Berita Gempa Bumi
Ketika Bumi Berguncang, Rinjani Bergemuruh, Ribuan Pendaki Lari Tak Tentu Arah, Begini Kisahnya
Saat gempa terjadi pada Minggu (29/7/2018) pagi, pendaki Gunung Rinjani mengaku merasakan keras guncangannya dan durasinya cukup lama.
"Rumput pun tak terlihat oleh debu, kawan-kawan tak terlihat, hanya mendengar suara kawan kawan yang memanggil. Saya mendengar kawan bernama Fauzan pendaki dari Makassar yang saya dengar memanggil. Saya cari, saya tenangin dia. Cuma dia yang bersama saya ketika debu mulai menghilang," kata Asril.
Asril mengaku sempat jatuh saat terjadi gempa di jembatan menuju danau dari Pelawangan. Dia menggambarkan, saat kejadian longsoran yang jatuh adalah tanah dan bebatuan yang besarnya dua kali lipat ukuran kepala orang dewasa. Cari pertolongan Asril berinisiatif mencari pertolongan. Dia mencari sinyal telepon seluler.
Ketika sampai di Pelawangan, ia meminta bantuan agar menyelamatkan Ainul dari jalur menuju danau. Asril menemukan porter dan guide, namun mereka tidak berani menolong dan menyarankan dia meminta bantuan ke petugas TNGR di kantor.
Dia terus berusaha mencari bantuan. Di pos 2, Asril menemukan petugas dan membuat laporan lengkap atas kejadian yang menimpa pendaki Makassa yang juga kawannya itu.
"Saya kasih biodata Ainul. Lokasi dan kronologi kejadian saya berikan kepada petugas di pos 2. Saya dievakuasi turun sampai pos 1, saya naik ojek sampai ke Bawak Enao," kata Asril.
Asril menjelaskan, ia bersama 13 orang temannya juga bertemu dengan warga dari berbagai negara, terbanyak dari Thailand.
Mereka semua, kata Asril, melarikan diri dan meninggalkan barang serta peralatan. Ribuan pendaki berhasil dievakuasi Proses evakuasi seluruh pendaki yang tengah dalam keadaan panik tidaklah mudah.
Sebanyak 244 anggota tim gabungan SAR Mataram, BPBD, TNGR, Mapala Universitas Mataram, tenaga medis, TNI dan Polri membagi tugas dalam proses evakuasi.
Berdasarkan data, jumlah pendaki yang berhasil dievakuasi sebanyak 1.226 orang. Terdiri dari 696 orang warga negara asing (WNA) dan 530 orang warga negara Indonesia (WNI).
Proses evakuasi berlangsung hingga Selasa. Terakhir petugas mengevakuasi 6 orang, 3 pendaki, 2 orang porter dan jenazah pendaki asal Makassar. (*)