Berita Kota Kupang
Syarat Pencalonan Partai Hanura NTT Dinyatakan Lengkap
Syarat pencalonan bacaleg dari Dewan Pimpinan Daerah (DPW) Partai Hanura Provinsi NTT dinyatakan lengkap oleh KPU Provinsi NTT
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi
POS-KUPANG.COM KUPANG--Syarat pencalonan bacaleg dari Dewan Pimpinan Daerah (DPW) Partai Hanura Provinsi NTT dinyatakan lengkap oleh KPU Provinsi NTT.
Hal itu disampaikan oleh Ketua DPD Partai Hanura Provinsi NTT, Drs. Refafi Gah, S.Pd, M.Pd, kepada Pos Kupang usai melakukan pendaftaran, Selasa (17/7/2018) malam.
Baca: Merokok dan 7 Kebiasaan Ini Rentan Terkena Penyakit Leukimia, Waspadai Hal Ini Guys
Baca: Drama Korea Bawa 5 Artis Tampan Ini Menjadi Idola dan Terkenal
Refafi mengatakan, DPD Partai Hanura Provinsi NTT menargetkan perolehan sebanyak 14 kursi pada pemilihan legislatif pada tahun 2019 mendatang.
" Jadi tidak semua dapil kita targetkan dua kursi. Artinya ada beberapa dapil yang kita kita targetkan dua kursi," ungkap Refafi.
Refafi menjelaskan, terkait caleg perempuan, partainya sudah mengakomodir sebanyak 30 persen disetiap dapil.
Refafi mengungkapkan, pada detik-detik terakhir, ada kader dari Partai Golkar Boby Hartono Tantoyo, S.H, mendaftar di DPD Partai Hanura Provinsi NTT untu menjadi bacaleg provinsi dari dapi 1.
" Dan kami tentu dalam kebersamaan dengan Partai Golkar mengakomodir Pak Boby dengan hati nurani untuk memproses beliau menjadi bacaleg provinsi dapi 1," jelasnya.
Baca: Ramalan Zodiak Rabu 18 Juli 2018, Taurus Berhenti Berlari, Leo Jangan Kecewa, Zodiak Lain?
Baca: Heboh! Dokter Bedah Plastik Ungkap Secara Ilmiah Jin BTS Pantas Dijuluki Worldwide Handsome
Boby Hartono Tantoyo, S.H saat dimintai komentarnya mengatakan, ia pindah ke Partai Hanura karena di Partai Golkar, ia dipindahkan dapil.
" Dan saya diterima dengan baik di Partai Hanura, sehingga saya bisa maju menjadi bacaleg dari dapil NTT 1," ungkap Boby.
Boby menambahkan, sebenarnya ia berat meninggalkan Partai Golkar, namun karena kepentingan politiknya, maka ia memilih meninggalkan Partai Golkar. (*)