tenggelam dari atas bukit.
Sebelumnya kami mampir sebentar di Manta Point, spot di mana ikan pari manta sering ditemui.
Manta-nya benar-benar banyak! Beberapa kali terlihat gerombolan hitam besar berenang di sekitar kapal.
Beberapa teman saya nyebur untuk berenang bareng manta.
Tapi saya, yang punya pengalaman buruk diserang banyak ubur-ubur saat berenang di Manta Point Raja Ampat, memilih untuk diam saja di kapal.
Karena memang makanan utama si manta adalah ubur-ubur, jadi ya gitu deh.
Puas main dengan manta, kami pun segera menuju tujuan terakhir di hari itu.
Gili Lawa! Tapi untuk mendapatkan pemandangan yang super duper mega ultra ciamik, kami harus mendaki untuk ke atas bukit.
Mendakinya bukan mendaki ecek-ecek kayak di Pink Beach.
Miringnya tanjakan mungkin sekitar 70 derajat.
Sebenarnya ada dua jalur untuk menuju ke atas, jalur cepat tapi nanjak banget, jalur selo yang landai tapi nyampenya lama.
Karena niatnya mau berburu matahari tenggelam, jadi kami pakai jalur cepat untuk perginya, dan jalur landai untuk pulangnya.
Mengantisipasi kalau-kalau nanti pas pulang udah gelap, kayaknya lebih save kalo pulang lewat yang landai.
Awalnya agak sepele sama jalurnya tapi ternyata nanjak banget broooh! Lumayan bikin ngos-ngosan dan ditambah teriknya matahari Flores, perjalanan ini tidak bisa dibilang mudah.
Tapi setiap kali merasa capai dan putus asa untuk melanjutkan perjalanan ke atas, lihatlah pemandangan di sekitar, dan yakinkan diri bahwa di atas sana pasti pemandangannya akan berkali-kali lipat bagusnya.