Petani dan PPL dari Timor Leste Ikut Sekolah Lapang Iklim di Desa Boentuka TTS

15 petani dan PPL dari Timor Leste alan mengikuti Sekolah Lapang Iklim (SLI) di Desa Boentuka, Kecamatan Batu Putih pada tanggal 9 Juli 2018.

Penulis: Dion Kota | Editor: Agustinus Sape
POS-KUPANG.COM/DION KOTA
Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim BMKG Pusat, Guswanto, M.Si, ‎Kepala Balai BMKG Wilayah III (Bali, NTT dan NTB), Mohamad Taufik Gunawan, Kepala Klimatologi Kelas II Kupang, Apolinaris Geru, SP, M.Si, Direktur Nasional Klimatologi dan Geofisika Timor Leste, Terencio Moniz dan para anggota Kelompok Tani Kakatua di Desa Boentuka, Jumat (29/6/2018). 

Laporan Reporter Pos-Kupang.com, Dion Kota

POS-KUPANG.COM, SOE – Sekretaris Umum Kementerian Pertanian dan Perikanan Timor Leste, Cesar Jose da Cruz mengatakan, pemerintah Timor Leste akan mengirimkan sedikitnya 15 petani dan PPL untuk mengikuti kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) di Desa Boentuka, Kecamatan Batu Putih pada tanggal 9 Juli mendatang.

Dirinya mengaku, pemerintah Timor Leste tertarik dengan program SLI dalam rangka meningkatkan produktivitas hasil pertanian guna menjaga ketahanan pangan nasional.

Hal ini diungkapkan Cesar dalam acara pembukaan SLI di Desa Boentuka, Jumat (29/6/2018) pagi.

Baca: Nusra Youth Day Akan Berlangsung di Kupang, Ini yang Dilakukan 695 Orang Muda Katolik

Dirinya mengatakan, ketertarikan pemerintah Timor Leste untuk mengikuti program SLI karena melihat iklim dan karakteristik tanah antara Timor Leste dan Indonesia khususnya di daratan Timor nyaris sama.

Oleh sebab itu, dirinya berharap, dengan mengikuti program SLI, para petani dan PPL dari Timor Leste dapat mempelajari teknik pertanian yang cocok dengan karakteristik tanah dan iklim hingga bisa meningkatkan produktivitas pangan.

"Pemerintah Timor Leste dan Indonesia telah menandatangani MoU di bidang Klimatologi dan Meteorologi mengingat iklim di kedua negara yang hampir sama. Saat ini, perubahan iklim yang ekstrem menjadi acaman tersendiri untuk sektor pertanian. Oleh sebab itu, diharapkan dengan mengikuti program SLI para petani dan PPL dari Timor Leste bisa belajar bagaimana meningkatkan hasil pertanian dengan keadaan iklim yang sulit ditebak seperti saat ini," ungkap Cesar.

Baca: TPS yang Harus Coblos Ulang Bertambah dari 24 Menjadi 27 dengan Berbagai Alasan

Ke depan, lanjut Cesar, pemerintah Timor Leste juga akan membuat program LSI di Timor Leste dengan mengundang BMKG dan tim Kementerian Pertanian. Hal ini dimaksudkan agar semakin banyak petani dan PPL bisa ikut program SLI.

"Kita ingin agar lebih banyak petani dan PPL di Timor Leste yang bisa mengikuti program ini sehingga ke depan kita akan gelar program serupa di Timor Leste. Kami sangat berharap pemerintah Indonesia mau berbagi Ilmu dan memberikan pendampingan kepada para petani dan PPL kita sehingga hasil pertanian kita juga bisa ikut meningkat," ujarnya.

Kepala pusat layanan informasi iklim, BMKG Pusat, Guswanto, M.Si, ‎Kepala Balai BMKG Wilayah III (bali, NTT dan NTB), Mohamad Taufik Gunawan, Kepala klimatologi kelas II Kupang, Apolinaris Geru, SP, M.Si, Direktur nasional Klimatologi dan Geofisika Timor Leste, Terencio Moniz dan para anggota kelompok tani kaka tua sedang melakukan penanaman padi saat acara pembukaan SLI di Desa Boentuka, Timor Tengah Selatan (TTS), Jumat (29/6/2018).
Kepala pusat layanan informasi iklim, BMKG Pusat, Guswanto, M.Si, ‎Kepala Balai BMKG Wilayah III (bali, NTT dan NTB), Mohamad Taufik Gunawan, Kepala klimatologi kelas II Kupang, Apolinaris Geru, SP, M.Si, Direktur nasional Klimatologi dan Geofisika Timor Leste, Terencio Moniz dan para anggota kelompok tani kaka tua sedang melakukan penanaman padi saat acara pembukaan SLI di Desa Boentuka, Timor Tengah Selatan (TTS), Jumat (29/6/2018). (POS-KUPANG.COM/DION KOTA)

Untuk diketahui, kegiatan SLI tahap III yang digelar di Desa Boentuka merupakan program dari BMKG guna mendukung ketahanan pangan nasional.

Hadir dalam kegiatan pembukaan SLI tahap III, di antaranya, Kepala pusat layanan informasi iklim, BMKG Pusat, Guswanto, M.Si, ‎Kepala Balai BMKG Wilayah III (Bali, NTT dan NTB), Mohamad Taufik Gunawan, Kepala Klimatologi Kelas II Kupang, Apolinaris Geru, SP, M.Si, Direktur Nasional Klimatologi dan Geofisika Timor Leste, Terencio Moniz, Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten TTS dan para anggota kelompok tani Kakatua.

Baca: Masyarakat Kawaliwu Flotim Ramai-ramai Ambil Pasir Garam di Laut

Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim BMKG Pusat, Guswanto, M.Si mengatakan, dipilihnya Desa Boentuka, Kecamatan Batu Putih, kabupaten TTS sebagai lokasi diselenggarakan kegiatan LSI karena melihat Kabupaten TTS sebagai salah satu lumbung padi untuk wilayah Timor.

Kegiatan LSI sendiri dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada petani agar memahami perubahan iklim dan karakteristik fenomena klimatologi yang terjadi saat ini sehingga bisa meningkatkan produksi pertanian.

"Kita ketahui bersama saat ini perubahan iklim terjadi begitu cepat sehingga para petani dituntut harus mampu memahami perubahan iklim dan fenomena klimatologi yang terjadi. Hal ini dimaksudkan agar para petani bisa menentukan waktu tanam yang tepat sehingga mendorong peningkatan hasil pertanian," jelas Guswanto.

Pelaksanaan program SLI tahap III akan dilaksanakan selama 120 hari. Selama mengikuti program SLI para petani dan PPL akan diajari bagaimana cara mempelajari perubahan iklim dan fenomena klimatologi sehingga bisa menentukan kapan waktu yang tepat untuk bercocok tanam.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved