Ternyata Mayat-Mayat yang Berserakan di Ladang Mayat AS Berasal Dari Sini, Ngeri
Ternyata mayat-mayat yang berserakan di sebuah Ladang Mayat di Amerika Serikat (AS) itu berasal dari sumbangan orang-orang ini, ngeri.
POS-KUPANG.COM - Ternyata mayat-mayat yang berserakan di sebuah Ladang Mayat di Amerika Serikat (AS) itu berasal dari sumbangan orang-orang ini, ngeri.
Di AS ada sebuah ladang yang dipenuhi sejumlah mayat yang dibiarkan berserakan.
Hal ini seperti dikutip Grid.ID dari Tribun Jogja, tempat bernama Ladang Mayat menyimpan puluhan jasad manusia.
Mayat-mayat itu dibiarkan berserakan, membusuk hingga tinggal tulang belulang.
Baca: Menolak Berhubungan Intim, Suami Memperkosa Istrinya, Istri Malah Dihukum Pancung
Baca: Masakannya Dihina, Anak Mantu Racuni Mertua dan Keluarga, 5 Tewas
Lokasi Ladang Mayat mungkin dianggap mengerikan bagi sebagian orang.
Tapi bagi kalangan peneliti, tempat ini merupakan laboratorium keilmuan yang sangat bermanfaat.

Ladang Mayat sangat berguna dalam memahami proses pembusukan. Terutama dalam bidang antropologi forensik hingga kriminal.
Adapun Ladang Mayat ini merupakan satu dari tujuh fasilitas serupa yang tersebar di Amerika Serikat.
Fasilitas pertama dan terluas, dimiliki oleh Fasilitas Penelitian Antropologi Universitas Tennessee yang terletak beberapa mil dari pusat kota di Alcoa Highway di Knoxville, Tennessee, di belakang University of Tennessee Medical Center.
Ini pertama kali dimulai pada akhir tahun 1981 oleh ahli antropologi Dr. William M. Bass sebagai fasilitas untuk mempelajari penguraian sisa-sisa manusia.
Baca: Tak Disangka-Sangka, Inilah 9 Manfaat Kopi Bagi Kesehatanmu, Kamu Wajib Tahu
Baca: Banyak Manfaat Kesehatan Setelah Minum Kopi, Tapi Jika Jantungmu Berdebar, Waspada
Dr. Bass menjadi kepala departemen antropologi universitas pada tahun 1971.
Sebagai antropolog forensik negara bagian resmi untuk Tennessee dia sering berkonsultasi dalam kasus-kasus kepolisian yang melibatkan sisa-sisa tubuh manusia yang telah terdekomposisi.
Karena tidak ada fasilitas yang khusus mempelajari dekomposisi, maka pada tahun 1972 ia membuka Ladang Mayat pertama seluas 2,5 hektar.
Ketujuh Ladang Mayat ini berada di University of Tennessee di Knoxville, Western Carolina University, Texas State University, Sam Houston State University, Southern Illinois University dan Colorado Mesa University.
Idenya berangkat dari fakta bahwa hanya sedikit orang yang benar-benar memahami proses pembusukan tubuh manusia.
Sebelum menggunakan jasad manusia, para peneliti awalnya memanfaatkan bangkai babi. Tapi hasilnya tak sesempurna menggunakan jasad manusia.
* Bagaimana cara mempelajari mayat?
Ada beberapa skenario yang dilakukan.
Semisal pembusukan mayat dalam bagasi mobil, pembusukan mayat yang tenggelam, atau skenario-skenario lainnya dalam kasus pembunuhan.
Kemudian pengamatan dan catatan dari proses dekomposisi disimpan, termasuk urutan dan kecepatan dekomposisi dan efek dari aktivitas serangga
Baca: Paspampres Ungkap Rahasia, Jusuf Kalla Suka Melakukan Hal Ini Di Dalam Mobilnya
Baca: Mau Jadi Paspampres, Apakah Harus Ganteng dan Cantik? Ini Syaratnya, Guys
Tahap dekomposisi manusia yang dipelajari dimulai dengan tahap segar, kemudian tahap mengasapi, kemudian membusuk, dan akhirnya tahap kering.
Mungkin orang yang paling terkenal yang menyumbangkan tubuhnya untuk belajar adalah antropolog Grover Krantz, seperti yang dijelaskan oleh rekannya David Hunt di Smithsonian.
University of Tennessee Body Farm juga digunakan dalam pelatihan petugas penegak hukum dalam keterampilan dan teknik adegan-kejahatan.
* Sumber Marat dari Tempat Ini
Dikutip dari Wikipedia, ada tiga cara bagaimana Ladang Mayat mendapatkan objek untuk diteliti.
1. Melalui kantor pemeriksa medis negara bagian.
Cara ini mayat diperoleh dari jasad yang tidak teridentifikasi.
Pemeriksa medis kemudian memutuskan untuk menyumbangkan tubuh tersebut ke Ladang Mayat untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
2. Melalui anggota keluarga.
Anggota keluarga dapat menyumbangkan tubuh orang yang mereka cintai ke Ladang Mayat guna keperluan penelitian.
3. Melalui donor tubuh.
Orang-orang yang akan meninggal diwajibkan mengisi formulir persetujuan donor sebelum ajal menjemput.
Banyak orang memutuskan bahwa mereka ingin menyumbangkan tubuh mereka untuk ilmu pengetahuan dan mengisi formulir donor untuk memastikan bahwa keinginan mereka dilakukan.

Meski semua orang bisa mendonorkan tubuhnya ke Ladang Mayat, namun pihak pengelola biasanya menolak tubuh orang yang terinfeksi virus HIV, hepatitis, atau dengan bakteri resisten antibiotik.
Lebih dari 100 mayat telah disumbangkan ke fasilitas tersebut setiap tahun.
Baca: Mau Jadi Paspampres, Mesti Siap Jadi Mesin Perang dan Tameng Peluru Bagi Presiden
Baca: VIDEO: Air di Mesin Cuci Keluar Terus, Begini Cara Praktis Perbaikannya, Gampang Loh
Bahkan beberapa orang mendaftar sebelum kematian mereka, dan yang lain disumbangkan oleh keluarga mereka atau oleh pemeriksa medis.
60% sumbangan dibuat oleh anggota keluarga individu yang tidak terdaftar sebelumnya dengan fasilitas tersebut.
Lebih dari 1300 orang telah memilih untuk mendaftarkan diri.
Hmm... Jadi, apa kamu tertarik berkunjung ke ladang unik ini?.(*)