Catatan Sepakbola

Penari Letih di Luzhniki

Saudi sempat mendebarkan lawan ketika menguasai bola 60 persen di babak pertama. Namun, mereka hanya meliuk-liuk di tengah

Penulis: dion db putra | Editor: Dion DB Putra
IST
Gelandang Timnas Rusia, Yuri Gazinskiy, merayakan gol yang dicetaknya dalam laga pembukaan Piala Dunia 2018 menghadapi Arab Saudi di Luzhniki Stadium, 14 Juni 2018. 

Catatan Sepakbola Dion DB Putra

POS-KUPANG.COM - Lama nian orang mengagumi tim nasional Saudi Arabia sebagai Brasil dari Asia. Gaya main bola mereka menekankan keindahan lewat sentuhan satu dua. Bak penari Samba, pemain Saudi doyan meliuk-liuk di antara kepungan lawan. Tidak suka memainkan bola panjang diagonal atau umpan-umpan jauh. Tiki-taka diyakini lebih mujarab hingga sampai saat yang tepat melepaskan tembakan jitu ke gawang lawan.

Sentuhan bola pendek itu mereka perlihatkan dengan sempurna ketika mengawali laga perdana melawan tuan rumah Rusia seusai acara pembukaan Piala Dunia 2018. Namun, keindahan ala Samba tak bertahan lama.

Kamis malam 14 Juni 2018 di Stadion Luzhniki Moskwa, Arab Saudi sungguh keletihan setelah gol kedua Rusia di penghujung babak pertama. Tim kebanggaan Raja Salman terlampau rapuh untuk sekadar mengejutkan tuan rumah yang tampil gagah perkasa di hadapan sang presiden Vladimir Putin.

Hujan gol terjadi di paruh kedua. Arab kemasukan lima gol tanpa balas. Suhu Moskwa yang dingin berubah panas menggairahkan bagi pemuja tim Beruang Merah!

Baca: Kekalahan, Jiwa Besar dan Politik. Apresiasi untuk Catatan Sepakbola Dion DB Putra

Saudi sempat mendebarkan lawan ketika menguasai bola 60 persen di babak pertama. Namun, mereka hanya meliuk-liuk di tengah lapangan hingga begitu minim mengganggu jaring gawang Igor Akinfeev. Penguasaan bola saja tidak cukup. Perang bola butuh gol demi kemenangan.

Brasil Asia 2018 kekurangan kreator lapangan tengah dan predator di mulut gawang musuh. Abdullah Otayf , Tasir Al-Jassim, Yahya Al-Shehri dan Salem Al-Dawsari begitu sulit menembus barikade blok tengah Rusia yang dikawal apik Yuri Zhirkov, Yuri Gazinskiy, Roman Zobnin dan Aleksandr Samedov.

Kurangnya pasokan bola dari tengah maupun sayap kiri dan kanan membuat Salman Al Faraj dan Mohamed Al-Sahlawi sangat jarang bisa masuk ke kotak penalti Rusia untuk merepotkan kiper Igor Akinfeev.

Formasi Saudi 4-5-1 tidak efektif mendobrak pertahanan Rusia yang kokoh. Saudi bahkan tak sekalipun melepaskan tembakan yang tepat sasaran ke gawang lawan. Nasibnya mirip Argentina di final Piala Dunia empat tahun silam.

Rusia bermain sabar dan taktis menghadapi serdadu Saudi yang energik di babak pertama. Pelatih Stanislav Cherchesov meracik formasi serangan 4-4-2 yang rancak menyengat. Hanya memerlukan waktu 12 menit bagi Rusia menjebol gawang Arab Saudi yang dikawal Abdullah Al-Maiouf. Sundulan Yuri Gazinskiy masuk mulus ke pojok kanan gawang Al-Maiouf.

Baca: Rusia Menghibur Dunia

Setelah gol pertama Arab Saudi masih bermain rapi dan solid. Mereka berkali-kali sukses menghalau serangan beruntun Rusia. Tapi petaka datang 120 detik menjelang turun minum. Koordinasi buruk lini belakang memudahkan Rusia menambah gol lewat tembakan jarak dekat Denis Cheryshev.

Ketika Artem Dzyuba mencetak gol ketiga bagi Rusia menit ke-71, koordinasi permainan tim asuhan Juan Antonio Pizzi benar-benar remuk. Gol Denis Cheryshev (menit ke-90+1') dan Aleksandr Golovin (90+4') hanya menggenapi derita Samba Asia yang sudah kehabisan ide dan napas.

Tambah lagi litani rekor kemenangan terbesar pada laga pembuka Piala Dunia. Pizzi gigit jari dan tak sanggup menutup pilu. "Pertandingan yang sulit dan kami mengalami kekalahan besar tak terduga," kata Juan Antonio Pizzi seperti dikutip dari BBC.

Meski kecewa, pelatih yang sukses memimpin Chile menjuarai Copa America 2016 itu tetap bersikap profesional. Dia memuji lawannya. "Rusia tampil sangat bagus, sedangkan kami sebaliknya. Saya tak percaya tim lawan telah melakukan segalanya untuk memberikan kejutan kepada kami. Hasil pertandingan menggambarkan kinerja kami yang buruk," ucap Pizzi.

Pizzi akui kesalahan taktik dan berusaha lebih baik pada laga berikut melawan Uruguay 20 Juni 2018 di Stadion Rostov Arena. "Mengenai strategi, kami harus melakukan perubahan. Sekarang kami harus melupakan kekalahan ini dan memikirkan pertandingan selanjutnya," demikian Juan Antonio Pizzi.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved