Piala Dunia 2018

Inggris vs Belgia: Partai Pembuktian, Laga Jelang Final Piala Dunia 2018

Hasilnya pun semua sudah tahu. Kemenangan Belgia 1-0. Lantas karena masing- masing tim melaju walau kalah

Editor: Putra
AFP/Juan Mabromata
Pelatih tim nasional Inggris, Gareth Southgate (kanan), merayakan kemenangan adu penalti 4-3 atas Kolombia dalam laga putaran 16 besar Piala Dunia 2018 di Stadion Spartak, Moskow, Rusia, Rabu (4/7/2018) dini hari Wita bersama algojo penentu kemenangan, gelandang Eric Dier. 

Catatan sepakbola 

Ulasan Dewa Putu Sahadewa
Masgibol Flobamora

POS-KUPANG.COM -- Perebutan Juara 3 Piala Dunia 2018 di Rusia memang tidak akan menjadi pusat perhatian utama disamping karena partai puncaknya adalah perebutan sang juara dunia, juga karena Belgia vs Inggris sudah pernah berhadapan di babak awal.

Hasilnya pun semua sudah tahu. Kemenangan Belgia 1-0. Lantas karena masing- masing tim melaju walau kalah di semifinal , mereka pun harus berhadapan kembali sehari sebelum real final.

Partai inipun bagi Inggris yang masih kecewa berat karena kembali gagal ke Final Piala Dunia 2018 bisa menjadi partai pelampiasan amarah dan kecewa serta partai pembalasan dendam.

"Ini bukanlah partai yang ingin kami mainkan, masih sulit bangkit dari rasa sakit hati karena kekalahan dan kegagalan ke partai final tapi selama kami bermain memakai kostum nasional Inggris maka kami akan bermain dengan penuh kebanggaan. Malah kami akan mendapatkan obat sakit hati dengan mengalahkan Belgia," papar Gareth Southgate meyakinkan publik bahwa Inggris akan bangkit dan tampil maksimal di St Petersburg.

Sebenarnya sakit hati para pemain Inggris bukan saja karena kalah melawan Kroasia tapi harus mengingat kekalahan di fase grup dari Belgia. Bayangkan jika sudah turun full team minus Trippier yang cedera pangkal paha, Inggris masih kalah juga dan kemungkinan ini sangat besar, alangkah memalukan.

Waktu istirahat Belgia lebih lama, kebugaran mereka juga jauh lebih baik. Semoga saja Lukaku dkk tidak terbeban moral karena mencari makan di Inggris.

Jika kembali ke slogan Football is Coming Home maka kembalikanlah ke marwah sepakbola sesungguhnya maka kedua tim harus bermain dengan sepenuh hati. Inggris harus segera pulih dari kelelahan fisik dan hati. Belgia tak boleh merasa cukup menang satu kali atas Inggris.

Rumah sepakbola modern, meskipun diklaim di Inggris tapi tidak sepenuhnya benar. Rumah sepakbola adalah di hati anak-anak yang berlarian bermain bola di jalanan, tanah lapang berdebu, di pantai yang basah, di hati para pemuda yang berjuang meraih impiannya menjadi pemain sepakbola profesional yang terkenal dan kaya, di hati orang tua sederhana yang berjuang agar anaknya bisa beli sepatu bola, di hati para pelatih SSB, di hati pejabat yang mencintai sepakbola, di hati kita semua.

Biarkan sepakbola hidup dan melakukan perubahan. Biarkan para suporter pencinta bola meraih orgasmenya. Bertarunglah sebagai profesional sejati, bahkan sebagai pejuang bangsa.

Trio Hazard, Lukaku dan De Bruyne harus berusaha bermain lebih baik dan mencetak lebih banyak gol dibandingkan trio Kane, Delle Ali dan Sterling.

Jangan lupa penonton membayar tiket mahal untuk hadir menonton di stadion dan jutaan harus membayar untuk menonton live streaming, atau membeli paket hemat channel Piala Dunia walau sebagian dibayarin sponsor dan iklan sehingga bisa nonton gratisan. Mereka semua tak mau kecewa .

"Kami akan rebut apa yang bisa kami rebut dengan penuh kebanggaan dan harga diri dan membuktikan bahwa kamilah yang lebih baik," pungkas pemain Inggris mengamini apa yang dikatakan manajer mereka.

Dan, terakhir biarkan anak-anak muda PSSI U -19 belajar bagaimana menghapus trauma, mengalahkan momok dan menunjukkan mental juara di ajang sepakbola tingkat apapun. Sesuatu yang berat. Berat? Jangan hanya Dilan yang bisa. Kita semua bisa. *

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved