Melintas di Jalan Trans Flores, Anda Pasti akan Temukan Hal Ini di Sepanjang Jalan
Jika Anda pengguna jalan negara atau sering melintas di jalur jalan negara Borong-Ruteng pasti pemandangan ini selalu anda jumpai.
Penulis: Aris Ninu | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu
POS-KUPANG.COM | BORONG - Jika Anda pengguna jalan negara atau sering melintas di jalur jalan negara Borong-Ruteng pasti pemandangan ini selalu anda jumpai.
Pemandangan tandan pisang dikumpul di bagian kiri dan kanan jalan negara pasti bisa dilihat.
Tandan pisang yang dikumpul di depan rumah setiap hari diangkut dengan truk dan ekspedisi menuju ke Labuan Bajo lalu dibawa ke Surabaya.
Baca: Paslon Marhaen Dapat Masukan dari Tim Pakar
Pemandangan hasil kebun pisang dijual ke Surabaya dengan harga 1 tandan Rp 20 ribu yang besar dan sedangkan dua tandan Rp 20 ribu sering dijumpai.
Namun sampai sekarang pemerintah belum berpikir kalau hasil kebun yang dibawa ke Surabaya belum dikelola secara maksimal.
Minimal hasil bumi yang dijual harga disamakan. Yang terjadi harga satu tandan pisang yang dijual di desa satu dengan desa yang lain berbeda-beda.
"Ada yang jual satu tandan Rp 10 ribu atau Rp 15 ribu.Ada yang jual Rp 20 ribu.Bahkan pembeli langsung masuk ke kebun.Pemerintah harus bentuk badan usaha biar dibeli langsung di desa dengan harga yang sama.Kasihan harganya berbeda-beda,"ujar Petrus Da, warga Kisol, Kelurahan Tana Rata, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) ketika ditemui POS-KUPANG.COM di Kisol, Kamis (21/6/2018) pagi.
Ia menjelaskan,harga jual pisang yang berbeda-beda membuat petani tetap merugi.
"Kasihan petani rugi terus pembeli pisang kaya," papar Petrus.
Pantauan POS-KUPANG.COM di Kisol, truk besar yang mengangkut pisang dalam jumlah besar tampak mengangkut pisang-pisang yang dikumpul di depan rumah warga.
Semua diangkut lalu dibawa ke Labuan Bajo menuju ke Surabaya. (*)